Komennya turun loh, please komen walaupun cuma satu kata😪
Jeff mengeramasi rambut istrinya yang mulai tipis itu dengan telaten dan sabar. Tak lupa ia membawa hair dryer agar istrinya itu tidak demam karna rambutnya basah dan ruangannya ber-AC.
"Mau aku mandiin sekalian gak?"
"Dih mesum ini bapak-bapak!" Omel Tita
"Kan mesumnya bikin kamu ena dek"
Tita mencubit pinggang Jeff sampai lelaki itu mengaduh kesakitan. Wanita itu membulatkan matanya saat merasakan ada sesuatu yang menonjol di celana suaminya.
"Mas lagi pengen?" Tanya Tita sambil mengelus wajah suaminya
Jeff menggeleng lembut. Ia paham kondisi Tita yang masih lemah, ia tak mau ada sesuatu yang terjadi nanti.
"Gak usah dek, mas nanti urusin aja sendiri. Sini aku keringin lagi"
Ia hendak mengambil handuk namun Tita menahannya, ia menurunkan celana training Jeff dan kejantanannya suaminya terlihat. Besar dan mengacung tegak.
"Hand job aja dek. Gak usah di blow job" ujar Jeff pelan takut anaknya dengar
Jeff menahan erangannya saat istrinaya mengocok penisnya dengan tempo yang ringan lalu memasukkannya ke mulutnya dan mengulumnya.
10 menit berlalu dan Jeff menangkup wajah Tita membawanya kedalam ciuman lembut.
"Mas sayang adek" bisik Jeff lembut dibarengi dengan lelehan spermanya yang tercecer di tangan istrinya.
"Mas, kita belum beli perlengkapan dedek loh. Masa dedek telanjang aja pas lahir" ujar Tita
Jeff melihat ponselnya, kandungan istrinya sudah 7 bulan lebih. Dan mereka belum belanja satu baju pun.
"Kita belanja online aja ya dek, ada kok merk bagus yang punya online store"
Jeno dan Mark pun kepo dengan kegiatan belanja maminya. Mereka ikut memilih pakaian untuk adiknya.
"Feeling aku nih ya, dedeknya cewek. Soalnya mami makin glowing!" Ujar Mark
"Dih nggak... Dedeknya cowok. Papi makin sayang sama mami soalnya!" Jeno tak terima
Jeff dan Tita hanya saling pandang.
"Papi mah tiap hari juga makin cinta sama mami. Gak perlu pas lagi hamil aja" sahut Jeff
Jeno dan Mark masih tak mau berhenti bertengkar pasal jenis kelamin adiknya.
"Kalau dedeknya cowok kasih aku 10 juta cash ya!" Tantang Jeno
"Kalau dedeknya cewek, kamu harus pilih salah satu dari Rena sama Nana"
Jeno menatap Mark tajam.
"Dih kagak bisa! Sayang dua-duanya aku tuh"
Tita mencubit pinggang kedua jagoannya itu.
"Masa dedeknya buat bahan taruhan sih, yang bener aja" omelnya
"Hehe maaf mi. Apapun jenis kelaminnya nanti pasti kita sayang kok" jawab Mark
Tita hendak melakukan check out pada aplikasi belanja online di handphone suaminya. Namun ia mengerutkan dahinya.
"Mas, kamu saldo shoppee pay kok 0 rupiah sih?"
"Hehe mas kan gak pernah belanja online dek. Ntar mas transfer dari m-banking aja ya"
Karna Jeff jarang sekali, bahkan hampir tidak pernah membeli barang murah dari online shop. Ia lebih suka barang bermerek.
° ° °
Jeff dan anak-anaknya sedang makan di kantin rumah sakit. Tita ditemani oleh Dinda dan juga Tiara.
"Kalian gak pengen ke makam mama?" Tanya Jeff hati-hati
"Aku gak deh kayaknya. Aku mau fokus ke mami dulu, kalau mami udah sembuh aku mau kesana sama mami juga" jawab Mark
"Kamu Jen?" Jeff menatap putra bungsunya
"Aku kayaknya juga gak dulu deh pi. Aku perlu siap mental dulu. Walaupun aku belum pernah lihat muka mama, tapi aku yakin bakalan ngerasa sedih nanti"
Jeff mengerti pemikiran anak-anaknya. Ia juga tak mau memaksakan mereka.
"Kalian terus semangatin kami ya. Mami pasti bakalan lebih kuat kalau kalian selalu ada di buat dia"
"Iya pi, cukup kehilangan mama aja. Aku juga gak mau kehilangan mami" jawab Mark
Jeff mengusak kepala anak-anaknya gemas. Ia sedikit berkaca saat menyadari anak-anaknya ternyata lebih dewasa dari yang ia pikirkan.
Sementara Tita merasa bersyukur saat kedua sahabatnya membawakannya perlengkapan bayi yang bisa dibilang cukup lengkap.
"Ini udah aku cuci pakai pelembut dan udah aku setrika sekalian. Aku vacum juga biar gak ken debu jadi pas dedek lahir tinggal pakai" jelas Dinda
"Stroller sama kasurnya aku anterin pas dedeknya udah lahir aja ya. Takut menuhin ruangan" ujar Tiara
"Makasih loh, aku sama mas Jeff juga belum belanja gara-gara aku opname terus"
Tiara menjitak kepala Tita tidak terlalu keras tapi cukup untuk membuat sahabatnya itu mengaduh.
"Bersyukur! Suami kamu pengertian, sabar, sayang istri. Jangan cuma lihat negatifnya, positifnya juga!" Omel Tiara
Dinda mengangguk setuju.
"Jeff aja sampai cuti kan cuma buat nemenin kamu di rumah sakit. Jadi kamu harus semangat buat sembuh"
"Iya deh iya, aku gak pesimis lagi"
Dinda sedikit menarik baju rumah sakit Tita dan menampilkan leher jenjang serta tulang selangkanya yang terlihat seksi.
"HEH LAGI OPNAME JUGA MASIH SEMPET CUPANG-CUPANGAN!"
Tiara menarik baju Tita lebih turun lagi,bahkan Tita sudah setengah telanjang karna Tiara membuat pita baju rumah sakitnya.
"YA TUHAN CUPANGAN SATU BADAN! SADAR WOY KALIAN MASIH DI RUMAH SAKIT!"
Jeff yang baru masuk bersama anak-anaknya langsung menutup telinga rapat-rapat.
"Heh ini rumah sakit. Volume dikontrol wahai ibu-ibu" ujar Jeff
Dinda dan Tiara langsung menyeret Jeff mendekati Tita yang masih tertawa terbahak dan setengah telanjang.
"BISA-BISANYA CUPANGAN DI RUMAH SAKIT! GUE SEBAGAI DOKTER MERASA EMOSI YA SUMPAH!" Omel Dinda
"Mami sama papi pelihara cupang?" Tanya Jeno polos
"Dih tolol. Bukan cupang begituan!" Mark ikut kesal
Jeff dan Tita memandang Mark dengan tatapan sulit diartikan.
"Mark, ngerti darimana kamu masalah cupang?" Tanya Jeff
"Hehe... Diajari om Yudha sama om John. Lagian aku udah 18+ udah legal lah pi"
Next?
Happy dulu aja ya kan
Sad nya besok lagi bisa. Siapin tissue buat next chap hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
The Strongest Momma
FanfictionTaeyong yang bersyukur dapat hamil anak ketiga setelah rahimnya dikatakan ada kerusakan dan harus diangkat. Manakah yang akan dia pilih? rahimnya atau anaknya?