Sore itu setelah Jisoo sampai di rumah, dia memilih menyambangi kamar Lisa terlebih dahulu. Dan bernapas lega ketika melihat sang adik sedang duduk di atas ranjang sembari memainkan sebuah game dari ponselnya.
"Lisa-ya," panggil Jisoo yang membuat Lisa mampu mengalihkan pandangannya. Gadis berponi itu tampak sangat antusias melihat kedatangan Jisoo. Karena seharian ini dia benar-benar bosan. Sang Ibu nyatanya lebih mementingkan pekerjaannya dari pada sang anak yang sedang sakit.
"Aku sempat mampir ke cafe Jiwon." Ucap Jisoo sembari menyerahkan sebuah plastik putih berisi ayam goreng untuk Lisa.
"Ah! Gomawo, Unnie. Kau memang yang terbaik!" Seru Lisa meraih plastik itu dengan senang hati. Lalu membukanya dan melahap salah satu potongan ayam goreng dari dalam sana.
"Aku benar-benar merindukan ayam ini." Ujar Lisa benar-benar menikmati ayam goreng buatan Jiwon itu.
Jisoo tersenyum melihat betapa lahapnya Lisa memakan ayam goreng yang dia bawa. Hal sederhana yang menciptakan sebuah kebahagiaan tersendiri untuk Jisoo.
"Kau sudah lebih baik?" tanya Jisoo mengusap surai hitam milik adiknya.
"Tentu. Aku hanya kelelahan," jawab Lisa yang masih terfokus pada ayam gorengnya.
Hening seketika saat Jisoo memilih duduk di pinggir ranjang Lisa. Memperhatikan dengan diam betapa tingkah sang adik sangat menggemaskan. Ah, rasanya Jisoo tak akan siap melihat Lisa akan tumbuh dewasa. Dia ingin Lisa selalu menjadi adik kecilnya.
"Unnie," panggil Lisa yang tiba-tiba meletakkan bungkusan ayamnya ke atas meja. Beralih menatap Jisoo dalam.
"Wae?"
Terlihat Lisa menarik napas sejenak. Dan Jisoo dapat menanggap kegundahan dari pancaran mata Lisa.
"Jika kau ingin pergi. Pergi saja. Asal bawa aku selalu bersamamu.".......
Malam ini adalah malam paling buruk untuk Jisoo. Dia harus berada di tengah-tengah perkumpulan keluarga besar ayah dan ibunya. Tentu Jisoo melakukan itu karena paksaan dari Lisa. Karena tidak mungkin orangtuanya mau memperlihatkan Jisoo pada semua orang.
Rumah besar milih Yunho dan Chaerin sudah di sulap bak ballroom. Dimana tempat itu bukan lagi seperti rumah melainkan tempat sebuah acara mewah. Ulang tahun pernikahan Yunho dan Chaerin lah yang mengharuskan mereka merubah rumah itu menjadi tempat pesta.
"Unnie, aku ingin ke toilet sebentar." Jisoo ingin membuka mulutnya, namun terlebih dulu Lisa sudah berlari terbirit-birit meninggalkannya.
Padahal Jisoo ingin ikut bersama Lisa. Dia tak akan bisa berada di sana sendirian. Tatapan sinis dari pihak keluarga orangtuanya lah faktor dari ketidaknyamanan Jisoo.
Akhirnya, Jisoo memilih hanya diam berdiri disana. Berusaha mengabaikan ucapan-ucapan tak mengenakkan dari beberapa orang yang hadir. Sampai ketika, dia merasa ada yang menabrak tubuhnya cukup kuat. Mengakibatkan keterkejutan untuk Jisoo.
"Ya! Kau tidak punya mata?"
Jisoo hanya bisa terbengong mendengar seruan marah dari Nayeon. Padahal jelas sekali jika gadis itu yang menabrak Jisoo. Tapi kenapa jadi Jisoo yang bersalah?
"Ada apa, Sayang? Kenapa kau berteriak?" Ibu dari Nayeon menghampiri anaknya. Karena teriakan yang dikeluarkan Nayeon benar-benar kencang hingga menarik perhatian banyak orang.
"Lihat, Eomma. Gara-gara dia gaun mahalku basah." Tunjuk Nayeon pada bagian bajunya yang basah karena terkena minumannya sendiri.
"Kau---"
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Sister ✔
FanfictionDia selalu menjaganya. Rela mengorbankan segala hal untuk adik tercinta. Walaupun kenyataannya mereka tak memiliki hubungan darah, namun kasih mereka melebihi seorang saudara. Jung Lisa selamanya akan menjadi adik kesayangan Jung Jisoo. Begitupun se...