Part 12 - {a}

33 8 19
                                    

Untuk kedua kalinya Aneta menunggu Kenzie pulang. Gadis itu ingin mengajak Kenzie ke suatu tempat.

"Kelas Kenzie, tuh, kenapa selalu pulang paling terakhir?" Aneta mulai bermonolog.

Saat pintu kelas Kenzie terbuka, Aneta secepat mungkin ia bangkit dari duduknya.

Ia melihat Kenzie keluar dengan tampang gagah, ditambah ia menyampingkan tas di bahu nya. Aneta tercengang melihat Kenzie seperti itu, gadis itu baru saja melihat sisi lain dari Kenzie.

Tanpa Aneta sadari Kenzie sudah berada di depan Aneta, seraya memerhatikan wajah kebingungan Aneta.

"Woi!" ucap Kenzie seraya melambaikan tangannya di depan wajah Aneta.

"E-eh? I-iya kenapa k-ken?" ucap Aneta terbata-bata, gadis itu sangat gugup.

"Lo nungguin gue lagi?" tanya Kenzie dan mulai berjalan kembali. Aneta pun mengikuti langkah Kenzie.

"Iya, kenapa?" Aneta sudah kembali berbicara normal. Ia sudah tidak gugup.

"Nggak, lo mau kemana habis ini?" Kenzie lanjut bertanya.

"Gue mau ngajak lo ke suatu tempat, mau nggak?"

"Boleh, kebetulan gue nggak kemana-mana,"

Aneta mengangguk paham.

"Eum, bye the way, tumben lo ga bareng Dio sama Arkan?" tanya Aneta, ia penasaran kemana perginya dua pengikut Kenzie itu.

"Mereka lagi ada latihan basket hari ini," tanya Kenzie.

Tak sadar mereka sudah berada di parkiran saja, lantas saja Kenzie menaikkan motornya dan ia memberikan helm kepada Aneta. Aneta menerima helm itu dan menaiki motor Kenzie, yang bisa dibilang cukup tinggi. Lalu mereka pergi dari hadapan sekolah.

---Ӧ⌓Ӧ---

"Nah disini, Ken!" perintah Aneta pada Kenzie untuk memberhentikan motornya di depan sebuah gedung berwarna hijau.

"Loh, Net, ini kan tempat-" ucapan Kenzie terpotong oleh Aneta.

"Iya, ini tempat anak berkebutuhan khusus. Kenapa? Lo ga bisa ya ke sini?"

"Bukan gitu, tapi lo ngapain ke sini?" tanya Kenzie, ia masih belum paham tujuan Aneta ke sini.

"Gue mau main sama anak-anak di sini, biasanya gue ke sini sama supir gue atau kakak gue. Tapi ntah kenapa gue mau ngajak lo," jelas Aneta.

Kenzie hanya diam tersenyum, ia tidak menyangka bahwa Aneta sangat baik.

"Udah, yok, masuk!" ajak Aneta.

---Ӧ⌓Ӧ---

Kini Kenzie dan Aneta sedang berada di taman berada anak-anak sedang bermain. Mereka juga ikut bermain bersama.

Anak-anak di sana sudah mengenal Aneta sejak lama, karena Aneta sering kali menyumbangkan barang di sana. Jadi mereka terlihat akrab sekali dengan Aneta.

"Net," panggil Kenzie pada Aneta yang sedang duduk di sebuah kursi bersama seorang gadis seumuran Aneta dan Kenzie, yang terlihat sedang menggambar sesuatu.

"Hm?" jawab Aneta.

"Kalau anak kecil di sebelah lo namanya siapa?"

"Dia Clara, seumuran sama kita. Tapi, dari bayi dia udah menderita Savant Syndrome," ucap Aneta.

"Ohh," Kenzie menganggukan kepalanya.

Tiba-tiba Aneta mendapat notifikasi dari hp nya.

Mama :
Net, cepet pulang, ya..

Aneta Cicillia :
Iya bunda


Bunda Aneta menyuruh Aneta segera pulang, ntah ada apa.

"Ken, kita pulang, yuk!" seru Aneta.

"Oh? Yaudah,"

"Clara?" panggil Aneta pada gadis di sebelahnya tadi.

Gadis itu menoleh.

"Aku pulang dulu ya, besok aku janji ke sini lagi.." ucap Aneta, lalu Aneta membentuk jari kelingking nya dan jari kelingking Clara seperti tanda janji.

Lalu Aneta pamit juga kepada pengurus di sana, dan tentunya kepada anak-anak di sana juga.

Anak-anak itu pun langsung menyerbu Aneta untuk memeluk Aneta.

Dan Aneta pun tertawa lebar melihat perlakuan itu, begitu pula dengan Kenzie.

---Ӧ⌓Ӧ---

Update lagi!

Terimakasih ya sudah berkunjung, jangan lupa klik tombol bintang di bawah!

And.. good night ✨

Dian Elda [Bekasi, 31 Juli 2020]

Kupu-Kupu Untuk Aneta {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang