Jeno menginjakan kakinya malas di SMA milik kakeknya ini. Jika bukan karena bujukan mamanya, Jeno tidak akan mau bersekolah disini.
Dari awal, Jeno memang sengaja tidak berbaur karena dia tidak berniat mencari teman. Dia datang ke sekolah hanya untuk belajar dan melanjutkan perusahaan ayahnya. Jeno sendiri juga tahu bahwa dia sudah banyak dibicarakan oleh para siswa karena sikap dinginnya ini. Tapi Jeno tidak memperdulikan itu semua, terserah orang-orang mau berkata apa yang penting tidak melewati batas saja.
Dan di hari pertamanya sekolah, lagi-lagi Jeno harus menahan kesalnya sebab sang kakek menyuruhnya pulang telat hanya untuk menemaninya bermain catur. Jeno heran dengan kakeknya ini, apa dia tidak punya pekerjaan yang lebih penting sekarang. Setelah hampir satu jam Jeno terkurung di ruangan kepala sekolah, akhirnya ia diperbolehkan pulang oleh kakeknya.
Selama melewati koridor, Jeno mengedarkan pandangannya untuk melihat suasana sekolahnya. Tapi atensi Jeno segera teralih saat melihat seorang siswa yang terlihat kesusahan membawa tumpukan buku paket. Jeno sudah tahu jika siswa itu pasti akan tersandung kardus yang ada di depannya. Makanya Jeno sengaja menghampirinya untuk membantu. Tak butuh waktu lama, siswa itu akhirnya tersandung dan buku yang dibawanya pun berserakan.
"Aishh siapa sih yang nyimpen kardus di tengah jalan kayak gitu?!" Jeno mendengar gerutuan anak itu sambil memunguti buku.
"Makanya kalau jalan itu liat-liat," ucap Jeno lalu membantunya mengambil buku yang jatuh.
Jeno tahu jika anak itu sempat terkejut karena kehadirannya yang tiba-tiba. Dia tadinya mau tertawa saat melihat ekspresi terkejut anak di depannya ini. Tapi ia menahan tawanya karena mereka baru saja bertemu.
"Ayo cepet bawa bukunya." Jeno membuka suara lalu berjalan lebih dulu meninggalkan cowok manis itu.
"Eh tunggu. Siniin buku yang lo bawa, biar gue aja yang bawa semuanya ke perpustakaan," sahutnya.
"Gak usah banyak omong. Cepet bawa sisanya, gue pengen cepet pulang," jawab Jeno lalu membalikkan badannya dan berjalan lebih dulu.
"Hilih, kalau mau pulang ya tinggal pulang. Emangnya gue nyuruh dia buat bantuin gitu?!" gerutu cowok manis itu pelan yang ternyata terdengar oleh Jeno.
Jeno sedikit terkekeh saat mendengar gerutuan anak di belakangnya ini. Sepertinya cowok manis ini senang sekali menggerutu, pikir Jeno.
Mereka telah sampai di perpustakaan dan mengembalikan semua bukunya. Jeno berbalik dan langsung berjalan keluar perpustakaan. Tapi cowok manis itu malah menahannya.
"Tunggu," ucap cowok manis itu menahan lengan Jeno.
"Apa?" Tanya Jeno heran.
Cowok itu menatap cowok itu gugup, "Uhm, nama lo siapa?"
Jeno menaikkan sebelah alisnya sebelum menjawab, "Lee Jeno," jawabnya dibarengi dengan senyuman tipis.
Lalu Jeno pun melanjutkan langkahnya pergi dari perpustakaan.
"SALKEN JENO! NAMA GUE HUANG RENJUN!!!" Teriak Renjun karena Jeno sudah berjalan agak jauh.
"Salken juga, Renjun. Lo manis hehe," ucap Jeno membalas Renjun yang tentunya tidak akan terdengar oleh Renjun.
><><><
"Kamu kenapa senyam-senyum sendiri, sih?" Tanya Yoona yang heran melihat Jeno terus tersenyum sejak pulang sekolah. Apa yang telah diperbuat ayah mertuanya tadi sampai Jeno seperti ini.
"Kakek ngapain kamu, Jen? Kamu gak kesambet, 'kan?"
"Jeno kesambet, Ma," jawab Jeno masih dengan senyuman yang terhias di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] My Lovely Chef || NoRen
RandomRenjun yang dipaksa Jaemin untuk menggantikannya mengikuti lomba memasak dan berakhir dia menjadi salah satu bagian dari keluarga konglomerat kedua di Asia. ><><><><>< •AU •BxB •M-Preg •Fluff Start : 15 Juni 2020 End : 27 November 2020 #1 noren 2020...