Follow dong biar aku pemes kaya selebgram hehe
Vote dan komen juga jangan lupa😘
Hujan deras mengguyur daerah Jakarta di malam minggu kali ini. Tita menatap jendela ruang keluarganya.
Suaminya mengabari akan pulang telat karna masih ada temu client. Sementara kedua putranya sudah pasti ada kencan dengan pacar masing-masing.
"Mbak Tita mau makan apa? Mbok ambilin"
Mbok minah yang sudah ada disini setelah ia menikah dengan Jeff sangat paham perasaan majikannya ini.
"Bikin mie rebus aja mbok. Dua ya,mbok ikut makan disini sama saya"
"Siap mbak"
Tita tidak suka dipanggil nyonya. Terlalu berlebihan. Ia lebih suka panggilan akrab seperti mbak atau Tita saja.
"Assalamualaikum"Jeno pulang dengan baju basah kuyup.
"Eh aa baby udah pulang. Bajunya lepas trus duduk sini dulu,mami ambilin handuk"
Jeno hanya menurut. Lagipula ia kedinginan karna basah kuyup dan juga semburan AC central di rumah ini.
"Kok gak neduh atau telfon pak Bambang buat dijemput sih?"tita dengan telaten mengeringkan rambut anaknya itu
Jeno memandang Tita dengan tatapan yang sulit dijelaskan.
"Mami beneran hamil?"
Tita mengangguk pelan "iya"
"Jujur mi,aku sama kak mark gak suka punya adik lagi. Aku udah mau lulus SMA yakali punya adek!"
"Tapi..."
"Emang gak cukup apa punya dua anak? Kan aku sama kak Mark udah lebih dari cukup"
Tita meletakkan handuknya di pangkuannya.
"Maaf ya mami bikin kalian kecewa-
Jeno bangkit dari duduknya
"Dah ah. Males,mau mandi aja"
Ia langsung naik ke kamarnya dan membanting pintu keras-keras.
Jeff turun dari mobil dan memasuki rumah mewahnya. Membawakan sebuket bunga untuk istrinya.
Ia tahu Tita ada di dalam masa-masa berat. Menghadapi penyakitnya,anak-anaknya yang lumayan badung,dan juga kandungannya yang bermasalah.
"Tita dimana mbok? Udah makan dia?"tanya Jeff pada mbok Minah.
"Belum den,tadi minta dibikinin mie rebus tapi pas udah mateng mbak Tita udah ke kamar"jelas mbak Minah.
"Ya udah ini mie rebus dua bawa aja ke kamar ya mbok. Nanti bikin lagi,laper saya soalnya hehe"
Jeff merapikan pakaiannya dan ikut naik ke kamarnya. Istrinya berdiri di depan balkon dan tangannya menengadah hujan.
"Ngalamun ngebayangin kegantengan aku ya? I know"gurau Jeff.
"Ngaco kamu ah"
Jeff senang gurauan kecilnya dapat membuat Tita tertawa. Walau hanya tipis.
"Masuk yuk. Nanti masuk angin jam segini main hujan"
Ia menarik Tita ke sofa di kamar mereka dan menyuguhkan dua mangkok mie rebus.
"Makan dulu yuk. Mbok minah bilang kamu belum makan"perintah Jeff
Tita menyantap makanan di mangkuknya walau hanya lima sendok dan langsung meletakkan sendok dan garpunya. Ia susah makan belakangan ini.
"Mas,nanti ke kamar Jeno ya,suruh dia makan malam dulu baru tidur. Jangan lupa suruh minum tolak angin tadi dia kehujanan"ujar Tita
Jeff dapat melihat Tita ketakutan,kebiasaan buruk Tita adalah ia susah menyembunyikan rasa panik dan kebohongan.
Jika ia takut,panik atau berbohong ia akan menainkan ujung dress atau kaosnya.
"Ada apa sayang? Cerita dong apa yang terjadi hari ini...."
Tita hanya tersenyum "gak ada mas"
"Jangan bohong. Mas tahu pasti ada yang kamu khawatirkan ya kan? Ayo cerita"pinta Jeff.
Tita tau. Percuma ia berbohong pada suaminya. Jeff lebih paham tentang Tita daripada Tita sendiri.
"Tadi Jeno nanya soal aku hamil beneran atau enggak. Dan aku jawab iya,gitu"
"Terus?"Jeff penasaran
"Dia anak bungsu mas. Pasti agak kaget mau punya adek haha"Tita tak mau menceritakan kejadian sebenarnya
Jeff pasti akan memarahi putranya itu. Tita tak mau.
"Maaf ya Tita,gara-gara nikah sama aku kamu jadi harus ngurusin dua anak laki-laki yang badungnya bukan main"ujar Jeff.
"Eh kok ngomong gitu. Aku seneng kok punya anak kaya mereka. Walau mereka gak lahir dari rahim aku tapi aku sayang mereka mas"
Jeff memeluk istrinya itu dan mencubit pipinya gemas. Pipi Tita tampak kurus.
"Makasih ya. Mama mereka di surga pasti ikut bahagia anaknya tumbuh ditangan wanita cantik kaya kamu"puji Jeff
Tita tersenyum,ia menikah dengan Jeff enam bulan setelah Jeno lahir ke dunia. Istri Jeff dulu meninggal dunia saat melahirkan Jeno.
Tita yang bekerja sebagai suster di bangsal anak dululah yang merawat Jeno setiap hari. Dan entah takdir atau apa ternyata Jeff adalah kakak kelasnya waktu SMA dulu.
Jeff melamar Tita dan memutuskan menikah. Menyimpan rapat-rapat rahasia ini dari anaknya. Baik Mark atau Jeno.
Mark masuk ke kamar dan sudah tak terkejut saat adiknya itu memegang beer kalengan.
"Bagi satu"Mark mengambil satu beer dan ikut meminumnya
"Lo ngerasa ada yang aneh gak sih sama tanggal lahir kita dan tanggal pernikahan mami papi?"tanya Mark
Jeno mengangguk "kan papi bilang salah tulis di akte dan papi males ngurus"
"Tapi itu sampai ke tanggal lahir kita berdua loh Jen. Bukan salah satu dari kita"tegas Mark
Jeno menghentikan aksi minumnya dan menatap Mark. Benar juga ucapan kakaknya itu.
"Ya terus? Lo nanya papi lagi?"tanya jeno
"Iyalah. Akte gue dibuat bareng sama akte lo, masa iya semales-malesnya papi sampe akte anak gak diurus selama dua tahun"gumam Mark
Mark menenggak beer itu sampai tandas dan membuka kaleng baru lagi. Sementara Jeno larut dalam pikirannya tentang percakapannya dengan Tita tadi.
"Gue tadi berantem sama mami. Gue gak suka punya adek lagi"ujar jeno
"Apalagi gue,udah semester dua masa iya punya adek. Malu-maluin gak sih? Punya anak aja gue udah pantes"
Keduanya mempunyai pikiran sama. Sulit menerima kehamilan Tita.
Next?
Happy weekend
Semoga suka. Jangan lupa kritik dan sarannya. Makasih🤗😘
KAMU SEDANG MEMBACA
The Strongest Momma
FanfictionTaeyong yang bersyukur dapat hamil anak ketiga setelah rahimnya dikatakan ada kerusakan dan harus diangkat. Manakah yang akan dia pilih? rahimnya atau anaknya?