Chapter 11

87 11 2
                                    

"Here’s to the fast times, the times we felt alive, to all the nights that we forgot to get back home"
-All Time Low

***

Jam 6 kurang seperempat, ketika Varen yang mendapat giliran jaga, ia berniat membangunkan seisi Marvens dengan lagu lingsir wengi.

Dengan bantuan speaker besar yang biasa dipakai karaoke, ia mencolokkan kabelnya ke handphone milikknya. Setelah itu ia membuka YouTube dan membesarkan volume.

Ia juga mengambil handphone Delvin yang tergeletak begitu saja di lantai, untuk mengabadikan momen.

Varen menekan tombol play di handphonenya.

1..2..3!

Lingsir... Wengi... Sliramu..

"AAAAHHH KUNTIIIII" Teriak Delvin tiba-tiba terbangun, lalu berlari keluar Marvens.

"AAAAH MANA? MANA?"

Teriakannya membuat teman-temannya panik dan menutup telinganya, ada yang mengikuti Delvin berlari keluar, juga ada yang menutup telinga namun masih enggan bangkit dari sofa.

Setelah merekam semuanya, Varen tertawa ngakak hingga berguling-guling.

"He! Matiin kek!" Teriak Nevan galak. Tak heran Varen berbuat seperti itu, ia adalah salah satu member Ravens yang jahilnya minta ampun.

Varen pun mematikan lagu tersebut. Ia masih terengah-engah akibat tertawa.

Tiba-tiba Calvin berteriak sambil menunjuk toilet Marvens.

"AAAAHHH DIA DATENGG!!!" Serunya.

"AAH MANAAA."

"HUSH, HUSH!!"

"TANGGUNG JAWAB LO REN!"

Varen yang ikut ketakutan pun sontak memeluk Calvin. "Huwaa usirinnn."

Seluruh anggota memang mengetahui bahwa Calvin adalah seorang yang 'spesial' atau memiliki indera keenam. Kepribadiannya cenderung lebih dewasa, namun bukan berarti tidak bisa bercanda seperti sekarang.

"HUAHAHAAHAH, gue bercanda tau. Percaya aja lo semua. Dahlah, gue mau pulang ganti baju. Setengah jam lagi masuk." Ujar Calvin.

Teman-temannya mengumpatinya, lalu mereka segera membereskan bekas tempat tidurnya semalam. Selepas itu, semua pulang ke rumah masing-masing untuk mengganti pakaian serta buku pelajaran untuk hari ini.

***

"HOAAAMM" Randi menguap lebar-lebar. "Ngantuk banget gue."

"Gue juga. Mana ditambah pelajaran sejarah lagi." Ujar Nevan.

"Lo mah tidur terus Van, enak." Timpal Gibran.

"Ya, pas giliran lo selesai ngapa gak bangunin gue?" Balasnya.

"Iya juga. Hahahahaha."

"Si Calvin noh, ga bantuin kita beberes."

"Tau da-"

"Hey kalian! Ngapain ngobrol disaat saya ngajar hah?!" Seru Pak Handi.

Suasana mendadak hening.

"Lah, bapak ngapain ngajar pas kita ngobrol?" Jawab Delvin. Lantas semua tertawa mendengarnya. Padahal ia hanya bercanda, tapi guru itu baper ternyata.

"Gak sopan! Bapak hukum kalian kerjakan buku paket halaman 67 di kelas IPA 1 SEKARANG." Bentaknya.

"Anjay." Ucap Nevan pelan, namun tetap terdengar.

The Harper TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang