Bab 1 : Dataran kosong

2.2K 154 4
                                    

"Aaaaaaa!!!!!!!!"

Terjatuh dari atas langit, Rei menabrak sebuah kandang kosong dan mendarat di atas tumpukan jerami yang cukup tebal.

Beruntung ia masih hidup dan hanya mengalami luka-luka kecil. Ia sudah tahu akan konsekuensinya apabila mati sekarang, bukan?

"Dasar, iblis itu benar-benar tidak tahu cara mengirim orang kah!?"

Berdiri sambil membersihkan debu yang menempel di bajunya, Rei terkejut dengan perubahan yang begitu signifikan.

Rambutnya yang asalnya bewarna biru gelap, telah berganti menjadi warna hitam mengkilap Melihat pantulan dirinya melalui genangan air, ia juga terkejut atas perubahan pada wajahnya.

"A-astaga! Wajah siapa ini? Kembalikkan wajahku yang tampan!!"

Wajah Rei menjadi lebih mulus, bersih, dan tegas. Hidungnya menjadi lebih mancung, serta manik bewarna hijau cerah miliknya membulat penuh keheranan.

Rei juga merasa bahwa ia jadi sedikit lebih tinggi, dan juga dibalik kemeja putihnya adalah tubuh yang cukup berotot menunjukkan seberapa maskulinnya ia sekarang.

Memang selama ini tubuh lamanya juga cukup berotot akibat latihannya kerasnya. Hanya saja, tubuh sempurna sekaligus atletis ini berada jauh di luar ekspetasinya.

Sebuah pedang bewarna hitam beserta sarung kulit, bertengger di samping pinggang Rei sebagai senjata yang telah diberikan sang raja iblis untuknya.

(Apa ini ulah raja iblis?)

Dengan begini, urusan penampilan sudah selesai. Tapi, Rei masih sedikit kesal karena raja iblis telah mengganti tubuh orang seenaknya.

"Huff...baiklah."

Dibalik penampilan, Rei juga butuh kekuatan. Dengan kemampuannya yang sekarang, ia masih ragu apakah bisa bertahan hidup di dunia yang penuh monster ini atau tidak.

Rei juga belum tahu sekuat apa musuh-musuhnya nanti. Karena itu, ia tidak bersantai-santai dan harus bersedia menerima pengajaran apapun yang berguna.

"Hmm....aku akan mencoba senjata ini nanti."

Dengan semangat baru yang terpancar di bola matanya, ia melangkah keluar dan menyambut suasana dunia yang benar-benar berbeda.

Udaranya masih segar, belum ada polusi asap pabrik maupun kendaraan. Disertai pemandangan padang rumbut yang membentang luas serta sungai yang mengalir jernih dari atas perbukitan---di bumi, sudah jarang ada pemandangan seperti itu.

Seumur hidup, Rei baru pertama kali melihat pemandangan seperti ini. Sebab, ia jarang keluar rumah kecuali untuk berlatih atau rekreasi. Itu disebabkan ayah Rei yang mendidik anak-anaknya dengan ketat, sehingga untuk melakukan apapun semuanya dibatasi.

Ia tak sabar ingin menemui makhluk-makhluk fantasi dan penghuni dunia barunya. Apakah ada elf? Peri? Penyihir?

Tiba-tiba saja Rei dikejutkan oleh suara teriakan yang berasal dari belakangnya.

"Tolongggg!!!!!!"

Cukup jauh, namun juga cukup dekat. Itu adalah suara teriakan seorang gadis yang ketakutan bersamaan dengan suara langkah kaki yang berlarian.

Re : Swordsman (ONHOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang