Bagian 7

237 108 3
                                    

Keesokan paginya, Liora menuruni tangga dengan tergesa-gesa. Hari ini adalah kepulangan kedua orang tuanya dari Amerika. Niatnya dia ingin menyambut kedatangan orang tuanya yang sangat dia rindukan. Dia menyiapkan makanan kesukaan orang tuanya.

Tak lama, bel rumah berbunyi. Dengan sedikit berlari, Liora membuka pintu itu dan setelah melihat siapa yang datang, dia langsung memeluk bundannya.

"Bunda, Liora kangen bunda."

"Iya sayang, bunda juga kangen kamu." Sambil mengelus punggung putrinya itu.

"Ekhm. Ayah nggak dipeluk nih ceritanya? Nggak kangen ayah?"

"Ah ayah, Liora juga kangen ayah." Jawab Liora sambil memeluk ayahnya.

Setelah puas berpelukkan, mereka masuk ke dalam rumah. Pak Nurdin datang sambil membawa barang-barang milik orang tua Liora kemudian pamit untuk kembali ke pos satpam.

"Hmm, bau masakannya enak nih kayanya, Bun." Ucap ayah sambil mengendus-ngendus.

"Iya, nih ayah. Bi Minah masakkin apa nih?" Tanya bunda pada bi Minah.

"Anu nyonya, yang masak bukan saya." Jawab bi Minah.

"Lah terus siapa, bi?" Tanya ayah.

"Non Liora, tuan." Jawab bi Minah sambil menunduk dan pamit undur diri.

"Jadi, ini kamu yang masak?" Tanya bunda.

Liora hanya tersenyum sambil menunjukan deretan giginya yang rapi. Kedua orang tuanya hanya tersenyum dan mengusap lembut kepala putrinya itu.

Selesai makan dan membersihkan diri mereka masing-masing, mereka saling mengobrol diruang keluarga. Liora sangat bersyukur memiliki kedua orang tua yang masih lengkap dan menyayanginya.

"Liora, ayah sama bunda pergi ke rumah temen bunda dulu, ya. Mau ngasih titipan temen bunda. Kamu tunggu di rumah. Kita nggak bakal lama." Ucap bunda.

"Oke, tapi jangan lama, ya." Jawab Liora.

"Iya sayang." Jawab ayah.

Setelah kepergian kedua orang tuanya, Liora hendak menuju dapur untuk mengambil minum. Bel rumah kembali berbunyi.

"Loh, kan ayah sama bunda katanya mau ke rumah temen bunda. Ko sekarang udah pulang lagi. Apa ada yang ketinggalan? Tapi kenapa gak langsung masuk aja?"

Segera Liora menuju ke arah pintu dan segera membukanya. Tapi, saat dibuka dia tidak menemukan siapapun. Matanya melihat ke sekitar dan menemukan sebuah box kecil. Segera dia buka box itu dengan tegesa-gesa. Setelah dibuka, dia menemukan sebuah kertas yang digulung.

"Liora. Sebentar lagi ada akan hadiah yang sangat istimewa bagimu yang tidak akan kamu lupakan seumur hidupmu."

Setelah membaca surat itu, tiba-tiba Liora merasakan firasat buruk. Langsung saja dia berlari ke pos satpam untuk menanyakan pada pak Nurdin tentang siapa yang mengirimkan kotak tadi. Sampai di pos satpam, dia menemukan pak Nurdin sudah tergeletak dilantai dengan kepala yang berdarah.

Segera Liora menelpon ambulan untuk membawa pak Nurdin ke rumah sakit. Tiba-tiba bundanya menelpon. Setelah menerima telpon dari nomor bundanya, lututnya terasa lemas dan tidak sanggup menahan berat tubuhnya. Dia terduduk dilantai dan air matanya luruh begitu saja.













Bersambung.......





















Jangan lupa vote😉

I Know You're a Psychopath ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang