>> 14 <<

11.6K 1.5K 228
                                    

Happy Reading!!!

.

.

Renjun membuka pintu kamar Jeno perlahan. Dia menyembulkan kepalanya sedikit untuk melihat dulu Jeno sedang apa. Ternyata, kekasihnya itu sedang berbaring dengan selimut tebal yang menutupi sekujur tubuhnya.

Cowok mungil itu melangkahkan kaki kecilnya ke arah ranjang. Dia duduk di tepian ranjang dan sedikit menyibakkan selimut yang menutupi kepala Jeno.

Dia mengusap-usap pelan helaian rambut Jeno.

"Jen... Bangun dulu yuk," ucapnya.

Yang dipanggil malah menggelengkan kepalanya kuat-kuat dan semakin rapat memejamkan matanya.

"Kata Mama, kamu gak makan ya seharian kemaren? Ngapain aja, hm? Sampai kamu tepar kayak gini."

"Kemaren aku terlalu sibuk nyelesaiin kerjaan beberapa bulan ke depan, Njun," jawab Jeno dengan suara parau.

"Maafin aku, ya. Gara-gara kemaren aku gak bisa masak, kamu jadi gak makan. Aku gak becus banget ya," jawab Renjun merasa bersalah.

Jeno yang kaget mendengar perkataan Renjun langsung membuka matanya dan duduk. Dia menatap Renjun lekat dan mengelus pelan tangannya.

"Kamu gak salah, sayang. Ini emang akunya aja yang nakal karena lupa makan. Jangan suka nyalahin diri kamu sendiri kayak gitu loh, aku gak suka." Jeno memicingkan matanya.

Renjun hanya mengangguk dan dia tiba-tiba langsung tersenyum cerah.

"Nah, sekarang gimana kalau aku suapin kamu makan?" Tanyanya terus mengambil semangkuk bubur yang tadi dibawanya.

"Ayo buka mulutnya, Jeno~ Aaaaaa~" Renjun menyodorkan sendoknya. Jeno tersenyum dulu sebelum melahap bubur yang disodorkan.

"Enak?"

Jeno menggeleng, "Pahit, Njun. Lidah aku gak bisa ngerasain apa-apa."

"Terus gimana dong? Kamu mau makanan yang lain? Biar aku buatin sekarang."

"Gak usah, aku makan buburnya aja. Kasian kamu kalau harus masak lagi. Tapi kayaknya aku hanya bisa makan beberapa suap aja."

"Yaudah gapapa, yang penting perut kamu ke isi," ucap Renjun lalu menyuapkan buburnya lagi.

Bilangnya sih hanya bisa makan beberapa suap, eh gak taunya Jeno malah ngabisin semuanya.

Renjun melihat isi mangkuk yang ludes tak bersisa, "Kok habis? Katanya gak bisa makan terlalu banyak."

Jeno malah nyengir, "Kalau kamu yang suapin, buburnya jadi kerasa enak buat aku."

"Gembel," ucap Renjun sambil mengambilkan segelas air. Dia juga mengambil obat untuk Jeno.

"Sekarang minum obatnya, ya~" sahutnya.

Tapi Jeno malah menutup mulutnya dengan kedua tangannya rapat-rapat dan menggeleng hebat.

"Gak mau! Aku gak mau minum obat!" Tolaknya dengan suara yang kurang jelas terdengar oleh Renjun.

"Terus gimana mau cepet sembuh kalau minum obat aja gak mau?"

"Ya gak tau. Tapi pokoknya aku gak mau minum obat."

Renjun menghela napasnya. Gimana caranya ya biar Jeno mau minum obat, pikirnya. Kalau dia sendiri yang gak mau minum obat sih, biasanya Bunda ngebuka paksa mulut dia. Tapi cara itu gak mungkin diterapin ke Jeno, 'kan? Yang ada dia nanti malah makin gak mau minum obatnya. Lagian tenaga Renjun itu gak sebanding sama Jeno.

[✓] My Lovely Chef || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang