Delapan

3 5 0
                                    

Rea-die • Update

Vote

Coment

Happy Reading!

___

Keesokan harinya Dipta kembali mendatangi Rea tapi selalu saja gadis itu mengelak dan membuatnya kesal.

Apa susahnya sih cuma wawancara, beda lagi kalau memang ada sesuatu yang disembunyikan.

Bruk

Dipta mendudukkan tubuhnya pada kursi empuk yang ada di ruangan jurnalistik dengan kasar. Hal itu membuat perhatian beberapa orang yang ada disana beralih kearahnya.

Mario yang melihat sosok Dipta dengan wajah antara malas dan kesal bercampur jadi satu.

"Kenapa lo?" Tak ada tanggapan apapun dari Dipta.

"Gimana wawancaranya udah dapet lo?"

Lagi lagi hening.

"Yaelah cuma wawancara begini aja lo gak bisa, gimana besok mau wawancara artis." Ejek Mario. Jangan salahkan Dipta salahkan kemampuannya yang memang bukan di bidang ini. Dan tentunya tak sejago Mario yang udah bertahun tahun gabung di jurnalistik sedangkan ia baru pertama kali dan hanya coba-coba.

"Gak minat juga wawancarai artis." Sahut Dipta datar tanpa repot-repot menoleh kearah Mario.

Mario terkekeh sebentar. "Gue kasih waktu ke lo Sampai tiga hari kedepan. Kalo gak berhasil, serahin ke gue."

Hanya gumaman yang dilakukan Dipta untuk membalas ucapan Mario itu.

☘☘☘

Rea dan kedua temannya berjalan keluar dari kelas. Tujuannya tentu saja adalah kantin karena sekarang adalah waktunya istirahat.

Tapi saat tepat berada di depan pintu kelasnya tiba tiba lengannya ditarik seseorang dan membawanya pergi berlawanan arah dengan koridor menuju kantin.

Rea melebarkan matanya. Apa-apaan ini? Siapa yang sedang menarik lengannya ini?

Sedangkan kedua temannya, Fani dan Hana hanya terbengong melihat pemandangan yang juga membuatnya terkejut.

Rea berusaha untuk melepas cekalan yang ada pada pergelangan tangannya.

"Lepas!"

Tapi ia tak mendapat apa yang diminta. Si empu malah terus saja berjalan.

Rea meneliti koridor yang ia lewati ini. Menerka-nerka akan dibawah kemana ia. Dan, melihat papan petunjuk didepan sudah pasti ini koridor menuju ke beberapa ruang lab dan....ruang ekstrakulikuler jurnalistik!

Apa dia Dipta?!

Rea melepas tangannya paksa dan membuatnya meringis kecil akibat rasa panas yang ia rasakan.

Dipta berbalik menatap kearahnya. Harus beralasan apalagi ia kali ini.

Melihat tatapan laki laki itu entah kenapa ia merasa gugup dan hmm sedikit tak nyaman. Ia menunduk tak berani berlama-lama menatap mata coklat terang itu.

"Aku_"

"Gue gak terima alasan apapun." Dipta memotong ucapan Rea begitu saja.

Laki-laki itu kembali mengambil lengan Rea dan berniat membawanya menuju ruang jurnalistik.

"Bentar bentar!" Cegahnya.

Dipta kembali menatap kearah Rea. Kali ini tak sedari tadi, ada sedikit guratan di dahinya.

"Hmm, aku gak bisa." Ucap Rea dengan cepat.

"Kenapa? Ini bukan hal sulit. Lo cuma tinggal jawab beberapa pertanyaan dari gue. Bahkan mungkin gak sampai lima pertanyaan," ia menjeda. Rea membuka mulut ingin menyelah tapi dengan cepat Dipta melanjutkan ucapannya. "Dan lo gak perlu mikir buat jawab pertanyaannya."

"Aku, aku gak bisa. Aku gak mau."

"Apa alasan lo nolak buat diwawancarai?"

"Menurut ku ini bukan hal penting dan menarik buat diangkat jadi berita." Rea menyuarakan isi pikirannya. Tak lebih hanya untuk mengelak.

"Kata siapa? Kejadian itu masih jadi tanda tanya besar di kalangan pelajar, bahkan guru guru. Dan lo sama sekali gak buka suara atas kesaksian lo." Ucap Dipta tak mau kalah. "Dan satu lagi, gue gak butuh pendapat lo tentang penting gak pentingnya berita ini."

Rea menggigit bibir dalamnya kesal. Astaga ia kalah beradu argumen. Tak mungkin 'kan ia berkata jujur tentang apa yang ia lihat. Tidak tidak! Tidak boleh ada yang tau.

Asik dengan pikirannya membuat ia tak sadar jika Dipta sudah kembali membawanya ke ruang jurnalistik.

________________________________

TBC

Curhat dikit,

Disini aku gak dapet feel saat nulis ini. Dan, beberapa hari ini juga dunia imajinasi ku rasa buntu. Jadi aku mau minta maaf jika beberapa part sedikit membosankan🙏🙏🙏

Jangan lupa Vote dan coment.

Satu vote dan coment dapat membantu kita buat lebih semangat nulis gess. Terimakasih

Yuk Coment!!!

Tekan ⭐ nya juga:)
Karena itu gratis!!!!

#angkah6.project adalah project pemula untuk penulis pemula. Ceritanya pun benar-benar awal dan bebas genre. Jadi jika ada kekeliruan mohon dikoreksi. Karena kita lagi sama-sama belajar.

Baca cerita yang lain juga!!!!
Senin & Kamis : Sweet Door
Bermulai dari menghilangnya anak kecil secara misterius lalu secara perlahan rahasia mulai bermunculan. titaniananda
Selasa & Jumat : Rea-die
Kisah seorang perempuan yang bisa tau apa yang seharusnya tidak diketahui. (Saya)
Rabu & Sabtu : Senyawa
Ini bercerita tentang keterikatan antara dua orang. Mengupas cara mereka menyikapi takdir yang terlalu bercanda dengan kehidupan mereka. rialusiandari
Rabu & Minggu : Entah lah
Cerita masa lalu yang belum usai datang bersamaan dengan masalah lainnya. Lihat mana yang diprioritaskan. elisa49725
Sabtu & Minggu : Gas "Substitute"
Menceritakan tentang seorang wanita yang bimbang dalam memilih takdirnya serta laki-laki gagah yang tampan nan kaya. cahya0905

Satu vote dan komen dari kalian sangat berarti buat kami.......

Salam Bahagia...
07082020

Asyamaisya⚛

Rea-dieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang