Chapter 5

160 28 1
                                        

"I don't wanna go to school, i just wanna break the rules."
Break The Rules - Charli XCX

***

Hari ini Nessa izin tidak masuk sekolah. Dan tentu saja sepulang sekolah keempat sahabatnya datang kerumahnya sebab Nessa tak kunjung memberi tahu alasan mengapa ia izin sekolah.

***

"Widih, mas! Mata lo kenapa dah kek, kek apa sih?" Delvin baru saja menyambut Randi yang baru datang.

"Mata panda, kali. Kaga tidur lo?" Tanya Varen kepada Randi.

"Cuma 3 jam anjir. Gua baru pulang jam 2 tadi hngghhh... Ngantuk gue." Ucap Randi sambil menaruh tasnya di meja dan memejamkan matanya. Ia berusah tidur menggunakan tasnya sebagai bantal.

"Pulang? Lo gak pulang? Bukannya kemaren sore lo bilang langsung pulang, mo nonton film?" Tanya Gibran heran kepada Randi.

"Enghh.. maksud gue.."

"Ha, ha, lo sembunyiin apa anying? Pasti lo nonton yang nggak-nggak ya, sampe kebablasan?" Goda Gibran sambil menggelitik perut sebelah kanan Randi.

"Bangsat! Gue emang nonton, tapi nonton Starwars, bego! Waktu itu gue ketinggalan filmnya di bioskop tau! Ya kali gue nonton begituan." Balas Randi kesal. "Ah elah, gue kan mau tidur, woi!" Ujar Randi lagi sambil menyingkirkan tangan Gibran dari perutnya.

"Ya, kan, sapa tau Ran. Terus? Lo kenapa keluar lagi pas malem?" Sekarang Dimas yang bertanya.

"Aahh! Udahlah gue gak jadi tidur!" Seru Randi kesal. Ia mengangkat kepalanya dari meja dan bersender di kursinya. Ia celingukan. "Hmm, si Bos belum dateng?"

"Belom. Kenapa emang?"

"Lo pada jangan ada yang bocor ke si Bos ya! Awas lo. Nih gue ceritain. Sebelum dia dateng." Ucap Randi pelan. Teman-temannya mendekat dan menyimak segala penjelasan Randi. Keempatnya terkesiap begitu mendengar bahwa Nessa ditampar.

"Anjing! Gak ada akhlak banget, tuh orang! Ka-" ucapan Dimas terpotong, karena Delvin membekap mulut Dimas dengan tangannya sendiri. "Lanjut." Randi pun melanjutkan ceritanya hingga selesai.

"Anjay, keren juga lo nyet. Jadi pahlawan kesiangan. Eh, kemaleman." Ujar Dimas sambil terkekeh menepuk pundak Randi.

"Ngapain?" Tanya Nevan yang sudah berdiri di belakang Varen, yang duduk di tempat duduknya.

"Eh, hehehehe." Ujar Varen salah tingkah. Ia pun bangkit dan mempersilakan Nevan duduk di tempatnya. "Sejak kapan dateng kok gue gak liat?"

"Baru aja. Ya iyalah, lo belakangin gue." Jawab Nevan. Iya juga, ya. Varen kembali terkekeh. Untung saja Nevan sedang memakai airpods nya. Biasanya suaranya sangat kencang sampai orang di sebelahnya mendengar lagu yang disetel Nevan. Kelimanya lega, Nevan tidak banyak tanya.

Tak lama, bel tanda masuk berbunyi. Kelas XII IPS 3, kelas Nevan dan kawan-kawan semakin ramai. Seisi kelas ribut sendiri dengan kesibukannya masing-masing. Hingga pelajaran pertama dimulai, guru geografi, Pak Rahmat masuk kelas. Keadaan mendadak hening. Tidak ada yang mau kena damprat beliau. Memang, Pak Rahmat terkenal killer di kalangan anak-anak kelas XII.

"Kita mulai pelajaran hari ini ya."

***

Nevan ingin ke toilet. Ia beranjak dari tempat duduknya. Baru saja dua langkah, guru itu menegurnya, "Mau kemana, kamu Nevan?" Tanya Pak Rahmat galak. Murid-murid yang tadinya mengantuk, kini memperhatikan dengan asyik kejadian yang ada didepan mata mereka ini. Kalau Nevan sudah membangkang, atau mengajak ribut guru, pasti itu hal yang sangat mengasyikkan untuk di tonton.

The Harper TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang