Chapter 1

276 42 22
                                    

"No one can stop, what has begun."
Shine Your Way - Adam Young, Yuna.

***

"Nessa! Woy Vanessa!!"

Gadis yang dipanggil pun menoleh. "Apa?"

Vanessa Kinara Harper. Atau biasa dipanggil Nessa. Gadis blasteran berparas cantik dengan rambut coklat muda itu sangat populer di kalangan siswa maupun siswi di sekolahnya, SMA Granada. Salah satu SMA paling elite di Jakarta Selatan. Tak heran juga kalau banyak laki-laki yang mengejarnya.

Orang yang tidak suka padanya? Tentu saja ada, tapi mereka lebih memilih menjelek-jelekkan Nessa di belakangnya karena Nessa selalu menang saat berdebat. Jika ia benar, ia tidak pernah takut.

"Lama banget si lo, yang lain udah pada nungguin tuh di kelas. Masa hari pertama masuk kelas 12 telat sih gaseru lo" ujar Kinan, salah satu temannya.

"Ya maap, yuk ah ke kelas"

Sesampainya di kelas, Nessa di sambut dengan heboh oleh teman-teman dekatnya, ada Dyra, Hanna, Kalila. Nessa, Kinan, dan ketiga temannya itu memang sudah bersahabat sejak kelas 10. Di mata orang lain mereka begitu cocok. Yah.. cecan semua, sih.

"Ngapa lu telat? Bentar lagi bel tau, mobil lo mogok?" tanya Kalila, atau kila.

"Orang kaya mana bisa mobilnya mogok, Kil" celetuk Kinan.

"Dasar, masi untung kita nempatin tempat duduk lo. Kalo nggak lo mau duduk sama cowok?" ujar Hanna.

"Sori deh, telat bangun tadi. Eh betewe gapapa kok, asal ganteng aja hehe. Gue kan suka cogan" balas Nessa.

"Yeu, kita semua juga suka kali sama cogan" kata Dyra. "Ntar istirahat cari cogan yuk! Sapa tau ada anak kelas 10 yang ganteng"

"Gak ah gue gak suka yang lebih muda" tolak Hanna.

"Idih, emang dianya mau sama lo? HUAHHAHAHA" kata Kila, dan di hadiahi tertawaan ke-tiga temannya. Hanna hanya mendecak sebal.

Kringgg...

Semua murid yang ada di kelas pun segera duduk di tempat duduknya masing-masing dan tak lama kemudian wali kelas baru mereka datang.

***

Disisi lain SMA Granada, seorang lelaki tampan dengan rambut coklatnya berjalan santai di koridor lantai 2, di wilayah kelas XII. Penampilannya sangat kacau, rambutnya acak-acakan, bajunya di keluarkan, dan juga tidak memakai dasi. Tapi penampilan seperti  itulah yang membuat para siswi jatuh cinta.

Lelaki itu berhenti di depan pintu kelas yang diatasnya bertuliskan XII IPS 2. Tanpa berpikir panjang ia langsung masuk kelas tersebut.

"Nevandra! kenapa kamu telat, hah?" ujar guru bahasa di kelas itu dengan kesal.

"Telat bangun, pak" jawabnya santai. Ya, tentu saja sekarang dia menjadi pusat perhatian murid-murid di kelas. Tapi dia tidak keberatan.

"Dari kelas 10 masih aja bandel terus. Sekarang kamu udah di kelas tertinggi. Contoh adik-adik kelasmu dengan baik, dong!"

"Terserah saya mau bandel apa nggak. Orangtua saya kan bayar sekolah disini. Lagian saya telat ngapain bapak yang rempong? Tugas bapak mah ngajar aja udah"

"Aduhh... Terserah kamu deh, sekarang duduk. Masukkin bajunya."

"Ye." ucap Nevan pelan. Dalam hatinya ia tertawa. Untung saja kenakalannya ditutupi oleh kepintarannya dalam setiap mata pelajaran. Mau tidak mau para guru bangga terhadap prestasinya.

Itulah, Nevandra Aidan Harper. Ya. Ia adalah saudara Nessa. Lebih tepatnya, kembarannya. Wajahnya sangat mirip dengan Nessa, Nevan juga berparas tampan dan tidak kalah populer dari kembarannya. Ia adalah ketua dari geng Ravens, geng yang sangat kuat dari geng manapun. Jumlahnya hanya sekitar 175 orang. Itupun karena kemauan Nevan sendiri. Setiap kelas pasti tidak ada yang tidak mau bergabung di Ravens. Tapi orang-orang terpilih Nevan saja yang bisa masuk, seperti yang jago bela diri dan pandai menyusun strategi.

Jadi, siapa yang tidak tau si Kembar Harper? Sepasang anak kembar keturunan Kanada yang sangat dikagumi parasnya. Tapi sayangnya mereka itu tidak akur dan semua orang tau itu. Mereka juga tidak ada yang tau alasannya, termasuk sahabat mereka sendiri.

***

Nevan duduk di tempat duduknya yang berada di paling pojok kiri, dekat jendela. Dan dikelilingi oleh teman-teman dekatnya, Randi, Dimas, Gibran, Delvin, serta Varen. Selain anggota Ravens, mereka juga teman terdekat Nevan. Atau bisa dibilang tim inti. Sekarang sudah lewat bel sekolah tapi mereka masih bersantai-santai di kelas.

"Haaahh... bosen gue. Basket kuy" ajak Delvin.

"Kuylah, dah mayan sepi juga disini" kata Randi.

"Hilih, kenapa lo? Takut hantu?" ujar Nevan bercanda.

"Kaga lah, takut diliatin cewek-cewek aja gua HAHAHAHA" jawab Randi pede

"DIH, pede cakep kali lu, anjrit muka lo tuh anjrit" sorak Gibran heboh.

"HUAHAHHAHHAAHAHAHHAHA"

"Ayo woi lama bet lu pada" kata Dimas yang sudah berdiri di ambang pintu.

Mereka berenam pun keluar kelas dan menuju ke lapangan basket. Randi dan Gibran berlari mengambil bola basket di ruang olahraga. Tak lama kemudian mereka sudah asyik main basket sampai menjelang sore.

***

Nessa H
Keluar. I'm downstairs.

Read.

***

Nevandra Aidan Harper

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nevandra Aidan Harper

Vanessa Kinara Harper

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vanessa Kinara Harper

24/06/20

-H

The Harper TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang