INSECURITY 5

94 12 8
                                    

YUHUUUU AKU UPDATE LAGI!!!!

Karna aku baik hati dan tidak sombong, makanya updatenyya cepet😂😂😂. Semoga suka ya......

Jangan lupa tekan tombol bintang⭐⭐⭐

Comment yang BWANYAKKKKK disetiap paragrafnya.

Dan SHARE cerita ini ketemen - temen kalian. Oce👍👍👍

Apresiasi kalian sangat bermakna buat aku. THANK YOU❤❤❤

____________________________________

"Yang ku tahu, setiap berada didekatmu, hatiku berdesir memberikan getaran hangat menyenangkan. Tak tahu apa maknanya tapi satu yang selaluku yakini, hanya kamu penyebabnya. "
- Anastasya Ilianova .


Pagi ini sangat cerah, sinar matahari menyembul dari balik awan, kicauan burung terdengar merdu ditelinga, rindangnya pepohanan dan segarnya udara pagi siap mengawali hari.

Kini Asya tengah bersiap untuk berangkat sekolah. Seperti biasa ia akan mengamati penampilannya didepan cermin, mencoba mengumpulkan segala energy untuk menjalankan rutinitasnya hari ini.

Setelah dirasa cukup, Asya mengambil segala perlengkapan sekolahnya kemudian turun kebawah untuk sarapan dengan keluarga. Suara cempreng milik Saras langsung menyapa telinga ketika ia sampai ditangga paling bawah.

"Dek ayo buruan nanti kakak telat!" Dengan hebohnya Saras berjalan mondar - mandir sambil mengikat rambutnya asal. Jangan lupakan mulutnya yang penuh dengan roti bakar dan selai yang belepotan di bibirnya.

Cantik si cantik tapi kelakuannya barbar. Pikir Asya. Bagaimana tidak? Kakaknya sekarang seperti orang kesurupan yang tidak jelas akan melakukan apa. Hanya mondar - mandir sana - sini tanpa arah tujuan.

"Emang mau ngapain?" Tanya Asya sambil mengoleskan selai pada roti yang telah disiapkan bundanya.

"Ada janji temu sama ayang bebeb sebelum masuk kelas."

Ha? Asya cuma bisa cengo sambil mangap melihat keabsurdan kakaknya yang satu ini. Ada ya, yang mau dengan spesies langka kaya gini?

Ya! Saras baru saja jadian dengan kakak tingkatnya tadi malam melalui telfon katanya. BUKANNYA NGERJAIN TUGAS MALAH ASYIK PACARAN! Setelah pernyataan single kemarin siang, ternyata kakaknya itu kini sudah tidak menjomblo lagi. Betapa panas telinga Asya tadi malam ketika mendengar ocehan Saras yang nggak kelar - kelar, menceritakan bagaimana detik - detik dirinya sold out.

"Ya ampun, gitu aja heboh. Untung kak Angga nggak liat kelakuan kakak. Kalo liat pasti dijamin langsung ilfeel berkepanjangan."

"He curut! Lu ngerti apa soal cinta - cintaan. Cowok aja belum ada."

"Ada aja tuh kalo mau." Sangkal Asya asal ceplos.

Beginilah Asya bila sedang berdebat dengan Saras. Yang tadinya aku-kamu menjadi gue-lo. Dengan ucapan tanpa rem, nyrocos terus kaya ban bocor. Tidak akan ada yang mengalah, baik yang kecil maupun yang besar sama saja. Saras yang siap berdebat dengan segala kata pedas, melawan Asya yang kalem nan cuek. Menjawab seadanya tanpa feeling dan datar, juga nggak perlu pikir panjang. Alhasil perdebatan mereka terus berlanjut ngalor ngidul tidak jelas.

"Ngapain nih pagi - pagi udah ribut?" Suara berat milik sang ayah menyapa gendang telinga. Keduanya langsung kicep melihat ayahnya datang dengan keadaan sudah rapi sambil menenteng tas kerjanya.

INSECURITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang