Liora pergi meninggalkan kelasnya dengan perasaan yang hancur. Sahabatnya sendiri tega menuduhnya sebagai seorang psycho padahal kekasihnya sendiri yang psycho.
Liora pergi menuju pemakaman kedua orang tuanya. Persetan dengan sekolahnya yang penting saat ini dia pergi dari sana.
Setelah sampai di pemakaman dia menangis di atas makan bundanya sambil mengadukan tentang kejadian yang menimpanya selama ini. Kemudian dia beralih ke makam ayahnya.
"Ayah, apa kau tau aku punya salah apa sama mereka sampai mereka tega berbuat seperti ini padaku? Kenapa ayah dan bunda pergi secepat ini? Sekarang aku tidak tahu harus berkeluh kesah pada siapa lagi. Kenapa Astrid tidak mempercayaiku, ayah? Kenapa dia lebih percaya pada Rio? Kurang apa aku selama ini pada Astrid? Apa Astrid punya dendam padaku, ayah?"
Tanpa dia sadari, ada seseorang yang memperhatikan dia dibelakangnya dengan tatapan tajam dan membunuh. Kemudian orang itu mendekat ke arah Liora dan berdiri tepat dibelakangnya.
"Ya. Aku memiliki dendam terhadapmu, Liora." Ucap seseorang tersebut.
Liora berasa mengenali suara tersebut langsung membalikan badannya. Betapa terkejutnya dia saat melihat orang yang memiliki dendam terhadapnya yaitu Astrid sahabatnya sendiri.
"Astrid," ucapnya tak percaya.
"Yes, I'm. Aku sudah menunggu sangat lama momen ini." Astrid tersenyum miring.
"Maksud kamu apa, Astrid? Apa salahku?"
"Salahmu? Kamu masih bertanya apa salahmu?" Tanya Astrid penuh penekanan.
"Aku tidak punya salah apapun terhadapmu, Astrid." Liora terpancing emosinya sehingga dia berteriak.
"Baiklah dengan senang hati aku akan memberi tahu kesalahanmu." Jawab Astrid kelewat santai.
"Cepat katakan, Astrid."
"Kamu tahu Supriadi supir pribadi keluargamu dulu?"
Liora hanya mengangguk sambil menunggu kelanjutan cerita Astrid.
"Dia adalah ayahku. Dia adalah ayah yang sangat sempurna bagiku. Apapun yang aku inginkan pasti dituruti olehnya. Saat itu umurku sekitar 6 tahun, ayah menerima tawaran ayahmu untuk menjadi supir pribadinya, kebetulan sekali saat itu ayah sedang tidak memiliki pekerjaan.
Aku pernah sesekali diajak oleh ayah ke rumahmu. Tapi apa yang ku dapat dari rumahmu? Hanya hinaan dari mulutmu itu. Kamu mengataiku gadis miskin dan tidak tahu malu. Dan ternyata bukan hanya aku saja yang mendapat hinaan seperti itu, ternyata ayahku juga mendapatkannya. Hanya saja ayahku tidak terlalu mempersalahkannya.
Mulai saat itu, aku membenci seluruh keluargamu, TERMASUK DIRIMU, LIORA." Cerita Astrid dengan berurai air mata dan penekanan diakhir kalimatnya.
Liora menatap Astrid tak percaya. Selama ini dia berteman baik dengan Astrid. Tidak ada masalah apapun.
"Tapi sekarang kita bersahabat baik, Astrid." Ucap Liora lirih.
"Hah sahabat? Omong kosong macam apa itu?" Astrid tergelak dengan ucapan Liora.
"Maksudmu?"
"Bersahabat denganmu? Itu aku lakukan demi membalaskan dendam ku terhadapmu, Liora. Baiklah aku lelah, tunggu permainanku selanjutnya, Liora." Ucap Astrid sambil berlalu meninggalkan Liora sendiri di pemakaman.
TBC.........
Tunggu part selanjutnya. Jangan lupa tinggalkan vote dan komentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Know You're a Psychopath ✅
القصة القصيرةJudul awal: My Friends Is A Psychopath Liora Sari Wijaya seorang pelajar dari sekolah ternama di Kota Bandung. Selama ini dia tidak menyadari bahwa dia berteman dengan psikopat berdarah dingin. Kabar dijalanan banyak berita tentang seorang psikopat...