5. Blood

11.2K 1.4K 253
                                    

Kim Jaejoong memang tak pernah hidup layak sedari kecil. Bahkan di umurnya yang menginjak Sekolah Dasar, dia harus mencari lembaran uang sendiri untuk bersekolah. Sampai di mana dia lulus dari Sekolah Dasar, Jaejoong memilih tak melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi.

Ibunya meninggal di saat melahirkannya, sedangkan sang ayah meninggal saat usia Jaejoong menginjak tujuh belas tahun karena overdosis minuman keras. Membuat dia harus berjuang hidup sendiri, dengan mental yang tak baik.

Ketika berusia sekitar dua puluh tiga tahun, Jaejoong bertemu dengan seorang gadis cantik yang merupakan pekerja pabrik di dekat rumah kumuhnya. Selang beberapa bulan, mereka memutuskan untuk menikah setelah sempat menjalin hubungan.

Beberapa bulan selanjutnya, Seo Joohyun mengandung anak hasil dari pernikahan mereka. Membuat wanita cantik itu terpaksa berhenti dari pekerjaannya karena saat itu kandungan Joohyun cukup lemah.

Jaejoong yang ketika itu hanya bekerja sebagai pengangkut barang di pasar, benar-benar mengalami tekanan yang amat berat. Kondisi istrinya sering sekali turun, dan lelaki itu terpaksa meminjam uang dari beberapa rentenir.

Sampai dimana hari kelahiran Jisoo tiba, pikiran Jaejoon benar-benar kalut karena hutangnya begitu menumpuk. Dan merawat seorang bayi di dalam keluarga kecil mereka akan sangat sulit. Yang pada akhirnya lelaki itu terpaksa menyerahkan Jisoo ke sebuah panti asuhan tanpa sepengetahuan istrinya.

Joohyun yang mengetahui anaknya baru saja dibuang oleh sang suami tentu tak terima. Mereka bertengkar hebat, yang membuat kepribadian Jaejoong berubah. Lelaki itu lebih sering mabuk dan pulang dini hari. Terkadang bahkan memukul sang istri yang tak bisa menerima perubahan drastis suaminya.

Sampai ketika tujuh belas tahun berlalu, Joohyun meninggal dunia karena menderita sakit parah namun sang suami tak bisa membawanya untuk berobat.

Kala itu Jaejoong sangat frustasi. Perlahan, dia menyesali semua hal buruk yang dia lakukan. Demi apapun, lelaki itu tak ingin hidup dan menua sendiri. Dia butuh seorang teman, yang bisa mengurusnya kelak.

Alhasil, selama satu tahun Jaejoong berusaha mencari keberadaan Jisoo. Yang beberapa minggu lalu dia baru saja mendapatkan informasi jika anak kandungnya telah diadobsi oleh orang kaya.

Jaejoong benar-benar memiliki tekad yang kuat untuk mengambil alih Jisoo. Apalagi setelah mengetahui jika sang anak sangat bisa diandalkan untuk mencari uang. Karena menurut informasi, walaupun masih berusia 18 tahun namun Jisoo bahkan bisa melakukan hal yang pemimpin perusahaan lakukan.

"Ya! Cepat jalan! Kau akan terlambat mengantar barangnya!" Teriakan itu membuat Jaejoon mendesis. Pekerjaan sebagai sopir sebuah mobil pengantar barang memamg menyebalkan. Dan Jaejoong bersumpah, dia tak akan melakukan ini lagi jika Jisoo sudah bersamanya.

.......

Pagi-pagi sekali Lisa menggeliat setelah mendengar suara cukup berisik di sekitarnya. Perlahan, mata bulat itu terbuka dan memperhatian Jisoo yang sedang berjalan kesana-kemari.

"Unnie ingin pergi kemana?" tanya Lisa dengan suara serak. Mengucek kedua matanya lalu beranjak duduk.

"Mulai hari ini, Unnie akan bekerja menjadi manager di Cafe milik Jiwon." Beritahu Jisoo.

Semalam gadis itu memang memaksa Jiwon untuk memberikannya pekerjaan. Karena mana mungkin Jisoo terus menerima kebaikan Jiwon secara cuma-cuma? Gadis itu masih tahu diri sebagai seorang sahabat.

"Kenapa mendadak?" tanya Lisa bingung. Pasalnya tadi malam Jisoo bahkan tak bicara apa pun mengenai hal ini.

"Lebih baik kau segera pergi mandi. Unnie sudah menyiapkan sarapan. Jangan keluar dari apartemen sebelum Unnie pulang, hm? Dan ingat, jangan menyentuh benda tajam." Jisoo meraih tas selembangannya. Mengecup sekilas hidung Lisa lalu beranjak pergi. Meninggalkan Lisa yang saat ini tengah cemberut karena harus merasa kesepian cukup lama.

More Than Sister ✔  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang