3

11.2K 1.4K 83
                                        

Aku sedih gak ada yang komen. Tapi walaupun gak ada yang komen aku akan tetap lanjutin cerita ini.

Karna aku mau belajar terus.

Mark memarkirkan mobilnya di depan teras rumahnya,tidak ia masukkan ke garasi karna ia bersama Cacha, Pacarnya.

"Wuihh bawa pacar pulang nih. Mami papi dapet mantu!"teriak Jeno

PLAK!

"Bacod lu sipit"jawab si Chaca. Ia dan Jeno memang teman sekelas

Tita yang sedang di dapur tersenyum. Mark untuk pertama kalinya membawa kekasihnya ke rumah.

"Ayo sini kalian makan sekalian. Mami masak daging lada hitam"ajak Tita

Chaca menuruti perintah Tita. Ia membantu Tita menata makanan.

"Aku keatas dulu ya ganti baju"pamit Mark

Mereka mengangguk . Tita menyapa Chaca lembut.

"Kamu temennya Mark di kampus? Oh ya nama kamu siapa?"tanya Tita

"A-aku temennya Jeno tante. Dikenalin Jeno sama kakaknya,eh ternyata mark-

"Namaku Chaca tante"

"Namanya cantik kaya orangnya,imut"puji Tita

Chaca tersenyum "tante juga cantik kaya barbie"

Mereka makan siang bertama,mereka makan dengan lahap.

"Tante lagi hamil ya? Berapa bulan? Wah,kak Mark sama Jeno pasti seneng"

Claangg

"Aku selesai makan,mau langsung belajar di kamar?"

"Mark-

"Ayo cha. Aku udah selesai makan"final mark

"Aku pamit keatas ya tante"pamit Cacha

"Iya,have fun ya"

Jeno hendak pergi meninggalkan Tita juga. Tapi ia terhenti saat mendengar suara sendok yang jatuh di lantai.

"Aakkhh"rintih Tita sambil meremas gaunnya

"Mamiii"panggil Jeno

Mbok Minah yang berada di dapur langsung menghampiri mereka.

"Mbak Tita kenapa?"tanya mbok Minah panik

Tita sekuat tenaga memaksa untuk tersenyum, menyembunyikan sakitnya.

"Gak apa apa kok bi. Cuma agak sakit perut"

Ia melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Menyimpan rasa sakitnya sendirian.

Jeff pulang kerja dan langsung masuk ke kamarnya. Menghampiri Tita yang bergelung dengan selimut tebal dan AC yang tidak menyala.

Tangannya bergerak membuka selimut dan terkejut melihat Tita dengan wajah super pucat.

"Hei,kenapa tidak telfon? Sakit lagi?"tanyanya lembut

Tangannya membelai perut Tita yang terasa kaku.

"Sudah tidak sesakit tadi. Jangan khawatir"

Tita menenggelamkan wajahnya di lengan kekar suaminya.

"Kita mandi terus makan malam ya,mandi bareng hehe"ajak Jeff

"Mau banget?"

"Iya,udah lama kita gak mandi bareng"

Jeff menggendong istrinya ala bridal style kearah kamar mandi dan ya seperti yang Jeff minta mereka akhirnya mandi berdua.

Selesai mandi Jeff dan Tita menghampiri kedua anaknya yang bermain play station di ruang tengah.

"Asik banget sampai mami papi gak disapa"tegur Jeff

"Gak lihat tau"jawab Jeno

Tita mengelus rambut kedua anaknya. Mereka sejak masuk SMP sudah menolak untuk dicium dan sentuh pipinya dengan alasan sudah besar.

"Kalian gimana sekolahnya?"tanya Tita

"Kaya biasanya. Berangkat,pulang,pacaran"sahut Jeno

Mark menatap ayahnya "pi aku aku tanya"

"Tanya apa? Tanya aja sih"

"Aku anak haram ya pi?"tanya mark

Jeff dan Tita saling pandang

"Mark, papi kan udah jawab dulu, salah cetak tanggal lahir di akte kamu"jawab Jeff

"Aku udah gede pi udah ngerti. Masa akte Jeno juga salah cetak? Kita berdua anak haram kan?"

"Papi sama mami punya kita sebelum menikah kan? Bener ya?"tambah Jeno

Jeff berdiri dari duduknya dan mendekat kearah anaknya.

"Ada satu alasan kenapa tanggal lahir kalian lebih tua dari tanggal pernikahan mami papi"jawab Jeff

"Apa alasannya? Aku sama Jeno anak angkat?"tanya Mark dengan suara agak kencang

Tita sudah menangis disana, berdoa agar Jeff tak menceritakan semuanya.

"Dengar, kalian berdua anak mami papi. Gak peduli sama tanggal lahir,kalian tetap anak Jeff sama Thalita"

"Aku capek diledekin kalo aku anak haram! Anak angkat!"ujar Mark

Tita memeluk Mark dari belakang,tapi sedetik kemudian ia menghempas tubuh Tita sampai jatuh di sofa.

"MARKK!"marah Jeff

Putra sulungnya sudah berlari ke kamarnya. Si bungsu hanya diam di tempat.

"Mas udah mas. Aku gak apa-apa"Tita tak mau anak dan suaminya bertengkar

Jeff mengusak rambutnya kasar

"Jeno jangan berani tanya soal hal ini lagi ya. Papi gak suka"

Jeno hanya mengangguk

Mark membanting pintu kamarnya keras-keras. Ia benci ayahnya.

"Apa susahnya sih tinggal jawab iya atau enggak. Kenapa berbelit-belit!"

Ia menyalakan vapenya dan mulai merokok di balkon kamarnya.

"Kenapa kalian gak ngerti juga sih... Aku gak mau punya adik lagi,jujur aku takut aku benar anak haram atau anak angkat-

"Apa mami papi bakalan tetap sayang sama aku sama Jeno?"ucap Mark lirih


Next?

Terimakasih sudah menyempatkan membaca. Jangan lupa vote dan komen ya...💚

The Strongest MommaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang