Part 10

92 35 49
                                    

Matahari belum menunjukkan dirinya saat ini. Namun, gadis berusia 16 tahun bernama Aneta sudah bangun sejak tadi.

Gadis itu sangat bersemangat, karena hari ini gadis itu akan melaksanakan dan mengikuti Olimpiade Sains.

Tentu saja saingan Aneta disana adalah murid-murid berprestasi. Tetapi Aneta tidak pernah merasa dirinya rendah, ia selalu percaya diri, dan ia tidak pernah insecure.

Aneta sekarang berada di teras rumahnya, seraya meminum kopi. Sesungguhnya Aneta tidak diperbolehkan bundanya untuk meminum kopi di pagi hari, tetapi bundanya sedang pergi ke pasar. Jadi lah Aneta bisa menikmati secangkir kopi di pagi hari buta seperti ini.

Setelah selesai meminum kopi Aneta beranjak menuju kamar untuk sekedar membaca dan mengulang materi yang semalam ia pelajari, agar tidak lupa saat olimpiade nanti.

~~~~

Saat sedang ingin merapihkan rambut, tiba-tiba ada notifikasi dari ponsel Aneta pertanda pesan masuk.

Aneta yang mendengar notifikasi itu ia langsung saja mengambil ponselnya.

Ternyata pesan itu dari nomor tidak dikenal.

"Siapa, nih?" gumam Aneta.

Roomchat [06.40 am]

+62 13* **** ****
Net, ini gue Kenzie.

Aneta Cicillia :
Oh, kenapa Ken? Lo dapet id line gue darimana?

Kenzie Hugh : 
Dari Viona

Aneta Cicillia :
Oh.

Kenzie Hugh :
Gue cuman mau bilang semangat :)


Aneta Cicillia :
Makasih, tapi semangat buat apa?

Kenzie Hugh :
Lo mau olimpiade kan? Makanya gue ucapin semangat :")

Aneta Cicillia :
Oh, makasih.


Setelah berbalas pesan dengan Kenzie, Aneta menutup ponselnya. Ia sepertinya tidak begitu tertarik dengan ucapan Kenzie tadi.

Sedangkan Kenzie? Ia sedang misuh-misuh, karena Aneta membalas pesannya secara singkat dan tidak ada emoji senyum.

"Bener ya, Aneta tuh cewek dingin. Lagian gue juga sih, ngapain pake chat dia coba? Pakai minta dan mohon-mohon sama Viona lagi. Duh! Jadi malu gue. Bodoh banget, sih, lo Ken!" Kenzie menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian tadi.

Lalu Kenzie beranjak dari ranjangnya, ia ingin berangkat ke sekolah.

~~~~

Aneta sudah siap dengan seragam kebanggaan SMA Nusa Bangsa.

Ia kini sedang berada di ruang tamu, sedang menunggu bundanya yang sedang bersiap-siap.

Aneta akan memulai olimpiade pukul 08.00, dan sekarang pukul 07.15 .

"Ayo, Net!" ajak Bunda, yang telah selesai bersiap-siap.

"Eh? Iya, bun!" jawab Aneta.

Lalu Aneta dan Bundanya keluar rumah, menuju ke arah garasi.

~~~~

Aneta telah sampai di tempat olimpiade dilaksanakan. Disana sudah ada para sahabat Aneta untuk menjadi supporter bagi Aneta. Mereka juga telah mendapat dispensasi dari sekolah.

Kini Aneta dan para sahabatnya, tidak lupa ada bunda juga sedang menunggu di depan ruang olimpiade dilaksanakan.

"Net, jangan tegang gitu. Santai aja," ucap Bunda menenangkan Aneta. Karena sedari tadi Aneta merasakan tubuhnya sangat dingin dan berkeringat.

"Iya, net. Nih ya, nanti pas lo di dalam bayangin aja muka gue!" ucap Viona.

Ketiga sahabatnya langsung menatap Viona dengan tatapan ingin menerkam.

"Vi, udah deh. Ini bukan waktunya buat bercanda!" tegur Adeera.

"Apaansih lo? Gue ngomong ke Aneta juga. Kenapa jadi lo yang sewot?"

Saat Adeera ingin menjawab pertanyaan Viona. Tiba-tiba suara sang pemandu olimpiade kali ini terdengar "Untuk semua peserta harap segera menuju ruangan olimpiade dilaksanakan. Karena olimpiade akan segera dimulai. Terimakasih!" ucap lantang sang pemandu.

Lantas Aneta dan para peserta lainnya masuk ke ruangan.

Sebelum Aneta masuk, suara bunda terdengar "Semangat, nak! Jangan lupa doa sebelum mulai ya," kata Bunda.

Aneta hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

~~~~

Semua peserta telah berada di dalam ruangan, dan mereka juga telah memulai olimpiade ini sejak 1 jam yang lalu.

Aneta sudah selesai mengerjakan.

Tetapi Aneta merasakan tubuhnya sangat dingin, dan Aneta juga merasakan sakit kepala.

Aneta memikirkan kenapa ia bisa seperti ini, seraya memegang perut. Aneta merasa perutnya juga sangat lapar.

"Aneta? Kamu kenapa, nak?" tanya seorang pengawas. Ia mengetahui nama Aneta lewat name tag di baju Aneta.

"Ah, saya cuma pusing aja bu," ucap Aneta dengan nada lemas.

"Yasudah, kalau begitu kamu keluar duluan saja. Ibu lihat mata kamu sudah mulai sayu." ucap pengawas itu, dan membawa Aneta keluar ruangan. Lantas semua peserta yang melihat Aneta keluar menjadi ribut. Suasana ruangan juga menjadi sangat riuh.

"Anak-anak harap tenang! Aneta sedang sakit maka dari itu ia diperbolehkan keluar terlebih dahulu," ucap pemandu tadi.

Semua siswa terdiam.

~~~~

Aneta keluar dari ruangan.

Bunda dan para sahabat yang melihat Aneta keluar langsung saja menghampiri Aneta.

"Aneta kenapa, Bu?" tanya Bunda Aneta pada sang pengawas dengan nada cemas.

"Ah, ini Bu tadi Aneta pusing dan badannya sangat dingin, Bu. Lebih baik ibu bawa saja ke klinik terdekat. Lalu sekitar pukul 14.00 ibu kembali lagi kesini, karena akan ada pengumuman lomba."

"Baik, terimakasih, Bu." ucap bunda, dan membawa Aneta pergi ke klinik. Tentunya bersama Tiara, Viona, dan Adeera. Wajah ketiga gadis itu sekarang sangat khawatir dan panik melihat keadaan Aneta saat ini.

Jangan khawatir, tentu saja pihak pelaksana olimpiade ini sudah mengizinkan Aneta untuk pergi ke klinik.
~~~~

Terimakasih atas kunjungan dan waktunya, mohon maaf jika ada salah kata.

Eh, tunggu...

sᴇʙᴇʟᴜᴍ ᴘᴇʀɢɪ ᴅᴀʀɪ ᴘᴀʀᴛ ɪɴɪ, ʟᴇʙɪʜ ʙᴀɪᴋ ᴠᴏᴛᴇ ᴅᴀɴ ᴋᴏᴍᴇɴ ᴅᴜʟᴜ (ノ^_^)

Nantikan bagian selanjutnya, ya!

Dian Elda
[24 Juni]

Kupu-Kupu Untuk Aneta {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang