"This is my life, you have yours."
- Anthony Gonzalez***
Nevan berjalan sempoyongan menyusuri koridor yang sepi seraya memegangi kepalanya. Jam pelajaran masih terus berlaku. Ia bergegas melangkahkan kakinya ke unit kesehatan di sekolahnya. Nevan bermaksud untuk beristirahat sebentar, padahal ia sudah demam tinggi.
Sesampainya di UKS, ia lega karena tidak mendapati seorangpun di sana. Lantas Nevan berbaring melanjutkan tidurnya di salah satu ranjang yang ditutupi gorden. Setelah dirinya menutup kembali gorden, ia segera terlelap dan berharap mimpi buruk tidak menghantuinya.
***
Setelah mendapat ijin dari kepala sekolah, gadis itu segera berjalan menuju UKS yang sebelumnya ia belum pernah kunjungi. Semua yang terlihat di depan matanya tampak asing baginya. Wajar, gadis itu baru pertama kali menginjakkan kakinya di tempat ini.
Akhirnya, ia sampai di tempat yang ia tuju. Setelah menyibakkan gorden, gadis itu merebahkan tubuhnya di kasur dan menutup kembali gorden berwarna hijau tersebut.
Namun, tak lama kemudian, ia mendengar suara seseorang yang memasuki UKS dengan ribut. Lantas gadis tersebut berpura-pura tidur. Didengarnya suara orang itu kini mendekat, lalu didengarnya pula suara sibakkan gorden didekatnya. Ia bernapas lega. Ternyata orang itu memasuki tempat tidur disebelahnya yang hanya di batasi gorden.
Gadis itu masih berusaha untuk tidur. Namun rasa ingin tahunya sangat besar. Pelan-pelan ia menuruni kasurnya tanpa membuat suara sedikitpun. Setelah ia mendengar orang itu mendengkur pelan, gadis itu menyibakkan gordennya dan gorden sebelahnya.
Ia mematung ketika melihat seorang murid lelaki berparas tampan yang ada di hadapannya. Gadis itu berkali-kali memuji dalam hati ciptaan tuhan yang mendekati sempurna ini.
Kriiing...
Gadis itu kini dikejutkan oleh suara bel sekolah yang nyaring. Dengan terburu-buru ia membaca badge nama disebelah kanan baju lelaki tersebut. Nevandra A. Harper. Ia cukup terkesan dengan pertemuan pertamanya dengan laki-laki didepannya ini.
Tak lama kemudian ia kembali dikejutkan oleh suara obrolan sekumpulan lelaki yang semakin mendekat kearah UKS. Gadis itu segera melonjak ke ranjangnya.
Kemudian pintu UKS dibuka dengan kasar.
"SAUUURR, SAUUUUR."
"DUNG TAK DUNG, DUNG TAK DUNG."
"SEPI AMAT KEK KUBURAN."
"HELLOOOW? BEBEB NEVAN?? DIMANA KAMYUUU?"
"Hey, hey! Sepatu Nevan! Dia pasti di sini.. Buka yukkk."
SRAKK..
"BERISIK LO SEMUA!" Teriak Nevan sambil mengucek matanya. "Gue baru tidur bentar tau gak?!"
"Sorry, sorry. Lo ngapain Van di sini?" Tanya Randi.
"Nanem padi! Ya tidur, lah bego. Gue sakit tau." Balas Nevan ketus.
"Sakit? Gak level bat lu bro! Mana, kaga sakit tuh?" Ujar Varen sambil meletakkan punggung tangannya di kepala Nevan, yang langsung ditepisnya kasar.
"Tadi. Sekarang udah kaga." Jawabnya. "Lo pada kok tau gue ada di sini?"
"Tadinya kita-kita mikir lo ada di rooftop, tapi gaada. Adanya hapenya doang. HAHAHAHA ngakak gue." Celetuk Gibran, lalu ia menyodorkan handphone yang sudah rusak milik Nevan yang tertinggal di rooftop.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Harper Twins
Teen Fiction"Lo boleh benci sama gue, tapi gimanapun juga lo tetep saudara gue, Ness. Kembaran gue. Kalo lo sampe kenapa-napa gue ga akan bisa maafin diri gue sendiri." "We were born together, and we'll never truly be apart, we're supposed to love each other m...