“You've got troubles, and I've got 'em too. 'Cause you've got a friend in me.”
You've Got A Friend In Me -Randy Newman***
Sepulang sekolah, Nevan, Randi, Dimas, Gibran, Delvin, dan juga Varen akan pergi ke mall untuk mengantar Nevan membeli handphone barunya. Tapi tentu saja tidak hanya itu, mereka juga berencana untuk karaoke, main game, dan belanja snack serta keperluan lainnya yang kurang di Marvens.
Sebenarnya Nevan hanya ingin pergi sendiri untuk membeli handphone dan Randi ingin menemaninya. Namun tetap saja, satu ikut semua ikut.
Dengan motor masing-masing, mereka kini telah sampai di tujuan.
Setelah melihat denah mall, mereka berjalan menuju apple store di lantai 3. Tapi perjalanan itu selalu terganggu saat salah satu dari mereka berhenti di tengah jalan dan melihat-lihat, bahkan membeli barang yang menarik perhatian. Nevan sampai lelah dibuatnya.
Beberapa menit kemudian, akhirnya mereka sampai di apple store tempat dimana hanya Nevan yang tuju. Tak sampai lima menit, Nevan segera mengambil dan membayar iphone keluaran terbaru tanpa banyak tanya. Teman-temannya pun sampai terheran-heran melihat sang ketuanya ini.
"Wah, orang kaya mah bebas ya. Tinggal seuh, seuh, seuh, beres." Celetuk Varen.
"Iya tuh, ga nanya-nanya harga dan kualitasnya anjir! Ckckck, ni orang." Timpal Delvin.
"Biar cepet beres kali. Sekarang mau kemana?" Tanya Randi kepada kelima temannya.
"Ngikut aja." Jawab Nevan. Yang lainnya hanya mengangguk saja.
Randi menghela napas seraya menepok jidatnya. Bukan ini jawaban yang ia mau. "Yaudah, kita belanja dulu aja! Gue juga mau beli minuman."
Di supermarket dalam mall, mereka mengambil dua troli. Untuk apa? Untuk mereka duduki pastinya. Di troli pertama, Gibran dan Dimas duduk berdua dan Nevan yang mendorong mereka, lalu yang kedua, Delvin dan Varen yang duduk di troli sementara Randi yang mendorong mereka.
Tak salah lagi, mereka menjadi pusat perhatian di sana. Untung saja hari ini adalah hari kerja, jadi supermarket tidak terlalu ramai. Sebab nanti Nevan dan Randi yang akan malu mempunyai sahabat seperti mereka.
Barang-barang belanjaannya dipegang oleh mereka yang naik di troli. Mereka sangat heboh dan kerap menyambar barang yang tidak perlu saat troli mendekat ke salah satu rak makanan, seperti anak kecil yang baru pertama kali ke supermarket.
Mereka membeli banyak sekali snack, minuman, dan lain-lain. Persediaannya ditaruh di Marvens untuk para anggota yang ada di sana.
"Waktu itu, lo ngapa si nyiram anak orang?" Tanya Dimas pada Nevan. Ia diberitahu oleh Randi tempo hari.
"Karna dia nyiram gue." Jawab Nevan simpel.
"Yailah, tau gue itu juga. Maksudnya kenapa lo siram balik? Biasanya juga lo marahin doang." Ujar Gibran.
"Tau, gue tiba-tiba sebel liat mukanya."
"Loh, bukannya baru pertama ketemu?"
Nevan hanya mengendikkan bahunya. "Dia mirip seseorang."
"Nessa?"
"Bukan."
"Mantan lo?"
"Bukan."
"Monyet?"
"Bu- hah?" Nevan terkejut lalu menggelengkan kepalanya mendengar jawaban absurd temannya itu. "Ah, udahlah! Ngapain juga dibahas."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Harper Twins
Fiksi Remaja"Lo boleh benci sama gue, tapi gimanapun juga lo tetep saudara gue, Ness. Kembaran gue. Kalo lo sampe kenapa-napa gue ga akan bisa maafin diri gue sendiri." "We were born together, and we'll never truly be apart, we're supposed to love each other m...