"Bangun dulu jim"
Jimmy mengerang kesakitan bersamaan dengan matanya yang perlahan terbuka. Merasa ada sesuatu di dahinya, tangannya tergerak meraba dahinya dan merasakan ada handuk dingin di dahinya. Demam.
"Uda biarin, makan dulu"
Jimmy mengernyit melihat adlan. Jimmy pikir valen lah yang mengurusnya seorang diri. Adlan membetulkan bantal jimmy agar temannya dapat bersandar dengan nyaman. "Makan dulu, valen lagi buatin bubur, ntar lagi jadi"
"Gamau anjir, mending lo beliin aja", ujar jimmy lemah.
"Lah ngapa? Lo kata gabutuh perjuangan apa buat bubur?", ucap adlan kemudian berdiri membuka selambu di kamar jimmy membuat sinar matahari seketika masuk memenuhi kamar jimmy.
"Buburnya kaya tai encer", ucap jimmy. Adlan hanya mendengus tidak memperdulikan lalu keluar dari kamar jimmy membiarkan pintunya terbuka.
Jimmy mengendus, mencium aroma sedap dari dapur yang membuat perutnya otomatis bergemuruh. Jimmy hanya bisa berdoa, semoga bukan baunya saja yang enak.
"Eh si cupu uda bangun". Bukan, itu reo yang melongokkan kepalanya ke kamar jimmy lalu masuk kedalam, duduk di ranjang jimmy.
"Garagara cewe doang nih bisa begini", gumam reo. Sedikit banyak kesal dengan teman sepermainannya ini. Jimmy sebelumnya tidak pernah berurusan dengan perempuan, namun karena itulah hidupnya tenang. Namun lihat jimmy sekarang, tampak menyedihkan.
"Gua saranin, lo gausa dah mikirin tu cewe. Kaga usah pacar-pacaran gua kata juga. Ribet man, mending fokus aja kuliah biar bisa cepet lulus terus jadi pengacara kaya bokap lo"
Jimmy menghela nafasnya. Nasihat temannya masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Jika bisa pun, jimmy juga tidak ingin memikirkan jovanka yang mungkin saat ini juga sudah melupakannya. Namun tidak semudah itu, man.
"Lo pada tumbenan disini?", tanya jimmy berusaha mengalihkan pembicaraan. Membicarakan masalah itu lama-lama membuatnya muak.
"Siapa yang bakal biasa aja liat lo babak belur tak berdaya di kamar mandi?"
Jimmy ingat betul. Nevan menghajarnya tanpa ampun, seakan tidak ada hari esok. Sekarang jimmy menyesal, kenapa ia tak membalas pukulan nevan saat itu. Jimmy merasa seperti laki-laki lemah, pengecut.
"Gua uda buatin bubur", ucap valen yang tiba-tiba masuk kedalam kamar dengan membawa nampan berisi mangkuk yang jimmy yakini berisi bubur encer juga teh panas yang asapnya masih mengepul jelas. Valen kemudian meletakkan nampannya diatas meja nakas, namun mendapat tatapan aneh dari jimmy, "Masa perlu gua suapin? Tangan lo masih utuh".
Jimmy mencibir valen kemudian mencicipi buburnya dengan hati-hati. "Abis berguru ama siapa lo?", tanyanya begitu merasakan rasa bubur yang lebih baik dari sebelumnya. Kini jimmy bisa menikmati sarapannya dengan reo dan valen dihadapannya. "Gua bilang juga apa. Percaya sama jari jemari Valen", ucapnya percaya diri dihadiahi pukulan di pantat dari reo.
Jimmy kembali menyantap buburnya dengan khidmat namun kemudian merasa tidak nyaman karena merasa diperhatikan. Jimmy mendongak, "Ngapa lo liat-liat? Pengen?", tanyanya seraya menyodorkan mangkuk yang isinya hampir habis. Tentu saja jimmy kelaparan setelah dihajar habis-habisan tanpa memberi perlawanan. Tenaganya bukan habis untuk melawan namun habis karena merasa kesakitan.
"Coba deh ceritain sama kita-kita gimana kronologinya lo bisa berurusan sama bang nevan", tuntut reo yang diangguki valen disampingnya. Jimmy mendengus lalu meletakkan mangkuknya diatas meja nakas dan mengambil segelas air putih disana. "Ya gua cuma mau bebasin jovanka yang ternyata gada perasaan apa apa sama bang nevan kecuali rasa terima kasih", jelasnya. Masih segar di ingatannya momen momen bersama jovanka, terlebih ketika jovanka menceritakan semuanya pada jimmy.
"Ha? Gimana gimana?", tanya valen mulai tertarik. Jimmy mendengus dan menjelaskan semuanya dari awal dengan sabar. Berat sebenarnya, terlebih rasa suka yang dimilikinya sudah berkembang. Namun jika jovanka sudah tak lagi menginginkannya, lantas apakah jimmy harus memaksa? Tidak, jimmy tidak ingin memaksakan sebuah perasaan.
"Lah ribet amat hubungan orang", ucap reo yang diangguki jimmy dan valen. "Uda si anggep aja uda berlalu. Nah daripada lo galau galau tai anjing, mending mabar", usul valen. "Gua masi sakit gini lo ajak mabar".
"Alah yang sakit kan ati lo, bukan tangan lo, uda ah hayuk"
Ketiganya bermain playstation diruang tengah dengan membuat suara suara berisik hingga membuat adlan dan rafael yang memang tengah tidur di sofa seketika terbangun karena terganggu. Jadilah mereka bermain bersama seperti saat sebelum mereka mengenal cinta. Cinta membuat waktu mereka untuk bersama sedikit berkurang. Namun bukankah untuk mencapai sesuatu memang harus ada yang diperjuangkan?.
Puas bermain main hingga pukul sebelas siang, jimmy berbaring disamping valen yang masih betah bermain dan membuka ponselnya. Membuka aplikasi instagram sekedar melihat-lihat namun siapa sangka jimmy harus melihat unggahan snapgram jovanka yang menunjukkan kebersamaannya dengan nevan dan mungkin juga keluarganya.
Memilih menggeser layarnya ke kanan dan membuka direct message. Jimmy terkejut hingga terbangun dari posisinya ketika melihat direct message dari akun dengan nama yang sudah lama tak ia lihat. Jimmy membuka pesan tersebut dan melihat bahwa si pemilik akun sudah mengirim pesan tersebut kemarin.
Jelas terkejut, sudah dua tahun lamanya dirinya tidak melihat atau bahkan mendengar kabar darinya. Roseanne Park, gadis yang pernah mendapat tempat istimewa di hatinya itu tepat dua tahun lalu meninggalkannya dengan alasan harus berpindah ke luar negeri karena tuntutan pekerjaan sang ayah. Namun setelah hari itu pun, jimmy tidak mendapat kabar apapun dari rose. Menunggu kabar selama berbulan-bulan, akhirnya jimmy menyerah dan mencoba melupakan rose hingga saat ini telah datang jovanka di hatinya dan hidupnya.
Jimmy membalas sapaan rose, dan sangat mengejutkan bahwa rose kini sudah berada di negara yang sama dengannya. Rose mengajaknya bertemu hari ini namun jimmy menolak dengan alasan sakit, dan rose sepertinya belum juga menyerah, gadis itu mengatakan bahwa ia ingin segera bertemu jimmy setelah keadaannya membaik. Jimmy tidak bisa menolak.
"Ngapa muka lo? Perasaan tadi uda oke"
Jimmy menghela nafas dan menunjukkan layar ponselnya pada kawan-kawannya. "Anjir rose yang lo bucinin itu?", jimmy mengangguk. Dulu, sekarang sudah berbeda.
"Nah bagus kata gua ini. Lo jadi ga galau galau lagi kan"
"Bener kata rafael. Ini teguran sekaligus bantuan dari tuhan supaya lo move on, dan tuhan uda kasih jalan keluarnya"
Masa iya?
-tbc
siapa siapa yang kangen jimmy sama jovankaaa
hayo yg blm cek mensajes, her sama jahe's drafts, yuk di cekk mayan kan nemenin malming kalian ehehe
senengnya bisa balik ke wp lagi karna abisgini liburan
semoga suka part ini ya semuanya💜💜
makasi sudah bacaa💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Evince ;minyoon [✔]
Kısa Hikaye[genderswitch] LOKAL Kakak tingkat? Ga salah? Gemes gemes gitu - jimmy, maba Bighit University 2020 minyoon jimin × yoongi (gs)