Bagian 18(End)

147 15 3
                                    

Semenjak pembantaian seluruh anggota keluarganya, Liora sudah tidak pernah terlihat keluar rumah. Para tetangga menyangka bahwa rumah itu kosong tak berpenghuni. Sedangkan di rumah tersebut, tepatnya di dalam sebuah kamar terdapat seorang gadis yang tampak berantakan. Rambut yang kusut, tubuh kurus, dan terdapat banyak sayatan luka.

Sayatan luka?

Ya, akhir-akhir ini dia sering melukai dirinya sendiri. Kadang dia tertawa sangat kencang seperti tanpa beban, tak lama dia menangis. Gadis itu adalah Liora. Selama ini dia memikirkan apa kesalahannya pada Astrid dulu hingga dia membunuh semua keluarganya.

'hah, membunuh ya? Membunuh," batin Liora.

Tiba-tiba dia berdiri mengambil sebuah pisau dapur yang terdapat di sampingnya dan membawa tongkat kasti. Tak lama dia menyunggingkan senyuman yang sulit diartikan, kemudian merapikan sedikit penampilannya. Dia berjalan keluar rumah dengan pisau yang dia masukan ke dalam saku celananya dan tongkat kasti yang dia sered.

Di depan gerbangnya, dia bertemu dengan salah satu tetangganya.

"Eh, neng Liora masih ada di rumah ini? Saya kira rumah ini udah kosong," tanyanya.

Sedangkan yang ditanya hanya menganggukkan kepalanya singkat lalu melanjutkan perjalanannya. Tujuannya kini hanya satu, yaitu rumah mantan sahabatnya, Astrid.

Tak memakan waktu lama, dia sampai di depan rumah Astrid. Dia melirik kanan kiri untuk mengecek situasi. Ternyata aman. Pandangannya terhenti ke arah sebelah kanannya, di sana terletak mobil Rio. Dia tersenyum smrik.

Dengan sengaja, dia menendang pintu rumah Astrid dan langsung berjalan ke arah ruang tamu yang langsung disuguhi pemandangan sepasang kekasih sedang bercumbu di kursi. Dia berjalan ke arah mereka, dan berdiri di belakang kursi itu.

Tak lama pasangan itu menghentikan aksinya itu. Mereka kaget karena kehadiran Liora yang tiba-tiba. Tapi mereka pandai menghilangkan ekspresi kagetnya. Astrid turun dari pangkuan Rio dan berjalan menghampiri Liora.

"Masih hidup ternyata. Aku kira kamu mati." Astrid menyunggingkan senyum mengejek.

"Udahlah, sayang. Mungkin dia kesini mau temenan lagi sama kita. Tapi maaf, sayangnya kita nggak butuh kamu, Liora," ucap Rio.

"Kita main kasti," jawab Liora singkat sambil menampakkan senyum yang tidak pernah mereka lihat dan senyuman itu berhasil membuat tubuh mereka merinding.

Tanpa curiga sedikitpun, mereka mengiyakan ajakan Liora. Tentu saja dia sangat senang. Tidak perlu repot-repot memaksa. Saat mereka lengah, Liora mengayunkan tongkat itu ke arah leher Rio hingga menyebabkan Rio pingsan. Astrid yang melihat itu menggeram marah.

Saat hendak buka suara, Astrid langsung tersungkur kelantai karena pukulan Liora yang tiba-tiba. Dia mendudukan tubuh mereka ke kursi kemudian mereka diikat. Satu jam kemudian mereka bangun, dan kaget mendapati tubuh mereka diikat. Mereka terus saja berusaha melepaskan ikatan tersebut, tapi sayangnya semakin mereka berusaha semakin kencang pula ikatan itu.

"Bangun juga kalian," ucap Liora yang datang dari arah dapur.

"Lepasin kita, sialan," ucap Astrid.

"Lepasin? Apa kalian pas keluarga gue disiksa sama kalian, kalian lepasin mereka? Nggak kan? Anggap saja ini karma," jawab Liora di hadapan wajah Astrid.

"Itu salah lo sendiri. Kenapa lo bikin masalah sama kita," ucap Rio.

Liora berjalan ke arah Rio dengan aura yang menyeramkan. Dia mengeluarkan pisau yang dia bawa dari rumahnya. Dan mengarahkan pisau itu ke arah tangan kanan Rio.

"Tangan ini kan yang udah bunuh keluarga gue?" Tanya Liora sambil menyayat tangan Rio hingga darah mengucur deras ditangannya.

Rio berteriak kesakitan. Liora tidak suka suara yang berisik. Dia menyumpal mulut Rio dan Astrid dengan sapu tangan. Sedangkan Rio terus bergerak gelisah, menahan perih di tangannya yang digores cukup dalam.

Dia mendekati Astrid yang sudah melototkan matanya tanda dia tidak ingin dilukai. Tapi sayangnya Liora tidak tidak memperdulikan itu. Dia memegang dagu Astrid kuat, hingga Astrid meringis.

"Ah, mata ini yang udah salah paham tentang keluarga gue." Liora mengambil garpu kemudian dia arahkan ke arah mata kiri Astrid hingga bola mata itu keluar.

"Yah, bolanya hancur. Gimana mau main kastinya dong? Ah ya, kan Lo masih ada satu bola mata lagi kan? Mending buat kita main kasti aja, ok. Kamu kan sahabat aku," ucap Liora.

Liora mengambil pisau, kemudian menyayat pipi mulus Astrid hingga tidak berbentuk lagi. Astrid terus menangis dan terus minta dilepaskan. Setelah beres dengan wajah Astrid, dia berjalan ke arah Rio dan langsung menancapkan pisau itu ke leher Rio dan merobeknya hingga ke perutnya. Akhirnya keluarlah semua isi tubuh Rio. Tak lama Rio meninggal. Astrid yang melihat kekasihnya itu menjerit histeris.

"Yah gimana rasanya kehilangan orang yang lo sayang, Astrid? Ini yang gue rasain ketika lo sama Rio membunuh semua keluarga gue."

Tak mau basa-basi, dia segera mencokel mata kanan Astrid dengan brutal. Tanpa belas kasihan, dia terus membelah tubuh Astrid. Hingga ke arah perutnya dia menemukan sosok janin yang kira-kira baru 1 bulan. Dia mengambil janin itu.

"Hi, dek. Lihat, ibumu sudah seperti jalang saja. Udah tau kamu sudah ada di dalam rahim ibumu tapi ayahmu itu tidak mau bertanggung jawab. Nah, sekarang aku baik kan? Aku sudah mengembalikan kamu pada Tuhan. Percayalah hidup ini berat," ucap Liora yang tiba-tiba mengeluarkan air matanya.

Dia meletakan janin itu pada sebuah kain dan melanjutkan aktivitasnya yang tertunda. Pertama, dia memotong leher Astrid hingga kepalanya terpisah. Kedua, tangan dan kaki itu dia potong dengan bagian yang kecil-kecil. Hingga terakhir, dia mengambil organ-organ penting yang ada pada tubuh Astrid dan Rio untuk dia jual.

Setelah selesai, dia pergi dari tempat itu. Dan bagusnya, dia bermain sangat rapi tanpa meninggalkan jejak sedikitpun. Jadi, dia tidak akan masuk penjara.

"Maaf, sebenarnya aku tidak ingin melakukan ini. Tapi, keadaan lah yang memaksa. Bukankah dulu kamu berjanji untuk terus bersamaku dalam keadaan apapun? Lalu sekarang kamu menghianati persahabatan kita karena kamu salah paham. Dan aku tidak bisa menerima itu," batin Liora.

Tujuannya kini akan pindah negara. Memulai semuanya dari awal lagi dengan uang hasil penjualan organ itu dan melupakan semuanya.




















TAMAT

















Buat semuanya terima kasih sudah mendukung cerita ini. Maaf kalau feel-nya kurang dapat, soalnya baru belajar🙏

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Know You're a Psychopath ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang