>> 1 <<

31.9K 4.2K 509
                                    

Happy Reading!!!

.

.

"Jeno, mama gak mau tahu, pokoknya kamu harus mau mama cariin chef pribadi buat ngatur pola makan kamu!" Ucap wanita yang sudah berumur itu.

"Mama, Jeno gak butuh chef pribadi kayak gitu. Jeno bisa jaga pola makan sendiri, Ma." Jeno menolak usulan mamanya itu.

"Mama gak peduli! Kalau emang kamu bisa jaga pola makan kamu, kenapa kamu bisa sampe dirawat di rumah sakit, hah?!"

"Mamaku tersayang, Jeno hanya kecapean aja makanya dirawat di rumah sakit. Jadi, mama gak usah cariin Jeno chef pribadi, ya?" Jeno menatap mamanya penuh harap. Bahkan dia juga memberikan senyum termanisnya berharap sang ibu menuruti keinginannya.

"Gak, mama tetep bakal cariin kamu chef pribadi. Keputusan mama gak bisa diganggu gugat!" Ucap Yoona mutlak.

Lee Yoona, istri dari Lee Donghae dan ibu dari Lee Jeno, Sang Pemilik Lee Corporation. Keluarga mereka merupakan keluarga konglomerat kedua di Asia, setelah keluarga Zhong tentunya. Tak usah diragukan lagi sebanyak apa kekayaan mereka. Bahkan banyak rumor yang beredar jika mereka itu frustasi untuk menghabiskan uang mereka.

Lee Jeno sudah memegang kendali perusahaan ayahnya sejak ia lulus SMA. Sifatnya yang penuh kerja keras dan ambisius membuatnya berhasil mengembangkan perusahaannya itu. Saat ini, perusahaan mereka sudah memiliki cabang di berbagai belahan dunia.

Kembali ke cerita, Jeno menatap ibunya sebal. Jika pada akhirnya ibunya itu tetap memaksa untuk mencarikannya chef pribadi, kenapa dia harus susah-susah berdebat dengan ibunya.

"Jeno, kamu mau chef yang seperti apa?" Tanya Yoona.

"Terserah." Jeno ngambek.

Yoona mengusap rambut Jeno, "Anak mama ngambek, nih? Kemana Lee Jeno yang dingin kalau diluar sana?" Ucapnya menggoda Jeno.

Jeno mencebikkan bibirnya, "Gatau. Jeno marah sama mama." Jeno pergi meninggalkan Yoona di ruang keluarga. Yoona tertawa melihat tingkah anak semata wayangnya, menurutnya jika Jeno ngambek itu kadar imutnya semakin bertambah.

><><><

"Renjun, please. Gantiin gue, ya?" Jaemin memohon pada Renjun.

"Kenapa harus gue, sih? Lo gak bisa cari yang lain apa, Na?"

"Gak bisa, Njun. Gue maunya lo yang gantiin gue. Please ya, Njun." Jaemin memegang tangan Renjun dan menatap Renjun dengan tatapan memelasnya.

"Udahlah, terima aja Njun. Gaada ruginya ini kalau lo ikutan. Hadiahnya mayan loh, lo bakal jadi chef pribadinya CEO Lee Corporation dan bayarannya juga gak kaleng-kaleng, Njun," sahut Haechan.

Renjun menghela napasnya berat, dia sebenarnya malas menggantikan Jaemin lomba memasak. Lagian ngapain juga sih pemilik Lee Corporation itu ngadain lomba masak hanya untuk mencari seorang chef pribadi. Renjun heran dengan pola pikir orang kaya.

"Iya deh iya, gue mau gantiin lo. Tapi, sebagai gantinya, lo harus traktir gue sebulan penuh. Gimana?"

Jaemin mengangguk, "Gampang lah kalau cuma gitu doang. Thanks, Injun!"

"Lombanya kapan, Na?" Tanya Renjun.

"Besok, jam 9. Hehehe," Jaemin nyengir dan menggaruk rambutnya yang tak gatal.

"NANA!" Renjun berteriak kesal pada Jaemin karena memberitahunya mendadak sekali. Sedangkan Jaemin dan Haechan hanya tertawa melihat Renjun yang kesal.

><><><

"Kepada seluruh peserta lomba, silahkan menempati meja yang sesuai dengan nomor yang Anda miliki," Ucap sang pembawa acara.

Renjun berjalan malas menuju mejanya. Disana sudah tersedia bahan makanan dengan lengkap. Renjun menatap tak bergairah semua itu. Dia sebenernya suka memasak dan tidak usah diragukan lagi rasanya. Tapi untuk hari ini, dia merasa malas menggunakan kemampuan masaknya.

"Kalau bukan karena gak tega sama Jaemin, gue gak akan mau berdiri di tempat ini," gerutu Renjun.

"Ah bodo amatlah, gue masak asal-asalan aja biar gak menang," gumam Renjun lalu tersenyum puas. Tidak menyangka bahwa dirinya itu cerdas.

Lomba memasak dimulai, Renjun melihat peserta yang lain sangat berambisi untuk menang. Lagipula, siapa yang ingin menyia-nyiakan kesempatan ini? Dibayar dengan mahal ditambah nanti dapat melihat ketampanan CEO Lee Corporation yang terkenal itu setiap hari.

"Ck, mereka kenapa ambis banget, sih?" Decak Renjun sebal sambil menata piring.

"Untuk seluruh peserta, waktu yang tersisa tinggal 20 menit lagi. Diharapkan untuk bersiap-siap menyelesaikan hidangannya masing-masing."

Dua puluh menit berlalu dan sang pembawa acara meminta seluruh peserta untuk berhenti memasak. Para juri mulai menghampiri meja itu satu per satu. Yang lain merasa gugup saat para juri itu mencicipi masakan mereka. Berbeda dengan Renjun, ia tidak merasa gugup sama sekali karena Renjun memang tidak berniat untuk menang. Ia bahkan optimis jika dirinya pasti tidak akan menang.

"Setelah berunding, juri sepakat jika yang menjadi pemenang adalah..." Sang pembaca acara menjeda ucapannya.

Renjun merotasikan matanya malas, "Tinggal nyebutin nama doang kok susah banget, gue tuh-"

"HUANG RENJUN!!!" Pembawa acara menyebutkan nama pemenangnya.

Mata Renjun membulat, "WHAT?! GAK SALAH?!" Teriaknya.

.

.

Welcome to the new book!!!

Hari ini segini dulu ya, byebye!!!

-Auva✨

[✓] My Lovely Chef || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang