Bab 12 : Strategi yang Ampuh

139 9 0
                                    

Kegelapan menguasai ruangan, tak meninggalkan cahaya setitik pun. Terdengar suara rintihan pelan dan nafas yang terengah.

Seakan menertawakan para penyusup yang membuat kegelapan, para Orc penjaga maju dan mengangkat senjata mereka.

Mengandalkan indra penciuman kuat, para Orc tanpa ragu menerobos ke depan. Namun, sesuatu menghambat pergerakan mereka.

"Grgrha!?"

Bau serbuk. Saking kuatnya, para Orc dibuat menutup hidung dan matanya, asap tersebut melumpuhkan gerak para Orc seketika.

"Sekarang! "

Seru seorang pemuda, mengagetkan Orc yang tengah linglung. Kemudian satu persatu Orc tumbang, menyipratkan darah berwarna hijau membasahi dinding dan lantai bebatuan.

Api kembali menyala, tetapi saat para musuh hendak melawan balik, mereka sadar itu hanya sia-sia dan berakhir dengan kehilangan nyawa.

Semuanya terjadi begitu cepat. Suara pedang dan tombak menembus kulit dengan kejam, raungan dan teriakan buas disusul cepat oleh keheningan.

Dua puluh Orc, beserta para bandit telah dikalahkan. Tanpa pertarungan sengit, tanpa kehilangan satu orang pun.

"Woahhh!!!

Rencana Rei berhasil. Para penduduk bersorak ria dan segera membebaskan para tawanan.

Marco menepuk pundak Rei, "Strategi yang bagus, kapten. Aku tak menyangka kau akan menggunakan benda itu dengan baik. "

Menunjuk pada sebuah tong kosong berisi serbuk-serbuk putih, Rei mengangguk.

Benda yang ditunjuknya adalah tepung-tepung yang berjatuhan!

Ketika Orc itu hampir mengetahui persembunyian mereka, Rei mendapati banyak tong berisi tepung di dekat mereka. Nampaknya selain sebagai ruang tawanan, tempat ini juga digunakan sebagai stok penyimpanan tepung.

Memerintahkan Marco untuk menggunakan sihir angin dan mematikan semua penerangan obor, merupakan langkah pertama Rei.

Kemudian, bersamaan dengan para penduduk, mereka melemparkan tepung itu ke arah Orc. Melihat kelemahan Orc yang terletak pada bau, dengan cepat tepung mengacaukan indra mereka.

Hal ini juga berlaku pada Blackhawk.

Lestia memuji Rei, "kerjamu sangat bagus Rei, aku bangga padamu."

"Yahh, itu hanya kebetulan saja."

Rei juga tak menyangka ada tepung di sana. Jika saja tidak ada, maka entah apa yang terjadi ketika Rei dengan bodohnya mengungkap lokasi mereka.

Tetapi yang terpenting..

Para penduduk semuanya selamat dan tak ada yang cidera. Kemudian, semua tawanan telah berhasil dibebaskan.

Mereka adalah para pekerja kayu yang ditangkap di perbatasan dua hari lalu. Pakaian mereka sobek-sobek, dan tubuh mereka penuh luka. Rei menggelengkan kepala melihat kondisi mereka.

Perlakuan para penjahat, bahkan di dunia Rei berasal hal ini juga tak jauh berbeda.

"Anakuu, huu anakku!!! "

Seorang ibu menangis di salah satu sel. Beberapa penduduk berkerumun mengelilingi dia.

Wanita itu meraung-raung, tak bisa nengangkat wajahnya dari tanah. Melihat hal ini, Rei pergi menghampirinya.

"Ada apa??"

"Anakku, dia ditangkap oleh para penjahat itu! Mereka hendak membunuhnya! "

Rasa syok meliputi wajah Rei. Mendengar bahwa masih ada tawanan lagi yang harus mereka selamatkan, membuat darahnya kembali mendidih.

Re : Swordsman (ONHOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang