Part 5

159 65 18
                                    

Upacara.

Sekarang SMA Nusa Bangsa sedang melakukan kegiatan upacara di hari Senin.

Aneta dan sahabat-sahabatnya berada di barisan kelas XI IPA 1. Tentu saja, bersama teman sekelasnya.

"Psst.."

"Psstt... Woy!" suara bariton menegur Aneta.

Aneta berfikir siapa lelaki itu, kenapa sangat tidak sopan. Terlebih lagi, lelaki itu menyenggol lengan Aneta. Sungguh tidak sopan.

"Ada apa?" Aneta mulai menjawab lelaki itu. Ternyata lelaki itu ketua kelas nya.

Iya, Gino.

"Topi lo jatuh, lo ga sadar memangnya?"

"Hah? Serius? Gimana bisa? Aneh banget."

"Lebih baik ambil deh, daripada ditegur sama Renata."

"Oh iya betul, yaudah gue ambil deh."

Lalu Aneta mengambil topi nya, dan surai hitam milik Aneta sudah menyatu dengan topi sekolah nya.

Ia masih bingung kenapa bisa topi yang terpasang rapih di atas kepalanya itu jatuh? Aneh sekali.

Aneta berhenti memikirkan itu, karena suara perempuan memakai almet OSIS menegur nya.

"Hei, yang di belakang sana! Tidak bisa mulutnya dikunci sebentar?!" Ucap Renata. Iya, Nama ketua OSIS itu.

Galak sekali memang. Aneta saja sampai bergidik ngeri, sedangkan Gino ketua kelas nya itu hanya tertawa kecil.

~~~~

Upacara telah usai.

Sekarang Aneta berada di kelas, tentu saja bersama sahabat-sahabatnya.

Aneta sedang membaca Novel yang kemarin ia beli.

Aneta dan Tiara duduk bersebelahan. Sedangkan Viona bersama Nabila, dan Adeera bersama Atika. Aneta dan Tiara sangat lucky bisa duduk bersama.

"Net," panggil Tiara.

"Apa?"

"Pengumuman hasil seleksi kapan?"

"Hari ini,"

"Jam berapa? Dimana?"

"Banyak tanya, nih." ucap Aneta, sambil menunjukkan ponsel nya ke arah wajah Tiara.

"Lah?! Ini kan bentar lagi, kenapa lo gak ke ruang seleksi?"

"Oh? Iya gue lupa."

Mendengar jawaban Aneta yang sangat santai itu, Tiara membulatkan matanya dengan sempurna. Ia sangat tidak mengerti kenapa Aneta sangat santai seperti ini.

"Heh! Lo tuh ya, santai banget sih."

"Lupa gue. Manusia kan juga punya kekurangan tau." gumam Aneta.

Belum sempat Tiara menjawab, Aneta sudah menghilang entah kemana.

"Cepat banget ngilang nya, kayak citah aja." Tiara berbicara sendiri. Menyamakan sahabatnya dengan Citah.

~~~~

Aneta sudah ada di depan pintu ruang seleksi.

Ia belum juga masuk, justru melamun di depan pintu.

"Aneta?" Tanya seorang wanita paruh baya.

"Iya Bu," jawab Aneta. Sepertinya wanita itu guru di sekolah Aneta.

"Kenapa ga masuk? Sebentar lagi kan pengumuman nya,"

"Iya Bu, ini saya mau masuk hehe." Aneta menggaruk tengkuknya yang ia rasa tidak ada rasa gatal sedikitpun.

Jadi lah Aneta masuk ke dalam ruangan itu.

Disana sudah ada peserta yang kemarin juga mengikuti seleksi sama seperti Aneta. Jika dihitung yang terpilih untuk seleksi ini tidak terlalu banyak, sekitar 20 siswa.

"Tes, Tes, Halo Anak-anak." Ucap pak Heru.

"Halo pak!" Koor semua siswa, tak terkecuali Aneta.

"Baiklah, karena semuanya sudah berkumpul. Semua lembar jawaban yang telah kalian isi telah dikoreksi oleh panitia. Maka dari itu Bapak langsung memberitahu saja siapa yang lolos seleksi ya?" Tanya pak Heru.

"Iya pak." Lantas semua murid menjawab, kecuali Aneta. Perasaan gadis itu sekarang tak karuan, keringat juga muncul di pelipis Aneta.

"Siswa yang lulus seleksi Olimpiade Sains kali ini adalah... Aneta Cicillia Austin kelas XI IPA 1. Selamat Aneta!"

Aneta sangat terkejut. Bagaimana tidak? Kemarin ia mendengar dari panitia lomba ini bahwa yang akan terpilih adalah siswa jurusan Matematika. Sudah pasti tidak ada peluang bagi Aneta, tapi nyatanya ia yang terpilih.

"Terimakasih banyak pak, lalu saya bisa mulai mengikuti pelatihan kapan pak?" Tanya Aneta.

"Besok Aneta, apakah kamu siap?"

"Pasti, siap pak!"

Lalu ia dan pak Heru tertawa. Seisi ruangan juga mengucapkan selamat pada Aneta. Padahal ia hanya lolos seleksi.

Aneta sangat bersyukur. Kerja keras nya tidak sia-sia.

Itulah mengapa ada pepatah mengatakan,

"Usaha tidak akan mengkhianati hasil."

~~~~

Terimakasih atas kunjungan dan waktunya, mohon maaf jika ada salah kata.
~
~
Semoga kalian menyukai cerita ini ;)

                 Dian Elda ^•^

Kupu-Kupu Untuk Aneta {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang