Bab 11 : Perpecahan yang Tak Dapat Dihindarkan

179 11 0
                                    

Keduanya saling menatap, kokoh dengan pendirian masing-masing.

"Apa kau bilang?"

Rei meninggikan nada bicaranya, mengeluarkan aura mencekam yang cukup membuat udara di sekitarnya terasa menyesakkan. Sedangkan Caine di sisi lain, berusaha bersikap tenang namun juga tak mengendurkan pendiriannya.

"Melihat situasi kita sekarang, menyelamatkan tawanan jauh lebih penting. Dengan membebaskan tawanan maka kita akan mendapatkan bala bantuan yang lebih banyak."

Rei langsung menuju inti pembicaraan dan mengatakan poin penting, membungkan mulut Caine untuk beberapa saat. Namun, dengan kelicikannya Caine tentu takkan kalah. Seraya meng-klik taringnya, Caine berbicara.

"Memastikan keadaan harta jauh lebih penting. Lagian jika kita menyelamatkan para tawanan tidak berguna itu, malah akan membuat penyusupan menjadi lebh sulit karena banyaknya orang, dan korban pun akan semakin banyak bukan begitu??"

"Bicaramu penuh omong kosong. Mereka adalah penduduk yang bisa berperang, dan bukan semata-mata orang lemah. Tarik kembali kata-katamu, kau melukai hati penduduk disini!"

"Lagian, tak ada yang bilang mereka semua masih hidup, kan?"

Caine menuturkan fakta dingin, membuat Rei melebarkan kedua bola matanya. "A-Apa..!?"

"Selain membuang waktu, kau malah pergi ke sesuatu yang tidak pasti. Bagaimana jika memang tidak ada tawanan yang tersisa? Kau membuat situasinya akan bertambah sulit."

"Selebihnya, harta pasti tidak akan kemana-mana, dengan mendapatkan harta karun kita bisa langsung pergi dari sini tanpa bertarung, bukankah itu bagus?"

"B-bangsat! Jadi kedatanganmu disini bukan untuk bertarung!"

Rei mencengkram kerah baju Caine, penuh emosi. Kedua tangannya bergetar.

"Oh, apakah aku pernah bilang bahwa aku akan membantumu bertarung?"

Caine menyeringai buas, "Aku hanya bilang untuk membawa kalian pergi ke gua, dan bukan untuk bertarung, apa aku salah?"

Rei kembali mengingat perjanjian tersebut, dan memang benar Caine tidak mengatakan satu hal pun tentang membantu Rei untuk mengalahkan para blackhawk, dan hanya mengatakan akan menunjukkan jalan pada mereka.

Kemarahan menyulut dalam diri Rei, tak menyangka dirinya akan tertipu seperti ini.

"lagian, kemenangan kalian adalalah 1 banding 1000, aku sudah mengatakannya di awal bukan? Akan lebih baik kalau kita segera pergi ke ruang harta, dan mengambil semuanya lalu melarikan diri secepatnya, kan?"

Beberapa penduduk mulai kehilangan semangat mereka. Beberapa termakan oleh omongan Caine mengenai betapa kecilnya kemungkinan mereka menang. Padahal mereka baru saja sampai ke sini, tetapi provokasi Caine yang begitu hebat dengan cepatnya membuat semangat semua orang yang ada di sini pudar.

"Aku tidak setuju dengan ucapanmu!"

Lestia, berdiri dari kejauhan, setelah membersihkan dirinya dengan air kini kembali dengan semangat membara.

"Gadis sialan..!" Terdengar bisikan dari sudut bibir Caine.

"Apa kau tahu, rasanya kehilangan anggota keluarga yang kau sayangi, dan tidak memiliki kesempatan untuk bertemu dengan mereka lagi? Aku ragu kau memiliki rasa empati tersebut, Caine."

Caine yang menerima ejekan tersebut, hanya diam mendengarkan.

"Lihatlah para penduduk ini, mereka sudah dengan tekad hati datang ke sini untuk mengakhiri semuanya. Percayalah, kita bisa menang, kita akan menumpas semua Orc itu layaknya aku menumpas Orc yang satu ini!"

Re : Swordsman (ONHOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang