Autobiography | 07

43 6 2
                                    

Hati-hati dengan niat. Ucap salah bisa susah.

📝


Aku melangkahkan kaki menuju masjid, setelah mendapat info bahwa setiap Jum'at pagi ternyata juga ada program kerja dari rohis yaitu al Kahfi time. Dimana kita akan bersama-sama melaksanakan salah satu sunnah di hari Jum'at, yaitu membaca surah al Kahfi.

Baru sampai di koridor kelas 11 IPS, aku berpapasan dengan Kak Ghozi yang malah mengajakku ke kantin untuk sarapan.

"Gue udah sarapan kak," kilahku, karena aku ingin segera ke masjid.

"Ya gue belum, temenin lah." ajaknya sedikit memaksa. "Kak, gue ada kegiatan di masjid." jelasku sekalian, supaya dia tidak memaksaku.

Kak Ghozi berhenti melangkah, kemudian menatapku. Ada kilatan marah yang ku lihat, "Kenapa, mau deket-deket sama si Yusuf itu?! Karena udah nolongin lo pas di basecamp itu. Lo suka sama dia?!"

Rentetan pertanyaan Kak Ghozi yang membuat emosi ku memuncak. "Apa si kak, dia cuma kabid gue di rohis!!"

"Ketua bidang dan anggota bidang?! Terus kemarin itu apa?! Bolos sekolah buat ngobrol berdua di tepi sungai ujung komplek itu apa?!"

Mataku membulat seketika, tidak menyangka bahwa Kak Ghozi melihat ku kemarin. Tapi apa tadi katanya? Bolos sekolah buat ngobrol berdua? Mana ada.

"Siapa bilang, cuma gue yang bolos. Kak Yusuf sekolah!!" bantahku tak terima.

Kak Ghozi mendengus kesal. "Bilang aja suka!"

Kemarahanku semakin menjadi, karena merasa dipojokkan seperti ini. "Emang kenapa kalau deket, kenapa kalau gue suka sama Kak Yusuf?" tanyaku sarkas.

Dan tanpa ku sadari, orang yang baru saja ku sebut namanya mematung ditempatnya yang tidak jauh dari ku dan Kak Ghozi. Tapi kemudian dia berdeham pelan dan pergi melewati ku dan Ghozi.

Ah, mah ditaruh dimana mukaku. Padahal tadi niatku hanya untuk menghentikan perdebatan dengan Kak Ghozi. "Lo si kan, gue harus gimana donk" ucapku menyalahkan Kak Ghozi.

"Rasain," balas Kak Ghozi dan berlalu menuju ke kantin.

Arghhh--

Aku berlari mengejar Kak Yusuf, "Kak, tadi itu--" panggilku.

Kak Yusuf berhenti, tanpa berbalik dia angkat bicara. "Waktu di basecamp, saya memang ngga sengaja lewat. Kalau kemarin pagi, saya sudah bilang saya hanya ingin meluruskan persepsi kamu. Saya tahu kamu ngga aktif dalam organisasi karena dalam masa-masa terpuruk. Dan tadi pagi, itu hanya sebagai pengingat yang harus kamu lakukan itu bangkit. Jadi jangan dianggap lebih". Kemudian dia melanjutkan langkahnya.

Aku menatap kepergiannya dengan tatapan tak terbaca. Dalam hati, 'Jadi cuma lewat ngga menetap'. Aku sendiripun tak mengerti apa maknanya, hati yang berbicara.

Aku mengingat kembali tujuanku tadi, ke masjid. Aku segera bergegas dan mencoba melupakan masalah tadi.

Aku memilih duduk di dekat jendela, menghirup udara pagi yang menenangkan. Juga menikmati mentari pagi yang menghangatkan. Sambil menunggu yang lain aku memainkan ponsel genggam ku.

"Tumben," ucap seorang perempuan yang tiba-tiba duduk disebelah kananku, diikuti Dira di sebelah kanannya.

"Apa si lo!" jawabku ngegas. Aku tahu itu adalah sebuah sindiran karena memang aku jarang sekali ikut kegiatan di rohis walau aku tercatat sebagai anggota.

"Dih, ngerasa ya?" tanyanya yang lebih terdengar seperti ejekan.

"Lo kalau mau ngajak ribut jangan disini, gue tantang basket pulang sekolah. Berani ngga lo?" tantangku dengan nada yang sedikit meremehkan.

"Siapa takut," jawabnya menerima tantangan ku. Khanif menoleh ke sebelah kanannya, menghadap Dira. "Lo harus hadir Ra, buat menyaksikan kemenangan gue". Ternyata selain pemarah, Khanif juga terlalu percaya diri.

Tepat 15 menit sebelum bel masuk, membaca surah al Kahfi dimulai. Kalau kalian bertanya apa keutamaannya, akan aku share 2 diantaranya.

Pertama, diterangi cahaya. Dalam hadits riwayat ad Darimi, "Barangsiapa yang membaca surat al Kahfi pada malam Jum'at dia akan disinari cahaya antara dia dan ka'bah".

Kedua, terhindar fitnah dajjal. Dalam hadits riwayat muslim nomor 804, "Barangsiapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surat al Kahfi. Maka ia akan terlindungi dari Dajjal (fitnah)".

Nah, jangan lupa untuk membaca al Kahfi hari ini yah.

📝

"Barakallah Assya, udah ikut" sambut Kak Salsa setelah selesai kegiatan.

"Ingetin aku terus ya kak," 

"Pasti, disini kita sama-sama belajar kok. Semangat yah!"

Aku mulai merasa nyaman kini, dikelilingi orang-orang yang memang benar-benar peduli.

"Dira," panggilku pada Dira yang sudah mau meunju kelasnya.

"Ya?"

"Gue, mau nanya,"

"Tanya apa?"

Sebenernya aku sedikit ragu untuk menyatakannya. "Emmm, kalau kita ngelakuin sesuatu karena seseorang tuh salah ngga?" tanyaku hati-hati.

"Emang lo ngelakuin sesuatu karena siapa?" tanya Khanif. Kenapa jadi dia yang kepo?

"-------"

♥️
—————

Maaf, update nya sedikit telat.
But, nggapapa ya.
Stay tune¡

AUTOBIOGRAPHYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang