INSECURITY 12

41 5 0
                                    

"Bukan masalah cantik, tapi justru lebih penting menarik untuk mengambil hati." – Rafael Gibranata Wijaya

Terdengar suara decitan antara sepatu dan lantai, serta pantulan bola yang menggema dipenjuru ruangan. Suasana lapangan basket ini tampak ramai diisi anak basket yang sedang berlatih, tidak terkecuali Rafael dan sahabatnya Tegar. Mereka semua sedang sibuk melatih diri untuk menyiapkan pertandingan yang akan datang. Tak mau membuka kesempatan untuk lawan memenangkan piala kemenangan. Fokus, fokus, dan fokus adalah suatu kewajiban.

Dengan nafas terengah dan pasokan udara yang mulai menipis di dada, mereka semua berhenti melakukan kegiatan ketika sang pelatih meneriakan kata 'cukup' dan 'berkumpul' sebagai perintah. Tak ada satu pun dari mereka yang bersuara ketika diberi amanat dan masukan.

"Okei latihan hari ini cukup. Skill kalian banyak yang meningkat dari bulan sebelumnya, jadi bapak tidak begitu khawatir. Tapi ingat jangan sampai lengah, tetap latihan secara teratur untuk pertandingan besok. Mengerti?" Kata Pak Rendra tegas.

"Siap pak!" jawab mereka serempak.

"Baik, kalo begitu kalian bapak beri waktu istirahat selama satu jam, sehabis itu langsung kembali lagi ke kelas masing – masing!"

"OKEI PAK!"

Kerumunan itu pun langsung bubar meninggalkan lapangan untuk mencari tempat peristirahatan. Menyisakan seseorang yang masih tegak berdiri dengan tangan yang sibuk mendribel bola, di temani sahabatnya.

"Rafael! Bapak mau bicara," ucap Pak Rendra ketika cowok itu hendak melangkahkan kakinya pergi.

"Iya pak?"

"Bapak cuman mau pesen,sebagai kapten tolong jaga kekompakan tim dan kualitas main kamu ya. Bapak berharap banyak. "

"Baik pak, saya usahakan." Jawab Rafael tegas dengan suara beratnya. Menandakan kesungguhan. Tatapan matanya menatap tajam mempertegas semua hal. Bukan apa, Rafael sudah biasa mendapatkan tanggung jawab besar sejak kecil, jadi bukan masalah besar baginya untuk mengemban satu tugas lagi sebagai kapten basket di SMAnya ini.

"Kamu tahu kan posisi kamu tidak hanya sebagai kapten, tapi juga kunci kemenangan kita?"

Rafael mengangguk memahami, kemudian Pak Rendra berucap sambil berlalu pergi. "Jaga diri baik – baik." Dengan menepuk pundak cowok itu pelan. Rafael hanya diam tidak membalas, tapi semua petuah itu ia tanamkan dalam hati. Amanah apapun yang diberikan kepadanya adalah suatu tanggung jawab yang harus ia laksanakan, mau menyangkut masalah kecil ataupun besar baginya semua itu sama saja.

Setelah pelatihnya berlalu, Tegar langsung mengajak Rafael duduk di gazebo sekolah untuk menghilangkan penat, ditemani sebotol soda yang baru saja mereka dapatkan dari Wina. Kebetulan gadis itu sedang ada pelajaran Biologi jadi harus pergi keLaboratorium, dekat lapangan basket.

Melihat ada kesempatan emas, tentu saja Wina langsung bergerak cepat untuk membelikan minuman pelepas dahaga, lengkap dengan Tegar yang masuk dalam list orang yang harus ia belikan. Dengan lagak malu – malu tapi mau akhirnya gadis itu memberanikan diri untuk mendekat dan memberikanya langsung pada Rafael. Awalnya memang gagal karena cowok itu menolak, tapi ternyata pada akhirnya berhasil juga. Bermodal muka sedih dan tatapan kecewa, cowok dingin bak es itu langsung luluh, walaupun tidak mengucapkan kata terimakasih sama sekali. Tapi rasanya sama saja, menyenangkan.

Disatu sisi Rafael tidak tau jika Wina bisa menjadi seagresif ini padanya. Bukanya ia sudah memperingati gadis itu untuk tidak menanam angan dan harap pada hubungan mereka. Tapi kenapa malah kenyataanya menjadi seperti ini? Wina yang dulu malu – malu bahkan untuk sekedar menatap kearah matanya, kini berubah menjadi gadis yang berani menunjukan segala macam perasaan yang bersemayam dalam dada. Melakukan hal itu secara terang – terangan di hadapan Rafael tanpa rasa malu yang membelenggu seperti biasa. Apa gadis itu sedang berusaha untuk mencuri hatinya?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

INSECURITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang