Bab 2 : Seorang putri

1.7K 152 3
                                    

"Ukh..!"

Preman itu menyemburkan darah dari mulutnya. Terkejut sekaligus menahan rasa sakit ketika sebuah pedang menembus dadanya.

"B-bagaimana bisa..."

"Assasinate. Teknik bergerak cepat lalu menikam lawan dengan gerakan yang mematikan." Ucap Rei dingin, sedingin tubuh pria tersebut ketika meregang nyawa.

"Siapa kau....sebenarnya?"

Mengatakan hal ini, preman itu roboh ke tanah bersimbah darah dan berhenti bernafas. Sebuah tusukan si jantung, mengirim kematian langsung padanya yang telah berani-berani menyakiti seorang gadis.

Rei kemudian membersihkan noda darah di pedangnya dengan rumput, lalu menyarungkannya kembali seakan pertarungan barusan belum pernah terjadi.

"Mudah sekali."

Nampaknya ilmu pedang yang ia pelajari dari keluarganya tak akan sia-sia. Menghadapi lawan baru di dunia barunya, Rei membutuhkan kekuatan dan keahlian.

Sekarang Rei menatap ke arah sang gadis, yang terpaku di tempatnya karena syok atau terlalu kagum dengan kekuatan Rei.

"Apa kau baik-baik saja, nona muda?"

"A-ah? Aku Chloe. T-terimakasih karena telah menyelamatkanku."

"Itu bukan masalah besar. Omong-omong, namaku Rei."

Saling mengenalkan nama, itu sudah tradisi. Namun mengingat Rei yang telah menyelamatkan gadis ini, ia berhak bertanya duluan.

"Kenapa preman-preman itu menyerangmu? Apa kau telah melakukan sesuatu pada mereka?"

"Tentu tidak! Sebenarnya merekalah yang mengancam mau menculikku pertama kali.

"Memang siapa kau ini?"

"Aku adalah seorang putri dari Kerajaan Camelia. Namaku Chloerie Camilia."

"Haah...??"

Rei terkejut saat menghadapi pengakuan dari gadis di hadapannya, yang mengatakan bahwa ia adalah seorang putri. Tapi, seorang putri berpakaian seperti itu?

"Lalu, apa yang seorang putri kerajaan lakukan di sini?"

"Sebenarnya, aku baru-baru ini kabur dari kerajaan."

"Hah, kabur? Untuk?"

"Kau tidak akan pernah tahu, seperti apa rasanya menjadi seorang putri. Belajar politik setiap hari, belum lagi aku harus berlatih sihir dan juga menghafalkan sejarah kerajaan sampai kepala pusing."

Sebenarnya, Rei tahu semua itu. Bagaimana tidak? Ia sendiri juga mengalami hal yang serupa mengingat dirinya adalah seorang penerus keluarga Kagami yang memiliki tanggung-jawab besar terhadap keluarganya.

Akan tetapi, ia belum pernah memikirkan untuk kabur atau melarikan diri. Itu egois namanya.

"Berapa umurmu?" Tanya Rei.

"Eh?"

"Aku tanya berapa umurmu."

"Umm..16 tahun."

"Apa kau ada niatan untuk kembali ke kerajaan."

"Tidak."

"Sama sekali?"

"Mungkin."

"Apa orang-orang dari kerajaan tidak akan khawatir?"

"Tentu saja mereka pasti khawatir. Tapi tenang saja, itu memang rencanaku."

Rei menepuk jidatnya dan menghela nafas panjang. Masalah yang ia hadapi ternyata lebih rumit daripada yang ia duga.

"Kau dalam masalah yang sangat besar, tuan putri."

Re : Swordsman (ONHOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang