Chapter 6

135 22 0
                                    

"Life is way too short to take it slow."
When Can I See You Again - Owl City

***

"Lo semua tau apa tujuan dari geng ini?" Tanya Leo kepada banyak lelaki yang dihadapannya. Semua menggelengkan kepala.

"Ketua Ravens, Nevandra, dia musuh gue. Gue mau lo semua ikut di pihak gue dan hancurin dia."

"Caranya?" Tanya salah satu dari banyak orang tersebut.

"Yang gampang dulu aja." Ujarnya seraya tersenyum miring. Ia mulai berbicara tentang rencananya. Dan saat itu juga semua anggota geng baru Leo menyetujui perintah dari ketuanya sendiri.

"Mulai sekarang gue adalah ketua kalian. Dan lo pada harus ikuti kata-kata gue kalo gak mau celaka." Ancam Leo agar semua anggota gengnya ini tunduk kepadanya.

"Waktunya gue hancurin lo, Nevandra." Ucapnya sambil tertawa.

Ia tidak tahu bahwa ada seorang yanh bersembunyi di balik tembok dan mendengar seluruh percakapan mereka.

***

2 hari berlalu. Nessa sudah sembuh sepenuhnya, dan ia sudah memberitahu teman-temannya apa yang sebenarnya terjadi. Tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa, toh kejadiannya sudah berlalu.

"Heh, kalian tau ga si, tentang geng baru yang suka cari ribut itu? Tetangga gue aja pernah hampir dibunuh, loh, sama mereka." Kata Hanna membuka gosip di pagi hari.

"Masa? Emangnya tetangga lo ngapain dah?" Tanya Kila kepadanya.

"Dia gak sengaja lewat wilayahnya, ya, mana dia tau kan? Terus mereka marah, lah. Padahal tetangga gue cuma mau beli tisu doang di minimarket. Terus kan dia ngelawan, lumayan jago sih, dia. Ya mereka nyerang balik! Di keroyok lah, dia. Kalo dia gak cepet-cepet lari pasti dia udah mati. Lagian, dia cuma sendiri waktu itu."

"Dih, apaan si? Gitu doang padahal. Apa gengnya?" Tanya Kinan.

"Felons. Kata tetangga gue ketuanya ada si Granada!" Pekik Hanna heboh.

"Idih, gatau ada Ravens apa mereka? Ya kali, Ravens di lawan." Balas Kinan lagi.

"Justru Felons katanya ada masalah sama Ravens. Tapi gatau juga sih gue." Kata Dyra.

"Tau darimana lo?" Ujar Nessa.

"Eh, dari Gibran hehe. Kemaren gue diajak main ama dia. Yaudah gue ngikut aja." Jelas Dyra sambil terkekeh.

"APAA?!" Teriak mereka.

"PANTES LO KEMAREN DIAJAK MAEN ICE SKATING KAGA MAU! PDKT LO, HAH?" Ujar Kila ngegas.

"Santai aja kali, ngiri kan, lo ga diajakin si Dimas? Hayooo." Goda Dyra sambil mencolek dagu Kila. Yang di goda kini mukanya merah padam.

"CIEEEE."

***

"Gue ke perpus dulu ya, kalian duluan aja. Gue gak laper." Ucap Nessa. Dan keempat temannya langsung berebut ingin menemani dirinya. Takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Gausah, elah. Di perpus kan, banyak orang. Ntar kali sepi gue ikut kalian deh ke kantin." Balasnya. Temannya pun menurut. Mereka meninggalkan Nessa di koridor.

Nessa berjalan santai menuju perpustakaan. Disana, pintunya terbuka lebar. Ia mengintip kedalam. Sepi. Hanya ada satu perempuan dan si penjaga perpustakaan yang tertidur. Harusnya Nessa senang keadaan disana sepi. Ia ingin membaca novel kesukaannya tanpa diganggu. Tapi kata teman-temannya kalau sepi ia harus balik ke kantin. Mereka tak mau Nessa diganggu lagi oleh Leo.

The Harper TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang