Hari ini masih sama seperti sebelumnya. Hari santai untuk pengenalan mahasiswa terhadap lingkungan kampus. Hari ini jimmy memastikan penampilannya mumpuni untuk mulai melancarkan aksinya untuk mengambil hati kakak tingkatnya itu.
Jimmy sempat merasa goyah ketika valen menanyakan perihal keseriusannya pada jovanka. Jimmy jelas serius tentang dirinya yang akan memulai aksi pdkt nya, namun pertanyaan selanjutnya berhasil membuat jimmy terdiam.
"Lo suka atau cinta sama jovanka?"
"Emang apa bedanya? Perasaan sama aja"
"Beda bro. Suka itu rasa menuntut. Contoh aja lo berusaha ngerubah penampilan lo sesuai apa yang disukai pasangan lo, kalo cinta itu saling memberi dan menerima. Lo ga akan peduliin penampilan lo karna lo tau dia bakal tetep cinta gimanapun lo. Beda lagi sama sayang, sayang itu rasa ikhlas, kaya ibu ke anak, ga ada batasnya, dan ga minta imbalan"
Jimmy mengernyitkan dahinya tidak paham. Sejak kapan sahabatnya ini menjadi pro dalam hal seperti ini. Padahal jika diingat ingat, yang paling sering mematahkan hati perempuan adalah valen. Lantas mengapa sekarang jimmy yang menjadi tersangka.
"Lo abis nonton apaan sih, gapaham gua", jawab jimmy sembari melemparkan kunci mobil kearah valen karena hari ini valen lah yang akan mengemudi.
"Gaperlu lo jawab juga kayanya gua uda tau"
"Uda ah. Lo mah kultum pagi, bikin telat"
Jimmy berjalan meninggalkan rumah mendahului valen yang hanya menghela nafas jengah melihat sahabatnya yang masih belum sadar. Kemudian valen mengunci pintu rumah yang mereka sewa lalu masuk kedalam mobil dimana jimmy sudah sibuk dengan ponselnya.
Valen mengemudikan mobilnya dengan tenang, berbeda dengan jimmy yang tampak gusar meski perhatiannya tetap fokus pada ponselnya. Tidak bisa dipungkiri bahwa ucapan valen sedikit mempengaruhinya.
Namun jimmy akan menutup telinga. Baginya perasaan ini sudah benar, di awal jimmy mungkin hanya merasa tertarik dan tertantang untuk mendapatkan jovanka, tapi tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Lagipula jimmy belum se-serius itu untuk menjalin hubungan. Biarlah semua mengalir seperti air.
Jimmy keluar terlebih dahulu dari mobil kemudian disusul oleh valen yang menyimpan kunci mobil di kantong celananya. "Jim, gue ke toilet bentar, tungguin jangan keluyuran"
Jimmy hanya menggumam kemudian menyandarkan tubuhnya di mobilnya. Hingga sebuah suara memanggil namanya dari sebelah kanan. "Oy jim"
Jimmy menolehkan kepalanya dan sedikit terkejut mendapati kakak tingkatnya itu menyapa bahkan kini menghampirinya. "Iya kak?"
"Gausa kaku, panggil bang aja, panggil juni juga gamasalah"
Jimmy mengangguk singkat, "Iya bang"
"Lo ngapain disini?"
"Nungguin valen bang, lagi ke toilet"
Kemudian kakak tingkatnya itu ikut menyandarkan tubuhnya di mobil, tepat disamping jimmy. "Mau ikut ukm apa ntar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Evince ;minyoon [✔]
Short Story[genderswitch] LOKAL Kakak tingkat? Ga salah? Gemes gemes gitu - jimmy, maba Bighit University 2020 minyoon jimin × yoongi (gs)