>> 27 <<

9K 1.1K 165
                                    

Happy Reading!!!

.

.

"Selamat datang di rumah!!!" Teriak Renjun setelah membuka pintu dan berlari masuk.

Saat ini mereka sudah pulang dari Swiss. Padahal Jeno masih ingin tinggal lebih lama disana, tapi Renjun terus saja merengek minta pulang dengan alasan rindu dengan orang tuanya.

Jeno pribadi sempat bingung sih, sebab sebelumnya Renjun sendiri yang bilang ingin berlibur selama satu bulan disana. Tapi baru seminggu berlibur, Renjun malah minta pulang.

"Kamu gak capek apa, Njun? Masa langsung lari-larian gitu. Aku aja masih jetlag kayak gini," ucap Jeno dan duduk di sofa ruang tamu.

Renjun menghentikan acara berlarinya dan menghampiri Jeno, "Nono mau Injun buatin apa, hm?" Tanyanya sambil memiringkan kepala dan menatap Jeno lucu.

Jeno terkekeh. Kenapa suaminya ini imut banget?!

"Cukup kamu duduk manis dan gak pecicilan aja aku bakal mendingan kok," jawab Jeno dan Renjun pun segera menuruti keinginan suami tampannya.

"Injun boleh tiduran di paha Nono?"

Jeno menepuk pahanya, "Sini-sini." Renjun tersenyum dan segera meletakkan kepalanya. Menyamankan posisinya dan memainkan tangan Jeno yang sebelumnya dipakai untuk mengelusi kepalanya.

Jeno menunduk dan menatap manusia manis yang sedang sibuk dengan tangannya itu, "Jari aku jangan ditarik gitu dong, Injun. Kalau copot gimana?" Jeno sedikit meringis.

Renjun cengengesan, "Sowry~"

Jeno tersenyum dan mengecup kening Renjun singkat, "Lapar gak, Njun? Mau cari makan sekalian jalan-jalan malam?"

Renjun mengangguk antusias, "MAU! MAU!"

"Let's go!" Seru Jeno seraya mengangkat pria mungil itu.

><><><

"Makasih makanannya, My Boss!" Sahut Lucas gembira.

"Yoi! Thanks banget, Bro! Kebetulan gue sama Nana lagi pengen makan dimsum sekarang," seru Mark.

Loh, kenapa tiba-tiba ada mereka? Jadi ini semua tuh karena keinginan mendadaknya Renjun. Di perjalanan menuju resto tadi, Renjun tiba-tiba menghubungi mereka semua dan memintanya untuk ikut makan malam.

Mereka sih setuju aja, apalagi waktu denger kata 'traktir'. Dengan semangat membara, mereka langsung meluncur menuju resto yang dimaksud. Bahkan sampai lebih dulu dibandingkan dengan orang yang mengajaknya –NoRen–

"Injuniee~ Makasih juga yaa oleh-olehnya~ Ini bagus banget," ucap Jaemin lalu tersenyum.

"Nana suka?"

Jaemin mengangguk, "Suka banget! Pokoknya sepatu ini bakal Nana pake terus hehehe."

Renjun tersenyum lebar mendengar hal itu dan sekarang dia menoleh ke arah Haechan yang sedang sibuk menilik buah tangan bagiannya.

"Kenapa, Chan?"

Haechan mendongak, "Oleh-olehnya hanya ini doang, Njun? Lo gak bawain gue makanan juga gitu?"

Jaemin menoyor kepala sahabatnya yang tidak tahu malu itu, "Masih untung Injun inget oleh-oleh buat lo. Bukannya bilang makasih malah ngelunjak minta lebih. Dasar bocah gak tahu diri," cibirnya dan mendengus kesal.

"Nana jangan galak-galak sama Echan~" sahut Renjun, "Injun gapapa kok. Oh iya, Echan mau makanan, 'kan? Setelah ini, Echan datang aja ke rumah Injun, disana ada banyak makanan yang Injun bawa dari Swiss."

[✓] My Lovely Chef || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang