20. Creepy choice

306 36 5
                                    


Hari ini UGD begitu ramai. Sedari tadi pagi Eun jae tiba hingga saat siang ini, pasien datang silih berganti. Rasanya lelah, apalagi Eun jae baru saja melakukan operasi darurat. Sendi sendinya sudah minta ingin beristirahat diatas ranjang. Tapi, hal itu tak bisa ia lakukan.

Eun jae harus menghadiri pembukaan cabang baru klinik kecantikan sang Ibu.

Meskipun keadaan sang Ibu tidak baik baik saja, tapi bisnis tetaplah bisnis. Beliau bilang setiap inci bisnis dari kerajaan milik keluarga Cha itu akan selalu ada. Meskipun memang kesehatan sang Ibu saat ini semakin menurun, tapi beliau ingin mewariskan sebaik dan sebanyak mungkin untuk anak satu satunya dan keturunannya kelak, yaitu Eun jae.

Maka dari itu, karna Eun jae adalah anak yang penurut sekaligus istri dan menantu yang baik, Eun jae harus selalu berkata 'iya'. Tak tega juga jiga menolak keinginan sang Ibu. Tak sampai hati jika Eun jae harus mengecewakan Ibu tercintanya.

Duduk dan melihat jam yang menempel pada dinding, Eun jae menghela nafas cukup panjang. Kedua matanya pun terpejam merasakan tubuhnya yang ia biarkan bersandar nyaman pada sandaran kursi. Tugas hari ini telah selesai, jadi Eun jae akan segera pergi.

Ponsel yang tersimpan didalam saku jas putihnya bergetar, "Mengantuk sekali." katanya pelan dengan tangan yang merogoh saku. Melihat layar bertuliskan Jimin is calling, Eun jae segera menggeser tombol hijau dan menempelkan ponsel ke daun telinganya dengan mata yang kembali tertutup.

"Iyaa."

"Jae, aku tak bisa mengantarmu, ada urusan mendadak."

Kedua mata Eun jae terbuka, "Apa tak bisa datang?"

"Bisa, tapi terlambat. Aku akan menjemputmu."

Eun jae mengangguk pelan, "Baiklah. Tapi ingat Jim, ini acara Ibuku, dan kau tau apa yang harus kau lalukan." intruksinya dengan nada agak menekan. Tentu saja, Eun jae tidak mau jika orangtua dan tamu disana mengira jika sang suami tidak memprioritaskan. Itu adalah citra anak konglomerat, tidak boleh terlewatkan.

Disebrang sana Jimin bergumam, "Aku mengerti. Aku tutup."

Sambungan pun terputus.

Kebetulan hari ini Jimin tak memiliki jadwal tugas. Tadi pagi Jimin mengantar Eun jae sebelum pergi bersama Taehyung. Katanya, Taehyung ingin membawa pesanan cincin untuk pernikahannya nanti. Memang Taehyung sengaja pesan ditempat Jimin memesan cincin untuk pernikahannya dulu.

Lantas Eun jae pun segera bersiap karna jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang. Namun ponsel yang ia letakan diatas meja bergetar kembali, bukan panggilan masuk, melainkan sebuah pesan. Ternyata itu adalah pesan dari Jisoo.

Jisooyaa
Aku sudah disini, kau dimana?

Lantas Eun jae pun segera keluar ruangan setelah membalas pesan jika ia akan segera turun ke parkiran basement.

Membelah jalan, kali ini Eun jae diantar oleh Jisoo. Hanya perlu waktu dua puluh menit dan keduanya pun telah sampai. Kedua wanita itu kini tengah duduk dikursi tamu setelah menyapa Tn. Cha dan Ny. Cha juga kedua mertua Eun jae. Situasi disana cukup ramai, mengingat keluarga Cha adalah keluarga terpandang. Banyak kolega, rekan bisnis, dan kerabat Ibu dan Ayah Eun jae yang datang.

"Eun jae, bagaimana kabarmu?"

Eun jae yang tengah minum wine pun menoleh diikuti oleh Jisoo. Lantas Eun jae pun bangun setelah meletakan gelas ke atas meja, tersenyum juga memeluk lelaki yang tingginya kini melebihi tingginya. "Baik, kapan kau kembali?" Eun jae antusias melihat Eun woo yang kini memeluknya. "Mana wanita yang kau bawa saat aku menikah?"

"Ssttt." Eun woo tertawa kecil diikuti anggukan penuh arti, "Aku sudah putus." Katanya agak berbisik. Keduanya pun kini saling berhadapan. "Tadi pagi aku sampai, maaf tak sempat berkunjung kerumahmu."

CREEPY CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang