10. Sisi lain

403 54 3
                                    

Sayup sayup kedua mata Eun jae tertutup menikmati setiap remang yang Jimin berikan. Bohong jika Eun jae tidak menyukainya. Entah kenapa ciuman yang Jimin berikan terasa begitu intens dan juga mampu membuat hatinya senang. Begitu pula Jimin. Kedua tangan Jimin melingkar dipinggang sang istri begitu posesif. Dari mengusap lembut, hingga menekan punggung Eun jae untuk semakin merapatkan tubuhnya. Jujur, Jimin sangat menikmati setiap sesapan yang ia lakukan. Ranum sexy Eun jae begitu manis dan membuat Jimin semakin candu. Ini pertama kalinya mereka berciuman dengan keadaan yang sama sama menginginkan.

Jimin menarik wajahnya untuk menghentikan ciumannya. Menatap mata Eun jae tersenyum kala melihat bola mata sang istri berwarna coklat terang begitu cantik.

Dia, membalasku.

Jimin mengelus bibir lembut Eun jae. Begitu basah dipenuhi saliva yang ia hasilkan. Menatap ranum bibir Eun jae dengan tatapan butuh.

"Kau sangat membuatku candu."

Eun jae tersenyum. Masih mengalungkan kedua tangannya dileher Jimin. Ia mengecup pipi Jimin dengan manjanya.

Jimin semakin merekahkan senyumannya.

Mungkin Seorin memang cantik dengan tubuh langsing dan tingginya yang bak seperti model model, juga semakin hari semakin lihai dalam urusan diatas ranjang. Eun jae pun semakin hari terlihat semakin cantik bagi Jimin, memang tubuhnya tidak setinggi Seorin. Namun ada hal lain yang dimiliki oleh Eun jae dan tidak dimiliki oleh Seorin. Sesuatu yang begitu menarik perhatian Jimin hingga ia tidak mengerti apa itu. Aura yang dimiliki oleh Eun jae sangat berbeda dari wanita wanita lain. Tatapan matanya membuat Jimin sama sekali tidak bisa menahan setiap desakan libido bangsatnya. Entah memang terjadi pada setiap pria yang melihatnya, atau hanya pada dirinya saja. Jimin tidak mengerti.

"Aku menginginkan mu," Jimin mengecup bibir Eun jae singkat. "Jangan menolakku."

Eun jae masih saja mengelus belakang leher Jimin. Semakin membuat Jimin terlena akan sentuhan sentuhan yang ia berikan.

Eun jae mendekatkan wajahnya. Menyesap leher putih Jimin dengan peluh penuh perasaan. Membuat Jimin mendongkakkan kepalanya menikmati sesapan nikmat yang Eun jae berikan.

Bibir Eun jae bergerak naik menggigit daun telinga Jimin dan berbisik,

"Tidak malam ini Jim."


Bisik Eun jae dengan nada sensual.



"Karena,"

"Aku sedang datang bulan."



*Jiiiaaahhhh hahahaha




Eun jae menarik wajahnya dan tersenyum.

"Sudah malam, aku mengantuk."

Lalu Eun jae turun dari pangkuan Jimin. Tidak lupa mengecup pipi Jimin untuk kembali menggodanya. Wajah Jimin saat ini sudah merah menahan nafsunya yang memaksa ingin keluar.

"Selamat malam." Eun jae tersenyum senang saat berbalik untuk berjalan ke arah ranjang. Ingin rasanya tertawa sangat keras melihat Jimin yang sudah sangat ingin menidurinya.

CREEPY CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang