Dilain tempat, Rio sudah membersihkan tubuhnya kemudian memakai jaket kulit dan celana jeans tak lupa pisau lipat yang menjadi senjata untuk memuaskan nafsu membunuhnya malam ini.
Kemudian dia berjalan menuju tembok yang terdapat foto Liora yang diberi tanda silang olehnya, yang berarti target korban selanjutnya.
"Oke, meneror Liora cukup untuk hari ini. Tunggu teror dariku selanjutnya yang pasti akan lebih menyenangkan dari yang sekarang." Gumamnya sambil menusuk-nusuk foto tersebut dengan pisaunya.
"Malam ini sebelum aku membunuh Liora, aku akan mencari mangsa baru. Hmm baiklah manusia yang beruntung malam ini, aku datang." Ucapnya dengan senyum yang menyeramkan.
Rio telah sampai ditempat yang sepi, yang jarang dilewati banyak orang. Karena menurutnya, ini tempat yang paling nyaman untuk memuaskan nafsu psikopatnya. Dia bersembunyi dibalik pohon besar sambil menunggu mangsanya datang. Tak lama, seorang anak gadis jalan melintasi jalan tersebut. Kemudian, dia keluar dari tempat persembunyiannya dan menuju ke arah gadis tersebut dan memukul bagian kakinya agar korbannya terjatuh.
"Awww." Gadis tersebut meringis sambil melihat ke arah orang yang memukul kakinya.
"Ri...Rio. Ngapain kamu?" Tanyanya sambil bergerak mundur.
Rio menyeringai sambil memainkan pisau lipat itu ditangannya. Kemudian dia meraih pergelangan tangan gadis itu dan mencengkeramnya dengan kuat hingga gadis itu merintih kesakitan.
"Lepas, Rio. Atau aku aduin kamu pada Astrid supaya dia putus sama kamu!" Ancam gadis itu.
"Silahkan saja. Sebelum kamu bilang sama Astrid, akan aku pastikan hari ini adalah hari terakhir bagi kamu." Jawab Rio sambil memainkan ujung pisau itu dipipi gadis itu.
"Dasar psikopat gila. Apa salah aku sama kamu hah?" Sentak gadis tersebut.
"Salah kamu yaitu menguping pembicaraanku bersama Liora saat waktu di cafe."
"Aku tidak tahu apa-apa, Rio."
"Hahaha memangnya aku bodoh hah? Mulut kamu itu tidak bisa dipercaya, Monica. Nggak tahukan bisa saja suatu saat kamu bilang hal itu pada Astrid."
Ya, gadis itu adalah Monica salah satu teman Astrid, gadisnya. Saat itu mengikuti Liora dan Rio menghajar lelaki yang mengganggu Astrid waktu itu. Tak sengaja, dia melihat Rio mengkuliti lelaki tersebut dengan hanya menggunakan pisau lipatnya. Dan hal itulah yang membuat Rio malam ini ingin membunuh Monica, karena dia memiliki mulut yang sangat tidak dapat menjaga rahasia tidak seperti Liora.
Tidak mau membuang waktunya, Rio segera menancapkan pisau lipatnya ke dalam mulut Monica. Saat itu juga Monica berteriak histeris. Bagi Rio, teriakan korbannya adalah musik yang sangat merdu ditelinganya. Monica berusaha melawan Rio, tapi menurut Rio itu tidak ada gunanya sama sekali.
"Teruslah berteriak, Monica. Oh iya, lidah inikan yang tadi bilang mau melaporkanku pada Astrid? Akan ku potong kalau begitu." Ucapnya sambil memotong lidah Monica.
Setelah memotong lidahnya, ternyata Monica masih saja memberontak dan itu membuat Rio geram. Tanpa pikir panjang, dia menancapkan pisaunya ke bagian jantung Monica dan keluarlah darah mengenai sebagian wajah Rio. Setelah itu, dia mengubrak-abrik jantung dan paru-paru Monica kemudian sayatan itu turun kebagian perut Monica dan mengepang ususnya.
"Yah, mati. Padahal masih seru. Ko mati sih? Yaudahlah, kalau mati. Mending aku ke rumah Astrid sekalian ngapel." Ujarnya sambil menyeringai.
Bersambung...
Jangan lupa vote 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
I Know You're a Psychopath ✅
ContoJudul awal: My Friends Is A Psychopath Liora Sari Wijaya seorang pelajar dari sekolah ternama di Kota Bandung. Selama ini dia tidak menyadari bahwa dia berteman dengan psikopat berdarah dingin. Kabar dijalanan banyak berita tentang seorang psikopat...