part 21🍃

66 8 0
                                    

"Jadii gituuu ceritanyaa" ucap eca setelah menceritakan panjang lebar kepada tya.
"Haaa.. Lu seriuss ??? Kok lu ngak ada ceritain ini sih. Gue udah souzon sama lu tauu. Karena itu ica pergii? kita harus cari tau yang selama ini mencelakai ica. Gimana yaa cara nyaa"pikir tya. "Gue punya idee caa"

"Ahh lu serius aja, jangan aneh aneh."balas eca.
"Ngak aneh aneh kok" ujar tya dengan senyum sinis nya.

****
Pagi ini terlihat sangat cerah, vano yang telah pulang kemaren sore di antar oleh dara dan papa nya. Melihat perhatian keluarga dara kepada vano,membuat hati mama mia menjadi respect kepada dara. Gadis yang sangat manis,sopan,perhatian dan aura keibuan nya terlihat sekali.

Karena kejadian kemaren, mama mia sangat khawatir dengan keadaan vano. Dan pagi jam 06.15 dara telah berangkat menjemput vano,sesuai permintaan mama mia yang sangat cerewet itu.

Mobil sport warna merah berkilau melaju dengan kecepatan rata rata, karna tidak enak hati terhadap mama sang senior membuat dia telah pagi pagi datang ke rumah sang ketos. Dalam hati dia selalu beristighfar berdo'a semoga orang sekolahan tidak akan menganggap diri nya keganjenan.
"Huh. Sampai juga,keluar ngak ya." dengan mengatur nafas lalu diri nya membuka pintu mobil, langkah demi langkah dan sekarang sampai lah diri nya di depan pintu rumah mewah nanmegah. Dengan tangan yang masih ragu untuk mengetok pintu.
"ayokk dar, demi saling bantu membantu sesama manusia." batin nya menyemangati.

"Tok tok tok." terdengar ketokan 3 kali,mama mia telah menebak siapa yang pagi pagi datang. Pasti gadis yang kemaren mengantar anak sulungnya.

"Iyaa,sebentar." lalu wanita paruh baya itu pun berjalan dengan agak cepetan menuju pintu kayu berwarna coklat tersebut.

"Wahh, anak maniss. Masuk, anggap rumah sendiri ajaa yaa sayang." penyambutan yang sangat manis, membuat hati dara menghangat.

"ahh tante maa,bisa ajaa" ujar dara dengan masih malu-malu. Dia pun di persilahkan duduk di sofa keluarga, tadi nya dara ingin duduk di sofa tamu aja. Tapi mama vano malah menganggap dara bukan lah tamu, tapi seseorang spesial. Membuat hati dara tidak enak, bagaimana pun dia sadar diri kalau vano adalah seseorang yang sahabat nya cintai. Dia tau bagaimana mendiang sahabatnya dulu itu menangis di hadapan nya karna melihat vano dekat dengan kembarannya. "pasti kamu sekarang sangat marah sama aku ya ca. Maafin aku,aku tidak bermaksud merebut kak vano" batin dara dengan merasa bersalah.

"Sayang, kita sarapan bareng dulu yukk. Nantik tante,hmm panggil mama aja deh biar lebih akrab. okee, nantik mama bakalan kenelin kamu sama papa dan adek nya vano. Tunggu dulu yaa mama manggil vano,  wah panjang umur vano nya, hehe. papa dan adek nya kayak udah di meja makan. Yuk kita kebelakang." Kecerewetan mama vano sangat menghibur hati nya, dia jadi teringat bagaimana mamanya yang sibuk kerja. Walaupun dirumah dia perhatian terhadap dara, tapi dara belum puas. Dia ingin mama nya dirumah, mengurus dirinya yang sangat butuh kasih sayang.

"Hm. Iya tan. Eh ma" cengir nya lalu menggaruk kepala yang di lapisi jilbab panjang itu.
"Eh haiii, mama bawa siapaaa. Hayooo tebakkk." ucap mama vano dengan heboh nyaa, dara yang di belakang dia pun terkekeh mendengar nya.

"Hm siapaa yaa?? Pasti pacar nya kak vanoo kan??" tanya tiara sang adek yang sangat imutt.
"isss adek apaan sihh, itu cuma temen kakak. Kakak pacar nya kak ica." sahut vano dengan ceplos nyaa.

Mendengar itu membuat senyum dara luntur, dia tau resiko kalau dekat dengan sang senior nya itu.
Mama mia yang mendengar itu serasa hati nya di sayat sayat, dia tidak ingin anak nya terus terus seperti ini. dia ingin anak nya itu melupakan semua nya tentang gadis tetangga itu. Dia tidak ingin melihat vano menjadi stres dan halu terus terusan. Karna itu dia ingin mendekati dara dengan vano.

"Hm kakk, sadar dong. Kak ica itu udah meninggal, jangan kek gini terus terusan. Jangan terpuruk untuk kedua kali nyaaa. kalau itu terjadi aku tidak ingin menganggap kakak itu sebagai kakak akuu. Ngertii" sewot tiara dengan mulut pedas nya, dia tidak ingin melihat kakak satu satunya itu lemah.

"Tadahhh inii dara. Kenalan dong tir, pa. Ini tuu yang udah nyelamatin vano kemaren, dia baikk kan pa. Cocok kan untuk jadi menantu" ucap mama mia dengan satu alis di angkat untuk menggoda vano, dia ingin berusaha membantu anaknya itu melupakan ica.

"ahh mama, bisa aja deh. Kan aku cuma adek kelas nya kak vano." ujar dara dengan cengiran yang kaku nya. Dia sangat canggung berdekatan dengan orang baru.

"Lucuu yaa ma. hai manis, siapa nama nya?" tanya papa vano dengan ramah walaupun muka nya terlihat sangar tapi hati nya hello kitty.

"Hehe hai om, aku dara. Adek kelas nya kak vano." ucap nya lalu menangkupkan tangan nya ke dada. Dia tau kalau bersalam tangan secara langsung itu adalah dosa.

"Haii kak dara. Kenalin aku tiaraa, adek nya kak vano. Aku baik kok,ngak sama tu sama yang di sebelah aku nii." ucap tiara dengan lidah yang di sengaja di hadapkan kearah vano. Posisi nya vano di samping kanan tiara dan dihadapan dara. Membuat dara selalu menunduk.

Setelah sarapan, dara dan vano pun berpamitan kepada orang tua vano.

"Biar gue aja yang nyetir." ucap vano.
"Ehh ngak usah kak, kakak itu masih sakit. Biar aku aja yaa."

Setelah perdebatan kecil,akhir nya dara lah yang nyetir. dalam perjalanan hanya keheningan lah,tidak ada yang berani bicara dahulu. Karna vano tidak ingin keheningan, jadi dia pun memulai pembicaraan.
"Makasih udah baik sama kakak ya." ucap nya dengan senyum manis nya.

Dara yang melihat senyum dan mata indah vano pun salah fokus.
"Hello dar, liat depan. Nantik nabrak."
"Ehh maaf kak, iya sama sama." dara sangat lah malu "aduhh,dar. Lu kok tolol bangett. Fokus"batin nya.

"Hm. Ooiya dar, tya gimana? Kakak takut nya persahabatan kalian hancur. Maafin kakak yaa, karna halu jadi nya tya salah paham gini. Kakak rindu icaa dar, kakak yakin bangett dia masih hidup. Ada yang mengganjal gitu, kakak bakalan cari tau." ucapan vano itu membuat hati dara terasa sesak, apa mungkin dia jatuh cinta. Tidak mungkin,dia tidak akan mengkhianati sahabatnya.

"Hm, semoga aja tya ngak salah paham kak, nantik dara bakalan coba jelasin."

Setelah menempuh perjalanan selama 15 menit, mereka pun tiba di sekolah jam 07.05
"Hm, kak. Tunggu dulu, kita tukeran nomor yuk. Mmm kan nantik kakak pulang sama aku,hm kalau ada apa apa kan bisa hubungi aku." ucap dara dengan malu malu nya.

"Haha kamu lucu yaa, ngak usah nunduk gitu. anggep ajaa kakak tu sebagai kakak kamu, ngak usah kaku gitu" mendengar itu pun,dara senyum masam.

Setelah tukaran nomor mereka pun keluar dari mobil dara. Melihat mereka turun dari mobil yang sama, membuat semua orang melihat kearah mereka. Ada yang tatapan sinis, kagum, dan ada pula yang membisik bisik. Melihat lirikan semua orang tertuju terhadap diri nyaa, dia memutuskan untuk pergi dulu ajaa.
"Hm kak, aku duluan ajaa yaa. Ngak enak di liatin orang." tanpa persetujuan dari vano,dara langsung berjalan agak cepetan.

Vano yang masih di parkiran, melihat seseorang turun dari mobil mewah. Dengan kerudung panjang yang menutup seluruh tubuh mungil itu dan tidak lupa senyum manis.

"Itu kek princess, ahh ngak mungkin. guee halu terussssss. Sadar van sadarrrrrr."teriak vano dengan menarik rambut nya seperti orang stress, ternyata gadis yang dia pikirkan tadi telah berada di belakang vano.

"Assalamualaikum."ucapan seseorang gadis dengan lembut nyaa. 
"Ini ngak salah lagii,pasti princess. Kalau eca dia blak blakan. Eca juga ngak bakalan mau di antar abi,terus dia setelah pergi dari rumah jilbab nya ngak sepanjang princess juga. Inii pastii princess.

"waalaikumsalam. Princes...

_____________________
Yeyy update lagii. Makasih ya udah mau baca cerita gaje ini.
Tinggalin jejak nyaa dong, hargai yang nulis😭

Assalamualaikum❣

Assalamualaikum PrincesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang