Jimmy hampir melupakan bahwa dirinya tengah tidur bersama valen. Sudah sejak bertahun-tahun lamanya, dirinya tidur bersama sahabatnya sejak kecil. Jimmy menguap kemudian meregangkan tubuhnya. Mata sipitnya melirik jam digital yang ada di meja nakas kamar valen, dan cukup terkejut melihat bahwa dirinya sudah bangun disaat jam masih menunjukkan pukul 6 pagi.
Jimmy keluar dari kamar valen dan terkejut melihat jovanka yang tengah duduk diatas sofa dengan selimut—selimut yang diambil dari kamar jimmy—yang membungkus tubuhnya, sedangkan empunya sedang memainkan ponselnya. "Sorry, gua gabisa tidur jadi gua pindah kesini"
Jimmy menganggukkan kepalanya, "Oh iya kak gapapa", ucap jimmy kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk sekedar membasuh wajahnya. Jimmy memastikan bahwa tubuhnya wangi, tidak ada kotoran apapun di matanya, dan mulutnya sudah bersih.
"Mau dibuatin teh anget?"
"Boleh, kalo nggak ngerepotin", jawab jovanka yang sejak tadi memperhatikan jimmy, membuat dirinya salah tingkah.
"Enggak kok, tunggu bentar"
Jimmy membuatkan chamomile tea yang ibunya berikan padanya saat pertama kali memutuskan untuk tinggal dengan valen. Setelah yakin dengan rasanya, jimmy berjalan perlahan dengan cangkir teh yang ada di tangannya kemudian meletakkannya diatas meja didepan jovanka.
"Ini kak, diminum mumpung masi anget", ucap jimmy kemudian ingin pergi dari ruang tamu karena tidak kuat menghadapi suasana yang sangat canggung ini. Namun permintaan jovanka agar dirinya menemani jovanka di ruang tamu membuatnya harus duduk dengan tenang di single sofa berwarna creame itu.
"Lo ngga lupa kan janji lo semalem?"
"Engga kak, gua gabakal bilang siapa siapa"
Jovanka mengangguk puas dan menyeruput teh nya yang masih mengeluarkan asap, lalu menyamankan letak selimut di tubuhnya. "Rumah gua deket banget sama Lyden Bar, dan gang itu emang terkenal bahaya. Cuma, orang orang itu dateng kesitu di hari-hari tertentu. Dan karna gua uda lama banget tinggal di daerah situ, gua jadi hafal hari apa aja mereka disitu.
Harusnya semalem mereka ga disitu, jadi gua beraniin buat pergi ke toko alat tulis deket situ buat beli binder lewat gang itu. Gua kira aman, tapi ternyata mereka ada, jadilah gua kena", jelas jovanka, menahan air mata yang mendesak ingin keluar.
"Lain kali jangan keluar malem sendirian", ucap jimmy tanpa sadar. Mendengar perempuan yang disukainya hampir diperkosa, jimmy turut merasakan sakit dan ketakutannya.
Jovanka hanya diam, kembali menyesap tehnya. "Kalo kalian berangkat nanti, tolong anterin gua pulang ya"
"Iya kak, pasti itu mah"
Jovanka tertawa kecil, "Panggil jovanka aja gamasalah"
Jimmy bersumpah, suara degupan yang sangat kencang barusan adalah detak jantungnya yang menggila setelah menyaksikan jovanka tertawa. Jovanka terlihat berkali-kali lipat lebih cantik jika tertawa, jimmy bertekad membuat senyum dan tawa itu datang lebih sering.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evince ;minyoon [✔]
Historia Corta[genderswitch] LOKAL Kakak tingkat? Ga salah? Gemes gemes gitu - jimmy, maba Bighit University 2020 minyoon jimin × yoongi (gs)