Sembilan

3 5 0
                                    

Rea-die • Update

Vote

Coment

Happy Reading!

___

Rea duduk di kursi empuk yang ada diruang jurnalistik. Didepannya sudah ada Dipta tentunya juga satu orang perempuan yang entah siapa namanya yang jelas dia juga dari ekskul jurnalistik.

"Oke kita mulai aja." Ucap perempuan itu dan diangguki oleh Dipta.

Rea memasang wajah setenang mungkin. Ia pasti bisa mengatasi ini semua.

Perempuan itu pun mulai menanyakan kesaksian Rea.

"Sebelumnya aku memang berada di sekitar lapangan."

Dia berbohong.

"Lalu bagaimana bisa kamu tahu kalau papan itu akan roboh? Padahal aku sendiri yang ada cukup dekat dengan papan itu saja tak mengetahui tanda-tanda."

Rea menatap Dipta sesaat lalu kembali menatap perempuan itu. "Aku melihat papan itu sedikit bergerak. Dan mungkin karena gerak reflekku yang cepat aku langsung menolong gadis yang berdiri di bawahnya itu."

"Ini kejadian biasa bukan? Tak ada hal menarik apapun dibalik kejadian ini." Tambah Rea.

"Tapi, papan itu nampak berdiri kokoh dan tidak ada keretakan apapun sebelumnya." Perempuan itu menyuarakan keanehan yang ia pikirkan. Rea menghembuskan napas malas.

"Jangan tanyakan kepadaku. Aku mana tahu penyebab papan itu roboh. Lagian ini semua udah takdirnya dan tidak semua yang digariskan Tuhan dapat dipertanyakan manusia 'kan." Rea menatap Dipta dan perempuan itu yang hanya diam. "Oh ya, semakin kalian menanyakan hal hal aneh itu bukan malah mendapat jawaban tapi malah terlihat bodoh."

"Oh dan satu lagi, aku yakin masih banyak berita lainnya yang lebih menarik dari berita klise seperti ini."

Dipta diam ditempatnya. Tentu saja yang dilakukan laki-laki itu adalah menyimak. Entah apa tugasnya. Dan sedari tadi dia terus berpikir mulai dari kebohongan yang dilakukan Rea saat menjawab pertanyaan pertama lalu disusul jawaban-jawaban biasa yang entah mengapa membuat Dipta menaruh curiga pada gadis itu. Terlebih sikap menolaknya.

Kalo cuma jawabannya seperti itu kenapa sebelumnya ia bersikeras untuk menolak wawancara ini?

Aneh.

Tanpa menunggu persetujuan Dipta dan perempuan itu, Rea pamit undur diri karena merasa wawancara tidak jelas ini sudah selesai.

☘☘☘

Rea masuk ke dalam kelas dengan wajah suntuk. Ia bahkan mengabaikan orang-orang disekitarnya dan langsung duduk di kursinya.

"Eh, Rea kenapa?" Tanya Hana.

"Re, kok cepat banget wawancaranya?" Lagi lagi tak ada jawaban dari Rea. Gadis itu masih dalam mood jeleknya.

Hana dan Fani saling tatap. Melihat keanehan dari temannya itu, mereka memilih untuk diam terlebih dulu.

Rea menghembuskan napas keras.

Ia menatap kearah kedua temannya secara bergantian.

"Mereka gak jelas. Bikin mood ku jelek aja."

Fani tentu mengerutkan dahi bingung dengan ucapan Rea tersebut. "Maksudnya? Kalo cerita jangan setengah-setengah deh, langsung aja."

"Wawancaranya gak jelas. Masa aku ditanya bagaimana bisa tuh papan roboh, kan aneh."

Fani menggaruk kepalanya. Gadis itu masih mencerna lamat-lamat ucapan Rea. Dan kemudian tertawa.

"Gila! Apaan tuh tim jurnalistik kayak kagak ada bahan berita lain aja." Ucapnya disela-sela tawanya. Rea menaikkan bahunya acuh.

"Kenapa sih?" Rea dan Fani seketika menatap Hana horor.

Astaga nih anak lemotnya kebangetan!

Hana yang mendapat tatapan seperti itu pun memilih diam kembali dan tak melanjutkan pertanyaannya. Walau sebenarnya dalam otaknya banyak sekali kalimat-kalimat tanya yang ingin ia suarakan.

Tak lama seorang guru masuk kedalam kelas dan mulai melanjutkan pembelajaran.

________________________________

TBC

Jangan lupa tekan ⭐
Karena itu gratis.

Kasih komentar juga ya;)

#angkah6.project adalah project pemula untuk penulis pemula. Ceritanya pun benar-benar awal dan bebas genre. Jadi jika ada kekeliruan mohon dikoreksi. Karena kita lagi sama-sama belajar.

Baca cerita yang lain juga!!!!
Senin & Kamis : Sweet Door
Bermulai dari menghilangnya anak kecil secara misterius lalu secara perlahan rahasia mulai bermunculan. titaniananda
Selasa & Jumat : Rea-die
Kisah seorang perempuan yang bisa tau apa yang seharusnya tidak diketahui. (Saya)
Rabu & Sabtu : Senyawa
Ini bercerita tentang keterikatan antara dua orang. Mengupas cara mereka menyikapi takdir yang terlalu bercanda dengan kehidupan mereka. rialusiandari
Rabu & Minggu : Entah lah
Cerita masa lalu yang belum usai datang bersamaan dengan masalah lainnya. Lihat mana yang diprioritaskan. elisa49725
Sabtu & Minggu : Gas "Substitute"
Menceritakan tentang seorang wanita yang bimbang dalam memilih takdirnya serta laki-laki gagah yang tampan nan kaya. cahya0905

Satu vote dan komen dari kalian sangat berarti buat kami.......

Salam Bahagia...
12082020

Asyamaisya⚛

Rea-dieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang