13. Hug

7.7K 1.1K 163
                                    

Halaman depan mansion itu sudah disulap menjadi tempat pesta yang begitu mewah dan meriah. Orang-orang berjas dan bergaun mahal berkumpul disana.

Hari ini adalah perayaan ulang tahun Lee Byungsoo. Ayah kandung Lee Chaerin. Maka dengan berat hati, dia dan Yunho harus hadir disana. Meninggalkan Lisa hanya bersama Jisoo di rumah. Walaupun nyatanya ada banyak pekerja di rumah mereka, Chaerin maupun Yunho akan berat meninggalkan kedua anaknya. Terlebih Lisa.

Tapi acara itu adalah sebuah keseharusan yang mereka datangi. Jika tidak, mungkin Lee Byungsoo tak akan menganggap Chaerin putrunya lagi. Atau kemarahan yang diterima dari Kakak-kakak Chaerin karena mengabaikan Ayah mereka.

"Ku dengar, kau sudah menerima anak pungut itu dengan baik?" Lee Hyorin, anak pertama Lee Byungsoo itu menghampiri sang adik dengan segelas wine di tangannya. Menatap tak suka pada Chaerin.

"Chaerin-ah, saat mendengar kabar itu Appa sangat marah besar. Untung saja dia masih menyayangimu hingga tak menghapusmu dari keluarga kita." Kakak kedua Chaerin ikut bicara, menambah rasa tak nyaman yang melingkupi perasaan Chaerin dan Yunho kini.

"Kenapa Appa harus marah? Itu hakku dan Yunho." Mendengar jawaban Chaerin, kedua kakaknya berdecak kesal.

"Kau seharusnya sadar, sejak awal anak itu kau ambil dari panti asuhan. Appa tak menyetujuinya. Itu bisa merusak reputasi keluarga kita." Oceh kakak kedua Chaerin itu, Lee Sunmi.

Chaerin dan Yunho saling pandang. Mereka sudah menduga jika akan seperti ini saat memutuskan untuk tetap datang ke acara Ayah Chaerin. Kedua kakak wanitanya itu memang benar-benar menyebalkan.

"Ini adalah rumah tangga kami, Noona. Sepertinya terlihat sangat tidak sopan jika kalian mencampurinya." Ujar Yunho yang masih berusaha mempertahanlan rasa hormatnya pada kedua kakak iparnya itu.

"Aigoo~ Keluargamu benar-benar kacau, Chaerin-ah. Memiliki anak pungut, sekarang pun anak kandungmu cacat dan tak punya masa depan. Ah, pasti kepala Appa pusing memikirkannya--" Ucapan Hyorin terhenti saat Chaerin menyiram segeras wine pada wajahnya. Membuat beberapa pasang mata berhasil melihat hal memalukan itu.

"Haruskah aku membekap mulutmu dengan gelas ini, Unnie?" nada bucara Chaerin terkesan biasa saat menunjukkan gelas yang sudah kosong di tangannya. Namun hal itu justru benar-benar bisa membungkam mulut kedua kakaknya.

"Urusi suamimu yang terlibat penggelapan dana itu saja." Gerutu Chaerin lalu menarik Yunho menjauh. Membuat beberapa orang disana berbisik menatap Hyorin dan Sunmi yang terdiam bak patung.

........

"Astaga. Lihatlah sekarang aku bertemu dengan siapa? Anak pungut yang ternyata memiliki Ayah seorang kriminal."

Jisoo mendesah kesal. Padahal malam tadi dia bermimpi cukup indah. Tapi kenapa siang ini dia harus tertimpa kesialan dengan bertemu Nayeon di koridor kampus? Seharusnya Jisoo langsung pergi ke halte bus seperti biasa, tidak memilih mampir ke toilet terlebih dahulu sehingga dia harus bertemu dengan sepupunya yang benar-benar membuat naik darah.

"Bukankah lebih baik kau lebih rajin belajar dibandingkan mengurusi hidup orang lain? Ku dengar, kau tidak lulus di beberapa mata pelajaran."

"Ya!" Pekik Nayeon kesal. Niat hati ingin membuat Jisoo marah, namun kini justru sebaliknya.

Melihat respon Nayeon, Jisoo tersenyum tipis. Ternyata, menghadapi kakak sepupunya itu sangat mudah. Dia tak perlu mengeluarkan tenaga yang terlalu besar.

"Jika kau terus seperti ini, bukankah kau tak akan bisa menggantikan posisi Ayahmu?" setelah mengucapkan itu, Jisoo segera kembali melangkah. Karena berlama-lama dengan Nayeon bukanlah hal baik.

More Than Sister ✔  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang