Part 36🍃

102 6 3
                                    

"Jangan pernah memandang ujian atau masalah yang allah berikan sebagai beban,tetapi pandanglah sebagai jalan agar kita lebih mendekat kepada-Nya."

Tengah malam yang sunyi,waktu dimana semua manusia untuk mengistirahatkan raga nya setelah melakukan aktivitas yang sangat melelahkan. Tetapi tidak dengan seorang pemuda, yang masih berjaga menunggu pujaan hatinya bertarung nyawa. Adik yang selalu setia menemani nya,yang sekarang telah tertidur di pundak sebelah kiri. Di tatapnya gadis yang mulai beranjak remaja itu. Tak dapat dipungkiri, bagaimana nasib sang adik jika ada pemuda yang ingin menyakitinya. Seperti perbuatan yang sangat amat dia sesali, masih teringat jelas dalam memorinya, bagaimana mulut ini lancang menyakiti temen kecil nya.

Pintu ruangan operasi terbuka, terlihat jelas sang dokter yang sangat amat lelah.

Dengan hati hati pemuda itu meletakkan kepala sang adik yang tadi nya bersandar di pundaknya ke sandaran kursi besi di depan ruang tunggu. Lalu dirinya tergesa gesa menuju sang dokter.

"Bagaimana keadaan calon tunangan saya dok? apakah operasinya berjalan lancar? Apa kah saya boleh masuk untuk melihat keadaan nya??"
Bertubi tubi pertanyaan di isi kepala nya, dia sangat sangat khawatir dengan keadaan gadis mungil itu.

"Calon tunangan kamu baik baik saja, alhamdulillah operasi berjalan dengan lancar. Tetapi dia akan sadar selama 3 hari ataupun bisa seminggu, sekarang keadaan nya sangat lemah. Untuk sekarang dia belum bisa di jenguk, subuh nantik dia akan di pindahkan ke ruang inap. Jadi pagi bisa di jenguk, saya permisi dulu. Mari"

"Alhamdulillah ya allah, iya dok terima kasih banyak." tersenyum, tidak henti hentinya dirinya melakukan itu.

"Dekk, bangun dek. Ada kabar gembira" tepukan lembut yang di rasakan gadis di dalam dunia mimpi itu. Dengan berat, mata bulat itu terbuka, menampilkan bola mata yang indah.

"Hmm, kenapa si kak? Ngantukk nii" tanya nya kesal dengan suara serak khas bangun tidur.
"Operasi ica berhasil dengan lancar, alhamdulillah ya dek. Huh semoga ica ngak sakit-sakit lagi"

"Aamiin, alhamdulilah ya allah. Udah boleh jenguk ngak kak?"

"Belum lah dek, kita di bolehin besok pagi. Sekarang kita tidur dulu yuk ke masjid, ada masjid di depan rumah sakit ini. Besok kita akan pulang ke jakarta untuk proses pemakaman eca."

Tanpa di sadari air mata sang adik menetes.
"Jadii, kak eca itu beneran udah meninggal ya kak? hikss... Ra pikir itu cuma mimpi.. kak eca baik bangett sama ra,walaupun kadang suka jailin aku."

Air mata wanita, itu yang sangat di benci vano. Tangan berotot itu menghapus aliran sungai kecil di pipi chubby si adik satu satunya itu.
"Adekk, ngak boleh nangis yaa. Kak eca pasti sekarang udah bahagia disana. Yuk kita do'ain kak eca di masjid." Sambil merangkul sang adek, mereka berdua pun berjalan menuju masjid.

"Ya allah, ya rabbku. Maafkan hambamu yang berlumur dosa ini, maaf hamba belum bisa menjadi orang yang baik. Ya allah, tempatkan lah teman hamba di surgamu. Maafkanlah  semua dosa yang dia perbuat selama semasa hidupnya, terima semua amal ibadahnya. Ya allah ya tuhanku hamba ingin melamar seorang gadis yang bernama aisyah,mudahkanlah urusan hamba dalam perbuatan baik ini. Semua takdir hamba hanya engkau yang mengetahuinya, kalau memang dia bukan jodoh hamba. Semoga hamba ikhlas ya allah."  Setelah berdo'a vano hanya bisa bermenung,
ada rasa penyesalan di lubuk hatinya. Mulut yang dengan gampang nya menyakiti seorang wanita, padahal eca sangat baik padanya. Walaupun sedikit menjengkelkan. Teringat dulu,dimana hari pertama gadis itu masuk sekolah yang sama dengan diri nya. Begitu bahagianya gadis itu ketika pergi bersamanya walaupun ketika itu vano salah orang, dan pulang nya malah dengan kasarnya dirinya menyakiti gadis itu. Padahal dulu dia telah berjanji pada dirinya agar tidak menyakiti perempuan. Hanya beribu maaf yang bisa dia ucapkan.

Assalamualaikum PrincesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang