Bab 9 : Sebuah perundingan

427 23 0
                                    

Kerajaan Camelia, ibukota Gynes.

Penjara istana.

Penjara ini tidak begitu besar, namun cukup untuk memuat puluhan orang. Penjara hampir selalu ramai setiap hari, sebab banyak kejahatan yang selalu berhasil dibereskan oleh pasukan kerajaan.

Hari ini, penjara kedatangan dua orang tamu yang dibawa sendiri oleh Jendral Herald. Mereka adalah anggota Blackhawk yang berhasil selamat di tangan Rei, tepatnya dua hari yang lalu.

Setelah menjalani rehabilitasi dan pengobatan, mereka akhirnya dibawa kesini untuk diinterogasi. Butuh beberapa waktu untuk membuat mereka mengatakan semuanya, termasuk membocorkan informasi soal markas mereka yang berada di pegunungan Arum.

"Apa kau yakin kau tidak berbohong!?" Bentak seorang wanita ksatria pada seorang preman dihadapannya.

Wanita itu mencengkram kerah preman itu dengan kasar. Seandainya tidak ada jeruji yang memisahkan mereka, mungkin ia akan segera menghajarnya lagi.

"A-aku bersumpah! Aku bisa membuktikkannya kalau kalian tidak percaya!"

Preman bertubuh kurus itu seperti hendak menangis. Wajahnya babak belur dan giginya rontok. Nampaknya ia habis menjalani penyiksaan yang benar-benar mengerikan.

"Baiklah kalau begitu, kau harus ikut kami dan tunjukkan dimana mereka berada."

Preman itu mengangguk-angguk pasrah. Ia menatap temannya yang berada di kursi sedang diikat dan disekap habis-habisan.

Apa boleh buat, jika ia tidak segera mengatakannya, ia akan terus disiksa. Lagipula kerajaan tidak akan segan-segan membunuh para tersangka yang keras kepala.

Terdengar kemudian suara langkah kaki menuruni tangga. Sesosok pria dengan rambut keemasan segera menghambur bersama mereka.

Herald Lionfur, seorang jendral yang menguasai hampir seluruh batalion pasukan di kerajaan. Rumor mengenai kekuatannya tersebar sampai ke seluruh negeri dan ditakuti sebagai Jendral Emas yang bergerak atas nama keadilan.

Kekuasaan pasukan kerajaan pun masih dibagi kepada lima jendral. Salah satunya adalah Catherine Leist, wanita anggun dengan rambut kuning muda dan dua telinga kucing di kepalanya.

Catherine adalah salah satu ras jadi-jadian antara campuran manusia dan kucing, ia merupakan keturunan terakhir Leist yang berhasil selamat dari pembantaian besar-besaran keluarganya.

Saat ini ia menjabat sebagai kapten pasukan kelima dibawah perintah raja. Mata hijaunya menyala terang dengan garis mata kucing, bibirnya tersenyum menampilkan taring tajam yang menggoda.

Meskipun wajahnya terkesan imut dan sering dianggap sebagai gadis, namun ia sebenarnya sudah berusia 30 tahunan.

Catherine sangat kuat terutama keahliannya dalam menggunakan sihir dan pedang yang sangat gesit. Tak heran ia dipilih sebagai pemimpin pasukan penyelidik yang bergerak dalam misi khusus ke tempat-tempat di luar kerajaan.

Singkatnya, Catherine diperlukan dalam misi kali ini, untuk pergi ke markas Blackhawk dan menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi.

"Bagaimana, apa ada perkembangan?" Tanya Herald, sedikit menyerngit pada preman itu karena terkejut dengan perlakuan Catherine padanya. "Sepertinya tidak perlu kutanyakan lagi.."

"Kami akan menuju markas Blackhawk nanti siang. Aku ragu orang itu akan melarikan diri lagi."

"Oh, maksudmu lescount? Seharusnya ia bukan masalah besar buatmu. Lagipula, aku mendengar sebuah kabar bahwa ada pergerakan di sekitar desa Fiore."

"Hmm..bukankah desa itu yang paling dekat dengan pegunungan Arum. Pasti mereka bersembunyi tak jauh dari sana, kita harus bergegas!"

Herald mengangguk, kemudian tatapannya beralih pada preman kurus itu. Matanya tak henti-hentinya menatap tajam.

Re : Swordsman (ONHOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang