>> 34 [Fin] <<

12.7K 1K 411
                                    

Happy Reading!!!

.

.

"Mah, Renjun gak akan kenapa-napa, 'kan? Dia bakal baik-baik aja?" Tanya Jeno dengan raut cemas menghiasi wajahnya.

Yoona mengelus-elus punggung sang anak, "Doain aja semoga dia sama anak kamu baik-baik aja di dalam sana, ya. Kita semua yang ada disini juga khawatir kok tapi kita juga tahu kalau Renjun itu anak yang kuat, 'kan?"

Jeno mengangguk sambil mengusap wajahnya kasar. Di dalam ruangan bersalin sekarang, Renjun sedang mempertaruhkan hidup dan matinya untuk melahirkan si kembar.

Jeno yang kebetulan sedang berada di kantor saat itu jadi terlambat datang ke rumah sakit dan tidak sempat menemani Renjun di dalam ruang bersalin.

Tapi Donghae berkata jika dokter akan memanggilnya jika Renjun butuh dukungan darinya.

Untungnya saat itu, Yoona dan Donghae sedang berkunjung ke rumah Renjun saat pria manis itu mengalami kontraksi, jadi mereka dengan segera membawa menantunya ke rumah sakit.

"Jen, lo belum makan siang, 'kan? Gue beliin lo makanan dulu, ya," sahut Mark pada sang sepupu.

"Gue gak bisa makan sekarang, Mark. Beliin gue jus alpukat aja," suruh Jeno.

"Oh, okay. Gue ke kafetaria rumah sakit dulu," pamit Mark lalu pergi dari sana bersama Jaemin.

Tak lama berselang, salah satu suster keluar ruangan.

"Apa suami pasien sudah datang?"

"Saya, Sus. Ada apa?" Tanya Jeno sambil bangkit dari duduknya.

"Tolong pakai baju steril di ruangan sebelah sana dan masuk ke ruang bersalin. Pasien membutuhkan dukungan dari suaminya untuk melahirkan anak yang ketiga."

Semua orang yang berada disitu terkejut. Anak yang ketiga?! Bagaimana bisa?!

"Hah? Kok jadi tiga? Dapet bonus atau gimana?" Ceplos Lucas yang kebingungan dan langsung mendapat tabokan kasih sayang dari sang tunangan, Haechan.

"Jangan ngelawak dulu bisa gak, sih? Kita semua lagi panik," omelnya.

"Ya ampun, Beb. Siapa yang ngelawak, sih? Aku 'kan kaget kenapa jadi tiga anak," jawabnya jujur.

Jeno tak mempedulikan ocehan dua orang itu, dia dengan segera mengganti pakaian dan mengikuti langkah si suster ke dalam ruang bersalin.

Saat masuk ruangan, dia melihat kondisi sang suami yang sudah tampak kelelahan.

Dengan cepat, Jeno menggenggam tangan Renjun dan terus membisikinya kalimat-kalimat penyemangat sekaligus penenang serta mengingatkan Renjun untuk mengatur napasnya. Dia juga mengusap peluh yang mengalir di pelipis Renjun dan mengusap rambutnya juga.

Lima menit setelahnya, cengkraman tangan Renjun semakin kuat dan akhirnya lahirlah anak ketiga mereka yang disertai sebuah tangisan.

Renjun menetralkan napasnya begitupun dengan Jeno yang ikut bernapas lega. Mereka berdua saling memandang lalu tersenyum hangat.

"Makasih, Sayang. Makasih udah berhasil ngelahirin semua anak kita dengan selamat," ucap Jeno pelan lalu mencium tangan Renjun.

Renjun hanya tersenyum lalu mengangguk menanggapi itu.

"Selamat kepada Tuan Jeno dan Tuan Renjun, ketiga anak kalian semuanya sehat dan tidak ada cacat sedikit pun. Tapi anak yang ketiga ini memang memiliki tubuh yang sedikit lebih kecil dibandingkan dua yang lainnya," ujar sang dokter.

[✓] My Lovely Chef || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang