>> 6 <<

21.2K 2.8K 520
                                    

Happy Reading!!!

.

.

"Lo sejak kapan pacaran sama Kak Mark?" Tanya Renjun bingung.

Jaemin nyengir, "Baru seminggu yang lalu kok," jawabnya.

"Lah gimana ceritanya kalian bisa jadian? Kalian emang kenal dari kapan? Lo kok gak bilang-bilang ke gue sama Renjun, sih?" Tanya Haechan bertubi-tubi pada Jaemin.

Mark melihat sekeliling, "Mendingan cari tempat dulu yuk buat ngobrol, masa kita berdiri di tengah jalan kayak gini," kata Mark karena takut ngeganggu orang lain yang mau lewat.

"Yaudah, kita ke mekdi deket sini aja! Sekalian minta peje ke Kak Mark sama Jaemin!" Usul Haechan lalu disambut tepukan meriah Lucas.

"Wah bener tuh! Gue suka ide lo, Chan!" Sahut Lucas menimpali usulan Haechan. Sedangkan Haechan sendiri pipinya malah merona, dia tidak menyangka bahwa Lucas tahu namanya.

Akhirnya mereka pun pergi ke mekdi yang kebetulan tidak terlalu jauh dari sana. Disaat yang lain udah jalan duluan, Jeno malah sibuk menepuk-nepuk pundak Renjun.

"Kenapa lagi?" Tanya Renjun yang capek ngehadepin tingkah Jeno hari ini.

"Larinya gak jadi dong, Njun?" Jeno bertanya.

Renjun menggeleng.

"Hhh, tau gitu gue pake baju yang lain aja," keluh Jeno.

"Emangnya kenapa kalau pake baju olahraga?"

"Gue gak pede, Njun. Masa mau makan ke mekdi pake baju ginian." Jeno menunjukkan pakaiannya.

Renjun melihat Jeno dari atas sampai bawah, "Gak masalah kok. Lagian lebih nyaman pake baju olahraga. Lo juga jadi makin ganteng kalau pake baju olahraga kayak gitu" ucap Renjun.

Jeno malah tersenyum jahil pada Renjun. Sadar apa yang telah dia ucapkan, Renjun segera memukul-mukul pelan mulutnya dan komat-kamit mengucapkan kata 'bodoh' berulang kali pada dirinya sendiri.

"Eh, gue kesana duluan ya, Jen! Kayaknya Haechan tadi manggil gue, deh." Belum sempat Jeno jawab, Renjun malah langsung ngacir dari hadapan Jeno. Jeno tahu kalau Renjun hanya mengada-ada saja, dia jadi gemas melihat Renjun yang salah tingkah begitu.

"Jen! Duduk sini, Jen!" Panggil Lucas saat melihat Jeno yang celingukan mencari mereka.

"Udah pada pesen makan?" Tanya Jeno pada mereka.

"Gimana mau pesen makan kalau Haechan sama Jaemin daritadi malah adu bacot." Renjun melirik Jaemin dan Haechan dengan tatapan kesal.

"Gara-gara?" Jeno masih belum paham situasinya.

"Gara-gara Jaemin gak setuju buat bayarin pesenannya Haechan. Katanya, Haechan suka gak kira-kira kalau morotin orang," jelas Lucas dan diangguki oleh Jaemin.

Haechan menatap sinis Jaemin, "Lah emang kenapa kalau gue mesen banyak, hah?! Kak Mark 'kan banyak duitnya!" Haechan ngegas.

"Ya tapi lo pikirin juga dong! Lo kira yang Kak Mark bayarin hanya lo doang?!" Jawab Jaemin lebih ngegas.

Tidak enak dengan pengunjung lain, Jeno pun akhirnya menengahi perdebatan mereka, "Udah udah, biar gue aja yang bayarin semuanya. Jadi kalian gak usah berantem lagi."

Semua yang ada disitu menatap Jeno tidak percaya bahkan Haechan sampai melongo mendengar ucapan Jeno.

"SERIUS?!" Haechan menatap Jeno dengan tatapan berbinar sekaligus tidak percaya.

Jeno ngangguk, "Iya serius."

"Asik! Thanks banget, Jen!" Ucap Haechan antusias.

Haechan menarik lengan Renjun, "Ayo temenin gue pesen makanan, Njun!" Renjun yang belum siap ditarik akhirnya agak terseret mengikuti langkah Haechan.

[✓] My Lovely Chef || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang