Chapter 4

775 89 16
                                    

Flashback

"Itu tandanya kita berjodoh."

Lagi-lagi mulut sialan ini bergerak lancang. Bagaimana kalau Sakura ilfeel setelah aku berkata begitu?

"Eh?"

Astaga wajahnya merona seperti itu membuatku semakin gerah.

Menggemaskan sekali.

Dia harus jadi milikku.

Flashback End



"Sakura, apa yang kalian bicarakan? Kenapa wajahmu merona seperti itu?", tiba-tiba suara Tenten menginterupsi kegiatan Sasuke dan Sakura.

"E-eh? Aku umm.. Kami tidak membicarakan apa-apa, aku hanya merasa di sini panas sekali. Ya, panas sekali.", itulah alasan klasik yang Sakura berikan.

"Sepertinya hanya aku yang belum mengetahui nama kalian, para gadis", ucap seseorang yang memiliki bentuk rambut seperti nanas. Ya, Nara Shikamaru.

"Senpai, perkenalkan namaku Yamanaka Ino. Senpai bisa panggil aku Ino atau apapun yang senpai inginkan", ucap Ino sangat bersemangat. Gadis pirang itu langsung menjabat tangan Shikamaru dengan wajah meronanya.

Sepertinya Ino menyukai Shikamaru. Astaga, mereka bahkan baru berkenalan -dengan artian sesungguhnya- hari ini, dan Ino sudah menyukainya? Luar biasa.

"Ah, begitu ya. Salam kenal, Ino.", Shikamaru tersenyum.

Kemudian terjadi perkenalan singkat antara para gadis dengan pemuda Nara itu.

Saat ini mereka akan pulang karena hari sudah menjelang sore. Mereka nampaknya terlalu menikmati waktu mengobrol sampai lupa waktu. Biasalah, remaja.

Entah bagaimana ceritanya dan bagaimana caranya Tenten bisa ikut pulang bersama Neji. Sepertinya gadis itu bergerak cepat mendekati pemuda Hyuuga itu. Dan entah alasan luar biasa seperti apa yang diberikan Ino pada Shikamaru sehingga mereka akhirnya pulang bersama. Naruto dan Hinata sudah pasti pulang bersama, tidak heran.

Sekarang di gerbang sekolah hanya tersisa Sasuke, Sakura, dan Sai.

"Sakura-chan, sepertinya akan turun hujan. Lebih baik kau pulang bersamaku saja, bagaimana?", tawar Sai pada Sakura dengan senyum yang selalu pemuda itu berikan.

"Tidak perlu, senpai. Aku akan menunggu Sasori-nii, dia sudah janji akan menjemputku.", tolak halus Sakura.

Sai terus membujuk Sakura agar mereka pulang berdua, namun jawaban Sakura tetap saja tidak. Gadis itu terus menolak ajakan Sai, sampai pada akhirnya Sai menyerah.

"Sasuke, kau kenapa tidak pulang?", tanya Sai sembari menyalakan motor kesayangannya.

"Bukan urusanmu", jawab Sasuke dengan ketus.

Sakura dan Sai memandang Sasuke dengan raut bingung.

Kalian tidak tahu saja, bungsu Uchiha ini sedari tadi menahan kesal melihat Sai terus saja mengajak Sakura. Dia di sini bermaksud ingin mengajak Sakura pulang bersama, kenapa jadi si pucat itu yang mengajak Sakura?

"Baiklah, aku pulang. Hati-hati ya nanti pulangnya, Sakura-chan. Bye, Sasuke", ucap Sai lalu segera melajukan motornya.

Keheningan menyelimuti Sasuke dan Sakura dan nampaknya cuaca semakin memburuk. Angin bertiup semakin kencang dan bertambah dinging. Sakura sudah berkali-kali mengecek ponselnya dengan raut panik, tetapi raut itu segera hilang ketika dering ponsel berbunyi dari ponsel gadis itu.

One and Only [PAUSED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang