Bambers, Tragedi 05 mei

5 1 6
                                    

Dia itu sama kayak batu, keras dan nggak mudah di pecahin, tapi sekarang sifatnya cuman bisa jadi kenangan.

Arkano imanuel.

***

Hujan deras mengguyur kota jakarta, namun itu semua tidak mematahkan semangat anak bambers untuk berkunjung ke suatu tempat.

Bahkan alam pun tau hari ini anak bambers sedang berduka, mereka pun turut prihatin atas duka yang dirasakan anak bambers.

Motor besar yang dikendarai mereka berhenti dii depan gerbang kusam yang bertuliskan 'Tempat Pemakaman Umum'

Satria dan yang lainnya lantas turun dan bergegas menuju blok f dimana orang yang mereka cari sudah di tempatkan dengan nyaman disana.

Disana tertuliskan satrio cakrawala lahir tanggal 16 jully 2003 dan walfat tanggal 05 mei 2019.

"Bang tio apa kabar?" Sapa arka dengan wajah sendunya.

"Bang lu udah tenang ya disana, asal lu tau si bang sat ini udah ngubah bambers jadi anak alim yang jarang tawuran!" Dumel cakra dengan wajah yang bercampur aduk.

"Bang gue nggak nyangka lu udah satu taun pergi ninggalin bambers..." Kata geo sambil menatap sendu batu nisan itu.

"Bang andai aja waktu itu lu nggak keras kepala!! Gue yakin lu masih memimpin bambers sekarang!" Grutu aldi sambil mengacak rambutnya.

Sedangkan satria? Dia hanya bisa terdiam sambil membersihkan makam orang yang sangat penting di hidupnya, orang yang sangat mengerti dia juga penyemangatnya.

"Bang lu tau nggak gimana si bang sat ini gantiin lu? Nggak becus sumpah!! Dia nggak pernah biarin kita menangin tawuran kayak dulu....!!" Kini bukan cakra yang mendumel melainkan arka.

Satria? Dia tetap diam dengan jutaan penyesalan yang menghantui otaknya, kilasan masa kelam yang menghantuinya, dimana saat nyawa dia dan tio terancam, dimana saat tio mencoba menjadi pahlawan untuknya.

05 mei 2019.

Dikenang sebagai tragedi yang menewaskan leader serta salah satu pendiri bambers yaitu satrio cakrawala.

***

Kini anak satria menggiring anak buahnya untuk kembali ke kediaman sang kakek, bukannya mereka tidak punya rumah namun mereka lebih nyaman saat tinggal disini.

Sebagian dari mereka memiliki kasus yang sama dengan satria dan sebagiannya lagi mereka ditinggal orang tua berkerja.

Terkadang satria dibuat bingung oleh isi fikiran orang dewasa, mengapa mereka tidak mengerti apa yang anaknya rasakan? Bahkan Sebagian dari mereka malah membuang anak mereka.

"Abang, rora mau main ke rumah temen ya? Tapi sekalian nginep disana.." suara itu mengejutkan satria dari lamunannya.

"Biar arka anter ya?" Bujuk satria.

"Lho emang abang kenapa? Nggak mau anter rora ya?" Cicit gadis mungil itu.

"Abang lagi kurang enak badan jadi takut kenapa-napa di jalan..." Alibi satria.

"Abang sakit? Rora nggak jadi nginep deh, disini aja sama abang" polos gadis itu malah membuat satria tersenyum.

"Rora mau main kan? Yaudah nggak papa..." Kata satria mengizinkan adiknya "abang cuman pegel-pegel sama sedikit pusing kok nanti juga sembuh..." Lanjutnya.

"Abang serius?" Tanya aurora sekali lagi.

"Seriusss sayaaangg" gemas satria mencubit pipi aurora.

"Yaudah nanti abang jangan lupa minum obat ya?" Peringat aurora.

"Yaudah gih sana main..." Usir satria halus.

"Yaudah byee!!" Pamit aurora.

***

"Bang sat...." Panggil arka pada satria yang sedang merenung di jendela kamarnya.

"Hm?" Balas satria dengan deheman.

"Gue sama aldi udah beresin ruangan itu..." Lapor arka "terus soal motornya lu mau apain?" Lanjutnya.

"Taro aja di garasi, tutupin biar nggak berdebu, itu satu-satunya peninggalan dia..." Sendu satria.

"Bang gue tau lu kehilangan, tapi jangan kayak gini juga, bukan cuman elu yang kehilangan bang tio tapi semua anggota bambers juga..." Lirih arka.

"Arka bener bro! Mau sampe kapan lu ngerasa bersalah? Ini semua bukan salah lu! Tapi ini udah jadi takdir yang ditulis tuhan untuk bang tio..." Lanjut geo yang muncul dibelakang arka.

"Gue setuju juga, hidup lu nggak sendirian ada kita ada aurora buat lu jangan terpuruk kayak gini, mana srigalanya bambers? Mana leader kita yang kita banggain?" Disambung oleh cakra yang ikut masuk ke kamar satria.

"Kadang gue bingung sih! Kenapa bang tio malah milih elu buat gantiin dia! Kenapa bukan arka yang sikapnya lebih tangguh?!" Cibir aldi didepan pintu.

"Malu bro sama anak bawang lu!" Kali ini geo ikutan mencibir.

"Bingung gue, kenapa musuh kita pada takut sama bocah cengeng kayak lo!" Nah kan si cakra juga ikutan.

"Bang lu harus bangkit demi bambers, jangan buat gugurnya bang tio jadi sia-sia karena lu! Tunjukin ke semua kalo kita itu bukan kaleng-kaleng!!" Lantang si arka, ni anak kalo lagi bener emang bener tapi kalo bucin hadeh kaga ketulung.

"Makasih buat motivasi kalian, gue bakalan buat bambers jaya kayak dulu lagi, gue nggak bakalan bikin perjuangan abang gue sia-sia!" Balas satria.

Dan dari sekian banyaknya luka anak bambers kembali bangkit, karena mereka percaya bahwa bila salah satu dari mereka tumbang, maka banyak yang akan datang nantinya.

Bagi mereka bukan harta yang jadi prioritas, namun solidaritas serta kerja sama yang membuat mereka bangkit tak perduli apapun yang terjadi mereka tetap bersama, sampai maut yang memisahkan dan mematahkan tekad mereka.

Sesuai semboyan yang dibuat oleh petinggi mereka yang telah tumbang mending mati dari pada jadi banci!

***

Tbc.

***

Bikin flashback tentang tio atau nggak???!!!

BAMBERS {Satria cakrawala}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang