9. Lebih dekat

390 55 4
                                    

Mata Eun jae perlahan terbuka kala ia mendengar deringan dari ponsel yang tersimpan didalam tas, didalam tas yang diletakan diatas meja nakas dekat ranjang. Tentu dirinya bangun dan meraih tas Pradanya guna mengeluarkan benda persegi kotak yang belum juga berhenti berdering.

Ibu is calling

Digeserlah tombol hijau dan segera menempelkan ponsel kedaun telinganya. Ia juga menyibakan selimut dan menggeser tubuhnya agar duduk ditepi ranjang.

Setelah menutup telfon dari Ibu kesayangannya, Eun jae pun meletakan kembali ponsel ke atas meja nakas. Ny. Cha menghubungi se pagi itu untuk bertanya kabar dirinya dan juga suami barunya.

Suami?

Benar, Eun jae baru ingat jika ia berstatus sebagai istri sekarang. Tapi, kemana suami barunya itu?

Pandangan Eun jae kini menelisir kamar guna mencari Jimin yang belum ia lihat sedari tadi ia bangun. Tapi, atensi suaminya tidak ia temukan. Lantas kaki jenjangnya kini melangkah menuju kamar mandi, ia ingin berendam seraya memanjakan tubuhnya yang saat ini terasa lemas. Sepertinya karena kemarin malam, ia melewatkan makan malam. Mungkin setelah mandi, ia akan pergi untuk mengisi perut kosongnya.

Setelah acara berendamnya selesai, Eun jae duduk di sisi ranjang dengan tubuh yang masih dibalut dengan bathrobe yang tergantung didalam kamar mandi, itu milik Jimin. Satu tangannya sibuk mengeringkan rambut coklatnya dan satu tangan lagi sibuk memegang ponsel. Ia ingin menjadwal ulang masa liburnya. Tidak bekerja membuatnya rindu terlebih jika ia harus berdiam diri saja.

Beep Beep

Terdengar suara pintu terbuka.

Eun jae yang mendengar, tetap duduk tidak menghiraukan. Ia masih sibuk dengan perubahan masa liburnya.

Ceklek

Muncul lah batang hidung Jimin dengan wajah yang terbilang lesu. Ia pun melangkahkan kakinya dan membaringkah tubuhnya diatas ranjang. Eun jae yang hanya melirik sekilas, tetap melanjutkan aktifitasnya.

"Apa kau sudah sarapan?" tanya Jimin yang berbaring dengan mata yang tertutup.

Eun jae menoleh, "Belum."

Jimin mengangguk, "Ayo kita sarapan diluar."

"Lusa aku akan mulai masuk kerja."

Eun jae menyimpan ponselnya. Ia juga meletakan handuk kecil yang tadi ia pakai ke atas meja nakas.

Mata yang tadinya terpenajam, kini terbuka. "Bukankah satu minggu lagi?" Jimin memiringkan tubuhnya melihat Eun jae yang sudah bangun dari duduknya.

"Aku akan bosan, lagi pula apa yang akan aku lakukan," Eun jae membuka koper miliknya yang disimpan Jungkook kemarin disudut dekat lemari besar Jimin.

"Bermain saja denganku," tawar Jimin yang masih melihat Eun jae sibuk mencari pakaian. "Kau tidak akan bosan."

Eun jae yang sudah menemukan celana kain hitam dan juga blouse biru muda, bangun dan melangkahkan kakinya untuk masuk kembali kedalam kamar mandi.

"Dasar kau-!"

Hardik Jimin yang lagi lagi mendapat penolakan.

CREEPY CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang