#5

44.5K 803 5
                                    

Hari-hari berikutnya dilalui Shen Yanfei seperti biasa meski dia harus sedikit sibuk untuk mempersiapkan acara wisudanya beberapa bulan lagi.

Beberapa hari ini Shen Yanfei tahu dirinya diikuti tapi dia tidak mengambil pusing masalah itu dan tetap beraktivitas seperti biasa. Shen Yanfei tahu orang yang mengikuti dirinya adalah bawahan Long Ze yang mungkin takut dia akan berbuat sesuatu.

Hanya saja ada hal lain yang menjadi tambahannya sekarang, seperti Gu Xiang yang selalu menyempatkan diri untuk mengganggu dirinya dengan alasan pertemanan. Setiap hari Gu Xiang akan membawakan Shen Yanfei berbagai macam makanan untuk dinikmati berdua dengan Shen Yanfei.

Hari ini, Shen Yanfei menyibukkan dirinya di perpustakaan membaca beberapa buku setelah menghabiskan waktu seharian bertemu dosen pembimbingnya. Di sebelah Shen Yanfei ada Gu Xiang yang sedang duduk sambil menikmati es krim rasa strawberry.

"Kau mau bekerja di mana setelah lulus?" Gu Xiang mendekatkan diri ke arah Shen Yanfei yang sibuk membaca buku.

Shen Yanfei yang mendengar pertanyaan Gu Xiang mengangkat kepala tampak berpikir dengan saksama dan hati-hati. Shen Yanfei juga melirik secara diam-diam ke arah Gu Xiang yang menanti jawaban keluar dari bibirnya.

"Ke Italia, aku dengar di sana banyak pria tampan dan memiliki kharisma kuat. Aku pasti puas di ranjang," jawab Shen Yanfei asal yang sukses membuat Gu Xiang kesal dan menampar tangan Shen Yanfei.

"Hahahaha," tawa lembut Shen Yanfei terdengar sebelum dia buru-buru menutup mulut takut dimarahi petugas perpustakaan.

"Ish, kau ini! Bilang saja kau hanya ingin membalikkan perkataan ku," keluh Gu Xiang dengan wajah kesal bercampur malu.

Shen Yanfei menyembunyikan tawanya dan kembali melanjutkan membaca buku. Ya tujuan Shen Yanfei adalah Italia, dia ingin hidup di kota di mana penduduknya tidak terlalu memikirkan kehidupan orang di sekitar. Dia ingin memperlihatkan wajah cantiknya di depan orang lain, jika di sini terus maka dia tidak akan mendapatkan suami.

Kata-kata yang disampaikan Shen Yanfei secara bercanda itu memasuki telinga Gu Xiang dan orang lain. Gu Xiang bertekad untuk mengikuti ke manapun Shen Yanfei pergi sebagai sahabat baiknya.

Telinga lain yang juga mendengar dan langsung melakukan panggilan lain kepada seseorang.

Hari berlalu dengan cepat, hari yang dinantikan Shen Yanfei juga sudah lewat seminggu, siang ini Shen Yanfei sedang duduk di bandara menunggu keberangkatan. Di sebelah kanannya ada Gu Xiang yang terlihat juga penuh semangat dan terlihat tidak sabar.

"Kenapa kau bisa ikut denganku?" Shen Yanfei menatap horor Gu Xiang yang sedang memakan es krim rasa vanila di sebelahnya.

Gu Xiang tidak menjawab dan hanya tersenyum canggung sembari menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Hari ini Gu Xiang memakai gaun berwarna ungu dengan rambut panjang tergerai, sedangkan Shen Yanfei memakai kaos dan celana jeans ketat yang memperlihatkan lekukan tubuhnya yang indah.

Sayang penampilan cantik itu ternodai oleh wajahnya yang jelek dan kulitnya yang hitam dekil.

"Aku sudah berjanji akan pergi ke manapun kau pergi. Hehehe," jawab Gu Xiang malu-malu dengan wajah memerah.

Shen Yanfei memutar matanya malas akan tetapi ada kebahagiaan tersembunyi di bibir dan matanya. Ke-duanya melangkah menaiki pesawat yang akan mengantar mereka ke kota yang dituju di Negara itu.

"Putriku sudah pergi," keluh ibu Shen Yanfei saat menunggu berita dari anak buah suaminya.

Di sisi depan, suaminya hanya memutar mata malas melihat tingkah sang istri.

"Kau ini, selama beberapa tahun putrimu di luar kau juga tidak peduli padanya. Lalu apa salahnya jika dia pergi ke luar negeri mencari pengalaman hidup dan bisa membawakanku menantu tampan dan cucu yang berkualitas." Tuan Shen menegur istrinya yang penuh drama.

Nyonya Shen yang mendengar ucapan suaminya mengerucutkan bibir kesal. "Dia sudah punya calon suami, Long Ze dan pertunangan mereka sudah ditentukan sejak kecil dan kau masih berpikir dia dapat menemukan lelaki lain. Ayah macam apa kau ini?"

"Hei apa kau lupa? Anak itu mempermalukan putri kita di depan orang lain. Kurasa kau benar-benar lupa kalau itu adalah penyebab putrimu memilih tinggal di luar dengan identitas lain." Tuan Shen kembali berbicara dengan wajah penuh keluhan.

"Long Ze waktu itu hanya kesal, setelah melihat perubahan pada Yan kita aku yakin dia akan berubah dan akan mencintai Yan kecil kita." Nyonya Shen terlihat penuh semangat.

Shen Yanfei yang tengah dibicarakan merasakan bulu kuduknya berdiri. Dia bersin beberapa kali sebelum dengan cemas memeluk bantal kecil di tangannya. Lamanya perjalanan yang Shen Yanfei tempuh bersama Gu Xiang mengantar ke-duanya pada tempat yang mereka tuju.

Shen Yanfei sudah menghentikan sebuah kendaraan umum untuk menuju ke rumahnya yang telah dibelikan oleh kakak tertuanya. Melihat Gu Xiang masih mencoba menghubungi seseorang dengan satu tarikan Shen Yanfei membawa Gu Xiang naik ke angkutan umum yang telah dihentikan tadi.

"Kau belum punya tempat tinggal di sini?" tanya Shen Yanfei kesal.

Gu Xiang tersenyum canggung sembari mengangguk, dia memang belum membeli tempat tinggal dan hanya akan menginap di hotel untuk sementara waktu. Setidaknya sampai ia menemukan tempat tinggal yang dekat dengan rumah yang ditempati Shen Yanfei.

"Kau ini, ya sudah sampai kau punya rumah kau boleh tinggal di tempatku." Shen Yanfei akhirnya menyerah saat melihat wajah canggung milik Gu Xiang.

Shen Yanfei menunjukkan jalan menuju ke tempatnya dan si sopir dengan sigap mengikuti arah jalan yang diberikan oleh Shen Yanfei. Mereka sampai di sebuah apartemen yang terlihat mewah dan juga memiliki banyak lantai.

Shen Yanfei turun dan membayar sesuai harga yang tertera sekaligus memberikan tips karena telah mengantar mereka dengan aman. Shen Yanfei turun diikuti oleh Gu Xiang dengan tangan menarik koper.

"Tempatmu tinggal lantai berapa?" tanya Gu Xiang dengan wajah penuh harap.

Gu Xiang merasa lelah karena telah melewati perjalanan yang jauh. Saat ini yang dibutuhkan Gu Xiang adalah istirahat dan tidur, apalagi yang paling Gu Xiang butuhkan adalah mengisi perutnya yang lapar.

My  Wife Is A DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang