1. Sabtu

943 69 16
                                    

Malam minggu adalah malam yang panjang, cocok untuk kegiatan yang jimin lakukan saat ini. Tubuh lengket penuh keringat menetes, melewati pelipis dan leher turun ke dada bidangnya. Sudah dipastikan jika ia melewati waktu yang cukup lama.

Sorot lampu menerangi satu titik, dengan bagian lain yang gelap. Suara dentingan alat benar benar memekakan telinga, membuat jantung memompa dengan cepat. Warna hijau mendominasi ruangan ini, tidak kalah dengan warna silver yang silau ketika terkena cahaya lampu.

Jam sudah menunjukan pukul enam sore. Dengan posisi berdiri sedikit membungkuk, Jimin akhirnya meyelesaikan kegiatan yang melelahkan ini.

"Ahh.. Selesai.."

Seseorang meletakan tisu disekitar pelipisnya untuk mengelap keringat yang bercucuran. "Kerja bagus," ucapnya.

"Terimakasih, kau juga," jawab Jimin.

"Kau bisa keluar, aku akan membereskannya." Dengan anggukan, Jimin pun keluar.

"Ayo, kita bereskan ini. Setelah semua beres mari kita pindahkan pasien ke ruang ICU," ucap suster kepala.

🌹

Satu gelas berisi es americano dingin tengah disuguhkan oleh waitress di atas meja. Dengan suasana yang tenang dan alunan musik klasik menggema, membuat kafe yang terletak persis didepan rumah sakit menjadi tempat favorit bagi Jimin.

"Terimakasih manis," senyum Jimin mengembang.

Dengan memakai jas dokternya, Jimin bersandar pada kursi kayu yang sekarang ia duduki.

Menenangkan diri setelah berjuang diruang operasi selama tiga jam untuk prosedur pengangkatan tumor pada jatung. Operasi berjalan sukses, meskipun tekanan darah pasien sempat menurun.

Jimin adalah dokter bedah spesialis jantung tahun ke empat yang bertugas di salah satu rumah sakit di kota Seoul. Ia juga adalah asisten Prof. Park Min Guk seorang ahli bedah Ortopedik terbaik di Seoul National Universiy Hospital.

Ponsel yang berada diatas meja bergetar, menampilkan nama Kim Taehyung menelfon saat ini. Ia segera menggeser tombol hijau untuk mendengar celotehan temannya itu.

"Jim kau dimana?" ucapnya dari sebrang sana.

"Aku di kafe. Ada apa?"

"Ada operasi darurat. Pasien yang baru datang ke UGD sejam yang lalu mengalami pergeseran tulang di area kaki karena kecelakaan. Ia juga mempunyai riwayat patah tulang dan telah dioperasi 4 tahun lalu. Kau akan menjadi asisten dr. Min dan akan ada satu dokter lain yang membantumu." ujarnya menjelaskan.

"Lalu?"

"Cepat datang."

"Astaga Tae. Aku memang dokter, tapi bisakah memberiku jeda untuk mengatur nafasku?" ucapnya dengan nada merajuk. Jimin tau seorang dokter tidak boleh memilih pasien atau menolak pengobatan, tapi bisakah ia beristirahat sebentar?

"Jim dengar, aku tidak ingin berdebat denganmu. Yang jelas ahli bedah ortopedik hanya ada lima di rumah sakit ini. Petama Prof. Park dan Prof. Cha yang kau tau juga sedang berada di gedung PBB, dua ahli bedah lagi sedang libur, ketiga dr. Min sedang menunggumu. Kau sudah menjadi asisten Prof. Park selama dua tahun dan sering menjalani operasi untuk masalah ini. Kau mengerti Jim?"

"Lalu dr. Kim?"

"Yaakk!! Aku kan sudah bilang hari ini ditugaskan untuk merawat pasien VVIP untuk teraphy!" sewot Taehyung karena mendengar omong kosong yang temannga itu ucapkan.

"Enak sekali."

Taehyung menghela nafas panjang, "Yasudah, gantian saja. Bukankah akan sangat mudah untuk merayunya karena dia suka padamu."

CREEPY CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang