15 : Sehun

577 76 48
                                    

Budayakan 32+ vote ya!

Aku mau bilang, lagi mode semi-hiatus!

Beri aku mood banyak agar aku mampu up di tengah kesibukanku 😁. Jadi gak beneran semi hiatus gitu 🤣

Oke, met baca!

Tertanda,

Penyuka sisi iblis Cast Sehun

.

.

.

.

.

Hari-hari selanjutnya kulewati dengan banyak kesibukan. Utamanya adalah syuting drama dan film.

Hubunganku dengan anakku sekarang lebih baik. Kami saling menguatkan. Baekhyun juga mulai belajar lebih giat di bidang akademik demi mengetahui wajah ibu kandungnya. Bukan masalah. Aku bisa menggunakan foto Seulgi---sahabatku yang sudah meninggal lima belas tahun lalu---untuk Baekhyun anggap sebagai ibu.

Di masa sekolah, Seulgi selalu gencar mengejar-ngejar cintaku. Ini serius. Dia memang gadis ambisius dan pribadinya sangat ceria. Dia tidak pernah risih dan canggung bersahabat dengan pria yang juga disukainya. Keceriaannya membuatku nyaman bersamanya.

Dia juga mengenal Luhan. Hubungan mereka kurang baik karena Luhan selalu mencurigai Seulgi sebagai orang ketiga di antara hubunganku dengan Luhan.

Di masa lalu,

Tepat setelah Shixun menyerahkan Baekhyun versi bayi padaku, Seulgi mengunjungi flat sederhanaku. Dialah yang selama ini membantuku menghadapi dunia luar rumah, ketika kehidupan kejam tidak ramah bagi remaja ingusan sepertiku.

"Bayi punya siapa yang kau bawa, Hun-ah?" Tanyanya dipenuhi senyum canda. Kami bicara di atas permadani tipis, duduk berhadapan, dengan Seulgi sibuk menekan-nekan pipi gembul Baekhyun.

Aku tersenyum lirih, "anak kandungku."

Senyumnya luntur. Dia menjauhkan jarinya dari pipi bayiku. "Aku tidak salah dengar, kan? Usiamu baru tujuh belas tahun dan kau sudah punya bayi?"

Aku menunduk malu sambil menggendong Baekhyun. Bayiku sangat anteng. Baekhyun hanya menatapku dan tangannya sesekali menepuk-nepuk dadaku.

"Apakah kau malu memiliki sahabat 'nakal' sepertiku, Seulgi?"

Seulgi menggelengkan kepala. Aku tertegun melihat cengiran imutnya. "Kau sahabatku! Senakal-nakalnya dirimu, toh... Kau akhirnya bertanggung jawab merawat anakmu disaat kau putus sekolah. Aku bangga padamu, sobat!"

Sangat disayangkan, sebaik apapun Seulgi, hatiku takkan bisa berpaling padanya. Aku curiga, sepertinya hatiku punya sisi masokis tersendiri. Di mana hatiku condong pada dia yang melukaiku.

"Terima kasih sudah bertahan menjadi sahabatku, Seulgi..."

"Ne!"

Di tahun-tahun selanjutnya, Tuhan menyadarkan satu kenyataan...

...bahwa keadilan bukanlah sama berat, sama balasan, atau sama dari segi lainnya.

Terkadang, keadilan berupa ketimpangan.

Two in One (HUNHAN GS) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang