part 37🍃

49 3 0
                                    

Aku tau hidup mu sudah begitu melelahkan,sekarang beristirahatlah. Aku akan selalu merindukanmu :)
–vano

Proses pemakaman sudah selesai dilaksanakan, satu persatu orang sudah beranjak meninggalkan pemakaman. Tapi tidak dengan seorang gadis yang masih menangis dengan sekencang kencangnya memeluk nisan.

"Sebaiknya kita pulang aisyah, keadaanmu belum stabil." Gadis itu seakan menulikan pendengaran.

"Ini salah ica bi, aku saudara yang tidak pantas di bilang saudara. Abii, kenapa eca pergii, kenapa ngak aku saja? Ecaaaaaaaaaa" gadis itu berteriak sekencang kencang nya, berharap itu hanyalah mimpi buruk.

Bibir pucat,mata sayu,badan panas,baju yang sudah kotor karena tanah. Ica kehilangan kesadaran, pingsan. Semua keluarga yang masih di situ berkerumunan, mendekat untuk membawa gadis itu pulang.

Vano diam membisu, dia tidak tega melihat gadisnya sudah tidak berdaya. Dia sangat rapuh,kehilangan sahabat kecil dan menyaksikan gadis yang sangat dia cintai tak berdaya.
Dia tidak pernah membayangkan kejadian hari ini akan terjadi, seakan hari ini adalah hari terburuk yang dia alami.

Aisyah sudah dibawa pulang oleh keluarganya,seenggaknya dia merasa tenang. Dari kemarin aisyah tidak berhenti menangis,dokter belum membolehkan dirinya untuk pulang karena harus membutuhkan istirahat yang banyak tetapi aisyah memaksa dan merengek untuk mengantarkan kembarannya untuk terakhir kalinya.

"Vano, ayok kita pulang. " ujar sang mama dengan lembut.

"Ma, vano disini dulu ya. Beri vano waktu untuk memintak maaf kepada eca, teman kecil vano." balas nya dengan pandangan kosong.

"Dek temani,kakakmu. Mama pulang dulu,papa udah nunggu dimobil." tiara hanya tersenyum tipis dan mengangguk,lalu ikut jongkok di samping vano.

"Assalamualaikum teman kecil, maaf vano yang sudah banyak salah. Terkadang mulut ini menyakiti hatimu, syah tenang disana ya. Seenggaknya sekarang elisyah ngak ngerasain sakit lagi, aku janji akan menjaga aisyah. Hmm maafkan aku yang tidak mengenalmu ketika kita bertemu,kau gadis baik. Semoga allah ampuni dosamu syah" vano menarik nafas dalam dalam, rahang mengeras menahan semua kesedihan.

"Kak eca baik banget sama tiara, makasih kak. Selalu ada untuk tiara, ya allah semoga engkau tempatkan kak eca di surgamu."

"Syah, vano sama tiara pamit dulu ya. Assalamualaikum eca" langkah demi langkah, tibalah vano dan tiara di parkiran. Sepii, sunyi. Dia membayangkan bagaimana jika allah memanggil dirinya, yang penuh dengan dosa. Yang belum mempersiapkan bekal dengan sempurna, yang masih mementingkan dunia. Dia tidak ingin terjebak akan zina, dia akan secepatnya melamar aisyah.

*****
Sesampai dirumah, dia sangat khawatir bagaimana keadaan aisyah sekarang. Dia sangat ingin untuk menjaga gadis itu, ingin selalu di sampingnya. Pikirannya melayang layang, ingin untuk secepatnya menghalalkan gadis itu. Agar tidak ada fitnah jika berdekatan.

"Kak, jangan bengong mulu ih. Mandi gih, itu dari tadi mama nyuruh mandi."

"Astaghfirullah, dek. Kakak kaget, jangan teriak teriak juga."

"Lah dari tadi di panggil mama baek baek, cuma diam aja." ujar tiara,lalu berjalan menuju kamar untuk mandi.

"Kak, udah ya. Mandi gih, kita makan siang bareng bareng. Mama masak kesukaan kakak ni, nantik malam kita kerumah eca, pengajian almarhum. Ica pasti ngak kenapa napa." ucap mama dengan lembut, lalu mengelus rambut sang anak dengan penuh kasih sayang.

Anak yang dia gendong, yang selalu menangis,merengek memanggil dirinya. Ternyata sudah dewasa, sudah mencintai wanita.

"Iya ma, Mama maafin vano yaa kalau vano banyak salah. Belum bisa jadi anak yang baik, masih belum bisa berfikir dewasa." Vano memeluk mama dengan sangat erat,hanya satu wanita inilah tempat dia memperlihatkan kesedihan nya. Tempat ternyaman, yang menyayangi dirinya dengan penuh kasih sayang dan cinta.

"Ehh kakak bau asem, mandi gih." hehe

"Ahh, mama. Bentar doang, pengen peluk." mama tertawa geli mendengar anak lelakinya manja, ini adalah kejadian langkah.

"Aduhh, kenapa ni main peluk peluk . Ikutan ahhh" suara cempreng dari arah tangga dengan kepala dililit anduk, mengenakan baju santai.

"Aduhh, ternyata kakak bisa manja juga ni." pemilik suara bariton itu adalah sang papa.

"Ahh ngak asikk, vano mandi dulu."
Semuanya tertawa.

***
Vano sekeluarga sekarang sedang melakukan pengajian eca, sedari tadi dia tidak melihat aisyah. Dia sangat khawatir akan gadis itu.

Setelah melakukan pengajian, dia masih menajamkan matanya mencari keberadaan aisyah.

"Kak vano, kak ica mana yah? Kok ngak ada keluar keluar" Tanya tiara berbisik.

"Ngak tau juga, coba deh kamu tanya sama umi nya dek." vano pun membalas dengan berbisik.

"Cieee khawatir yaaa, cie cie ciee. Kenapa ngak kakak aja ya nanya, kenapa harus aku? Percuma jadi cowok kalau ngak gentlemen."

"Ngeledek aje lu dek, cepet aahh tanyain. Nantik kakak beliin kamu ice cream deh" dengan jurus andalan nya, dia masih mencoba membujuk sang adek.

"Satu kulkas penuh, deal" balas tiara dengan senyum iblisnya.

Punya adek gini amat ya allah,batin vano.

"Ogahhh."

Lalu vano berdiri ingin keluar, menuju taman belakang. Mana tau dia menemukan gadis nya disana.

"Icaa." panggilnya, ternyata benar ica sedang duduk di ayunan. Tapi dengan seorang laki laki dan perempuan yang tidak di kenal.

Ica hanya membalas dengan senyuman tipis.

"Kamu siapa?" tanya laki-laki itu dengan sinis.

Ini orang kenapa ya, kok malah sinis banget. Gue bales apaan ya, calon suami? Eh kan belum ngelamar,PD banget gua. teman? Ihh ngak mau, Tetangga aja kali yaa. Batin vano.

"Hai, salam kenal. Vano tetangga nya ica." ucap vano dengan mengulurkan tangannya berniat salam perkenalan.

"Oh haii, salam kenal. Aku natal sahabatnya ica." natal lah yang membalas jabat tangannya vano, gadis dengan rambut yang di kuncir kuda. Dengan senyum manisnya.

"Kami sahabatan udah lama, semenjak SD. Kami lost kontak, jadi aku dan alex mencoba mencari informasi mengenai ica. Setelah mengetahui keadaan ica sekarang kami langsung otw kesini."

"Kalau ngak ada keperluan lagi mending pergi aja!" suara bariton terdengar sangat dingin itu membuat vano mengurungkan niatnya untuk berbicara dengan aisyah.

"Oh iya, maaf mengganggu. Ica,kakak pergi dulu ya. Assalamualaikum." vano pun berbalik melangkahkan kaki untuk segera pergi.

"Kak vano disini aja." suara yang lembut itu membuat langkah vano berhenti.

"Ckk" terdengar kesal dari mulut alex.
Membuat vano jadi tidak enak hati mengganggu mereka.

"Kakak ada keperluan ca, maaf yaa. Besok kakak kesini lagi." balas vano lalu memberikan senyum.

____________
Halo gaesss, mintak pendapatnya dong. Gimana cerita aku? Makin ngak seru ya? Maaf yaa, komen dong. Thanks❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Assalamualaikum PrincesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang