03 : Omake

665 83 20
                                    

Omake itu bonus. Dalam Chap 01 : Sehun, ada semacam omake yang kutulis dengan AUTHOR POV.

Dibaca ya... dikit kok...

.

.

.

.

.

OMAKE : AUTHOR POV

Namanya Wu Chanyeol. Tidak dengan kedua orang tuanya, Chanyeol memiliki nama kelahiran Korea karena diberikan langsung dari sang nenek.

Di usianya kini, Chanyeol dikenal cerdas dan jenius. Dia tak lagi duduk di bangku taman kanak-kanak, tapi langsung ke sekolah dasar tingkat dua. Mama papanya bangga atas prestasi itu. Sehingga keduanya cenderung memanjakan Chanyeol.

Bocah tujuh tahun itu tak kekurangan kasih sayang. Seluruh keluarga besar Wu juga gemas padanya. Kehidupannya seakan pangeran di keluarga tersebut. Sepupu-sepupunya bahkan tak canggung mengatakan suka padanya. Tapi begitulah tabiat Chanyeol, dengan kepolosannya, dia menolak sembari berkata, 'tunggu sampai Yeolli besar ya!'

Sekarang Chanyeol berada di rumah sakit. Mamanya tengah menjenguk salah seorang teman. Teman sang mama biasa Chanyeol panggil 'Kyungsoo-ahjumma'. Saking lamanya mereka mengobrol, Chanyeol jadi bosan dan berjalan keluar dari kamar inap teman mamanya tersebut. Alhasil, Chanyeol lepas dari pengawasan mamanya. Sepanjang lorong rumah sakit, tak jarang banyak wanita dewasa atau remaja menyapanya dan gemas mencubiti pipi gembulnya. Chanyeol tak risih. Dia sudah biasa kok.

Mata bulat serupa sang mama itu melebar senang saat melihat dokter yang dia kenal. Dia ingin berseru memanggil dokter tersebut.

"Suho-ahjus--"

Chanyeol terdiam saat dokter itu pergi begitu saja, seakan tak merasakan keberadaannya. Chanyeol menoleh pada kamar inap yang pintunya tak tertutup sempurna. Kamar tempat tadi dokter Suho keluar. Chanyeol perlahan membuka pintu kamar itu, dan bibirnya melongo saat dia temui senyum seorang gadis cantik duduk di atas ranjang.

Gadis itu mungil. Matanya sedikit sipit, persis sang papa. Rautnya memang pucat, tapi bibirnya memerah dan rambutnya tergerai cantik. Chanyeol suka, sangat suka, sampai dia terkejut karena gadis cantik itu menegurnya.

"Nugu?"

Bocah tampan itu perlahan menutup pintu. Dia mengibaskan jaketnya, mengelap tangannya, lalu mengulurkan tangan menyalami si gadis cantik.

"Namaku Yeolli..!"

Gadis mungil itu menyimpul bibir, lalu balas menjabat tangan bocah itu.

Senyum persegi muncul menghiasi manisnya si gadis.

"Baekki!"

Setelah jabatan tangan itu terlepas, Chanyeol tak bisa untuk tak memandang gadis cantik itu. Kali ini si gadis menunduk dan terfokus pada buku sketsa dan pensil di genggamannya.

"Baekki menggambar apa?"

Si gadis menoleh.

"Appa Baekki! Baekki suka Appa Baekki!"

"Kalau begitu, apa bisa Baekki menggambar Yeolli?" celetuk Chanyeol.

Gadis mungil itu memajukan bibirnya sambil mengetuk dagu dengan ujung pensil. Kepalanya menggeleng lemah, "Baekki harus sayang Yeolli dulu baru Baekki bisa menggambar Yeolli... hehehe!"

Sontak pipi Chanyeol memerah, "sayang...ya?"

Lalu keheningan tercipta di antara keduanya.

Chanyeol menikmati wajah samping Baekhyun yang serius.

Dan, Baekhyun sibuk menggambar wajah appa-nya sambil terkikik geli.

Chanyeol mengambil kursi. Duduk di sana dan bertopang dagu, dengan sikut tangan di ranjang tuk menyangga. Bocah itu asyik memperhatikan Baekhyun, kedua kakinya mengayun, dan bibirnya tersenyum senang.

Sedetik kemudian Chanyeol terpaku saat si gadis mungil berkata, "Yeolli mau jadi teman Baekki?"

"Hm..." Chanyeol menggeleng lemah. "Yeolli tidak mau!"

"Eh?" Mata cantik itu langsung berkaca-kaca. Chanyeol terkikik geli dan mengapit hidung Baekhyun seraya berkata,

"Jadi istrinya Yeolli, mau? Kata papa, beliau suka mama makanya mama jadi istri Papa. Lagipula... Baekki cantik sih, Yeolli suka seperti papa suka mama!"

Mata Baekhyun mengerjap-ngerjap. Tanpa pikir panjang, meski tak mengerti maksud Chanyeol, Baekhyun mengangguk mantap.

"Baekki juga suka Yeolli!"

Tapi siapa yang menyangka, ucapan seorang bocah pada gadis mungilnya akan kembali terulang diwaktu tak tepat. Dan saat ucapan itu terulang dengan pembawaan berbeda...

...akankah jawaban si gadis masih sama?

.

.

.

.

.

TBC

AUTHOR NOTE :

Makasih atas dukungannya!

Surabaya, 27 Juni 2020

Two in One (HUNHAN GS) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang